"SEAN BANGSAT GUE KAGET!!!!"
Petra harus merelakan pagi indahnya dengan kejutan paling menyebalkan karena saat membuka pintu ada sosok Sean yang mengejutkannya.2 years, really make all the things in his life changed so much.
"Tingkat kebencian gue semakin bertambah sama lo pokoknya! Gue ga mau tau!" Kan. mulai nih orang nyerocos ga jelas.
Sadly, sean hanya tersenyum simpul menanggapi Petra. Tidak ada acara adu mulut kayak ibu-ibu yang lagi rebutan diskonan di pusat perbelanjaan seperti biasanya. Tentu saja perubahan mood Sean hari ini membuat petra bingung. Lelaki berisik itu mendekat ke arah Sean, diperhatikannya penampilan Sean dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu, punggung tanganya menempel tepat di kening mulus Sean. "ini beneran Sean ga sih? Kok diem doang? Aneh bet lo." Monolognya.
Kelamaan, dan itu membuat sean jengah dengan keanehan Petra. Tangannya beralih menyingkirkan tangan lentik petra dari dahinya. Kan nyebelin, orang lagi serius serius gini ,dia masih bisa becanda. Heran. Eh tapi ga heran sih, namanya juga Petra kan ya?
"Apasih pet, lebay banget lo!" jawabnya.
"Haahh." Petra meraih nafas dalam dan mengelus dadanya pelan. "Gue hampir ngira lo kesambet anjir. Untung engga." Ucapnya sambil mengurut dadanya.
Sean hanya bisa menutup mata sambil menghirup udara paginya yang semoga aja masih ada sisa udara bersih setelah kedatangan Petra.
"Btw, gue mau ngomong serius." Ucapnya dan Sean hanya meliriknya malas.
"Jadi gimana?" tanya Petra sembari mendudukkan diri di hadapan Sean.
"Apa?"
"Ga usah sok nanya balik. Lo ngerti apa yang gue tanyain sekarang."
"Apasih anjing. Ngomong tuh yang jelas! Lo liat ya, kepala gue tu udah banyak banget gang-gang kecilnya. Kalo lo mau nyari alamat trus cuma tau kotanya doang, sama aja boong." Balas Sean lagi, tampaknya hari ini bukan harinya Sean. lelaki itu bahkan menjawab semua pertanyaan Petra dengan nada yang menyebalkan.
Dengan sok polosnya Petra kembali membuka suara."Astaga Sean. mulut lo kok kasar banget sih ngomong-ngomong anjing. Si anjing ga salah lo bawa-bawa. Jahat lo."
"anji-" belum sempat membalas kata kata petra,
Buuuukkk
"ng." Sean mengusap pelan wajahnya yang terkena lemparan api kaleng fantanya Petra.
Dengan memaksakan cengirannya, Sean merapikan rambutnya yang berantakan akibat lemparan bantal dari manusia dihadapannya. "bangsat sekali kau nak." Tambahnya.
"Ehehehe, jangan tegang dong sayang. Gue jadi ilfeel liat lo kayak tadi. Alergi shay."
"Lo kenapa sih tai? dateng malah bikin rusuh. Yang jelas bangsat!"
"heh mulut lo ntar gue cubit beneran ya Yan kalo masih ngomong kotor. Sekarang serius. Quiesha njir maksud gue tuh. Emang apalagi sih yang kita bahas kalo bukan tentang dia? Capek gue liat lo, makin lama kok idiotnya bertambah!"
"Ooh Quiesha" jawab sean seadanya. Posisinya kini, Sean tengah menahan emosi dan amarahnya agar tidak meledak mendengar setiap ucapan yang terdengar dari mulut Petra.
"Lah kok cuma gitu doang?"
"Emang lo mau gue jawab apa?" Sean balik bertanya. Sesekali tangannya menekan asal
"ya apa kek. Lo bakal diem aja sampe nunggu dia beneran sakit jiwa ya?"
"She is." jawab Sean lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby,Good Night! (Completed)
FanfictionCukup. Hanya itu. Cukup bahagia, cukup tertawa. Hingga kecewa dan sedihpun tak akan terlalu terasa dalam dan menyakitkan. ''Harusnya dulu, gue ga memaksa keadaan untuk di samping dia setiap waktu'' Dan ketika katanya keajaiban itu hanya datang sekal...