5. Sorry

677 79 1
                                    

Setelah kejadian di rooftop dan kantin sekolah 5 hari lalu, Jinhwan dan Hanbin masih belum saling bicara.

Jangankan untuk saling bicara, jika tidak sengaja bertemu di koridor sekolah pun, baik Hanbin maupun Jinhwan akan sama-sama menghindar.

Sejujurnya, Hanbin merindukan jinhwan. Ia merindukan tawa namja mungil itu.

Merindukan umpatan-umpatan dan kata 'bodoh' keluar dari bibir manis Jinhwan saat Hanbin mengusilinya dan juga merindukan pukulan pukulan dari Jinhwan untuknya.

Tapi Hanbin masih kesal pada Jinhwan, karena Jinhwan seperti sangat menyukai Yunhyeong. Hanbin takut, ia takut Jinhwan akan lebih asik dengan teman barunya itu dan melupakan Hanbin.

Jinhwan pun sebenarnya merindukan Hanbin. Saat di smp dulu, Jinhwan tidak pernah lepas dari tingkah jahil sahabatnya itu. Hanbin pasti akan mendekatinya dan mengusili sahabat manisnya itu.

Pun saat libur sekolah atau sepulang sekolah, Hanbin biasanya datang kerumah Jinhwan untuk sekedar menumpang makan, meminjam barang-barang Jinhwan, atau bahkan menginap disana saat orang tuanya sedang pergi.

Namun, semenjak kejadian itu, Jinhwan menjadi sangat pendiam dan sering melamun. Entahlah, dia merasa sangat sedih dan kecewa. Jinhwan tidak menyangka bahwa Hanbin akan membentaknya seperti itu, dan hal itu membuat Jinhwan sangat kecewa terhadap Hanbin.

Jinhwan tidak suka dibentak, dan hanbin tau itu. Tapi saat itu Hanbin membentaknya, itulah yang membuat Jinhwan kecewa.

Yunhyeong menyadari bahwa sudah 5 hari ini Jinhwan jarang sekali bicara, ia hanya menjawab singkat bahkan hanya dengan anggukan atau gelengan saja jika ada yang bertanya padanya. Sejujurnya, Yunhyeong sedikit khawatir melihat teman barunya seperti ini.

"Jinhwan-ah, ada apa denganmu? Kenapa akhir-akhir ini kamu menjadi pendiam? Apa kau ada masalah? Ceritalah padaku jika kamu butuh tempat cerita. Siapa tau aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu," Yunhyeong mengusap lembut tangan Jinhwan.

Jinhwan yang mendapat pertanyaan itupun hanya menggeleng lemah. Ia ragu untuk bercerita pada Yunhyeong, mereka belum dekat, dan Jinhwan takut Yunhyeong tidak bisa menjaga rahasia. Atau mungkin yang terburuk, Yunhyeong menertawainya setelah ia bercerita tentang hal ini.

"Aku tidak apa, Yunhyeong-ah, tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja," Jinhwan menoleh dan menatap Yunhyeong dan tersenyum dengan senyuman yang dibuat-buat.

"Aku tidak bodoh, Jinhwan. Mulutmu mengatakan tidak ada apa-apa, tapi raut wajah dan matamu menggambarkan kesedihan. Hmm.. kita sedang free class sekarang, kan? Apa kau ingin ikut denganku?"

"Kemana? Apakah tidak apa kita berada diluar kelas? Aku takut."

"Tidak apa, Hwan. Lagipula semua guru sedang rapat jadi tidak masalah. Ayo!" Yunnhyeong meyakinkan Jinhwan dan menarik pelan lengan Jinhwan agar Jinhwan mau ikut dengannya.

Yunhyeong mengajak Jinhwan berkeliling sekolah. Saat melewati koridor dekat lapangan basket, Jinhwan melihat seseorang yang tidak asing baginya.

Orang itu sedang bermain basket bersama namja yang menggodanya beberapa hari lalu didepan Hanbin, dan sukses membuat Hanbin memarahinya. namja itu, namja yang Jinhwan harapkan akan menghilang untuk selamanya setelah kejadian itu, namja itu, Song Mino.

Selagi berjalan, Jinhwan menatap kearah Hanbin dan Mino yang sedang bermain basket dengan tangan mengepal menahan amarah. Tepatnya, jinhwan menatap mino dengan tatapan benci.

"Hanbin sudah sangat akrab dengan Mino rupanya. Namja itu yang sudah membuatku dan Hanbin seperti ini. Aku membencinya," batin Jinhwan.

Jinhwan terlalu sibuk menatap Hanbin dan Mino hingga tidak menyadari bahwa ada dua anak tangga dihadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful Farewell (아름다운 작별) [BINHWAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang