Fayla Pov
setelah selesai sarapan aku dan mereka _Vani dan Moly_ bersantai di balkon kamarku. Mereka mengikutiku rupanya, ha.. Lihat wajah mereka masih pucat seperti mayat hidup daritadi, padahal aku cuma mengatakan kalau kita akan berlatih dengan klan musuh. -batinku.
"Seberapa parah luka yang akan kita dapatkan?" tanya Moly. yang sudah duduk pada bangku yang ada di ikuti oleh Vani sementara aku hanya bersandar pada pagar balkon tak jauh dari mereka. "Kau ingat luka yang aku dapat dari latihan waktu itu ?" tanyaku. "I-iya" jawab Vani gagap. "Mungkin seperti itu" jawabku enteng. Aku melihat mereka menelan saliva mereka. "HAHAHAHAHAHA.." seketika tawaku membahana. Aku bisa melihat mereka sekarang sedang memasang wajah bodohnya masing-masing. Tapi karna itu aku tidak bisa menahan tawaku yang semakin keras.
Vani Pov
Fayla itu kenapa sih udah tau aku dan Moly sedang ketakutan tapi dia malah tertawa keras sekali. "Ih.. Kau malah tertawa, sudah tau aku dan Moly sedang takut!" kataku marah. "Iya, kau ini bagaimana sih" kata Moly ikutan marah. Akhirnya Fayla bisa menghentikan tawanya. "Hehehehe.. Maaf.. Maaf, lagian wajah kalian itu, ketakutan sekali padahal cuma melawan klan musuh saja" katanya enteng.
"APA KAU KIRA KLAN MUSUH ITU MUDAH DIKALAHKAN ? TIDAKKAN, KITA BISA SAJA MATI TERBUNUH!" teriakku.
"Sabar Vani" kata Moly berusaha menenangkanku. "Tenang dulu, kita memang akan berlatih dengan mereka. Tapi bukan berarti kita itu melawan musuh. Aku punya teman dari klan vampire, demon, dan wirewolf. Jadi kita akan berlatih dengan mereka" kata Fayla menjelaskan. "Tuh kan, sabar dulu. Karna aku yakin Fayla pasti tidak akan membiarkan kita mati begitu saja" kata Moly. Aku hanya bisa menunduk dan mengutuk diriku sendiri dalam hati. "Sudahlah, aku tau kalian takut. Tapi kalian tidak boleh kalah dari rasa takut kalian sendiri. Kalian harus melawan rasa takut itu, karna jika tidak kita bisa kalah dalam perang nanti. Dan tentu saja itu akan berakibat sangat fatal bagi kaum kita" kata Fayla. "Maaf.. Maaf karna aku terlalu takut. Aku terlalu takut akan kematian, aku takut kita tidak akan bersama lagi, aku takut tidak bisa melihat kalian lagi. Juga aku sangat takut jika aku tidak bisa merasakan apa arti cinta yang sebenarnya" kataku mulai terisak. "Oh, ayolah Vani. Semua tentang kematian, kehidupan, jodoh, juga sahabat. Sudah diatur oleh tuhan" kata Moly. "Iya, kau tenang saja lagi pula aku sudah berjanji untuk mempertemukan kalian dengan mate kalian, jadi aku tidak akan pernah mengingkari janjiku sendiri. Dan aku juga berjanji aku akan terus bersamamu untuk membantu dan melindungimu sebagai seorang sahabat yang terbaik" kata Fayla dengan senyuman manisnya. Dan dijawab anggukan setuju oleh Moly. Aku tidak bisa menahannya lagi. Saat itu juga aku menangis dan memeluk mereka berdua, menangis sejadi-jadinya. Aku terharu? Tentu aku terharu. Aku benar-benar bahagia dapat mengenal mereka.
Aku juga akan melindungi kalian teman-teman, pasti -batinku.
"Aku juga Vani. Aku akan melindungi kalian" kata Fayla yang membaca pikiranku. Aku hanya tersenyum menjawab perkataan Fayla. Dan begitu pula Moly. Akhirnya acara peluk-pelukan pun berakhir.
"Tapi sebelum itu kalian harus berlatih menjaga dan membaca pikiran agar kita tidak mudah dijebak" kata Fayla. Aku hanya mengangguk sebagai ungkapan setuju. "Aku tidak usah berlatih membaca pikiran bolehkan?" tanya Moly. "Eh?, kenapa?" tanyaku bingung. "Karna aku sudah bisa. Hehehe.." cengir Moly. "Kau curang" kataku. "ya sudah, tapi apa kamu bisa menjaga pikiran kamu agar tidak dibaca orang?" tanya Fayla. "Belum" kata Moly jujur. "Ish, kau ini. Ya sudah kita mulai berlatih saja sekarang. Setelah selesai dari latihan ini kalian lanjutkan latihan menggunakan senjata kalian dan element kalian masing-masing. Setelah mulai ahli baru kita berlatih dengan klan musuh" kata Fayla. "Oke" kataku. "Baiklah" Kata Moly. "Aku hanya memberi teori, soal praktek kalian bisa berlatih bersamakan?" tanya Fayla. Aku dan Moly saling pandang dan kami mengangguk setuju pada Fayla.
Akhirnya kami diterangkan bagaimana caranya membaca pikiran orang, dari mulai fokus pada orang yang akan jadi korban sampai cara untuk menutupi pikiran kami dari para pembaca pikiran. "Kalian sudah paham?" tanya Fayla. dan dijawab anggukan oleh aku dan Moly. "Baiklah, kalian bisa mulai berlatih sekarang. Tapi aku tidak bisa menemani kalian ada tugas yang harus aku selesaikan dulu" kata Fayla, ada nada kecewa dari caranya bicara. "Tugas apa?" tanya Moly. "Nanti juga kalian akan tau, jika sudah saatnya. Kalian akan kuberitahu." kata Fayla yang langsung terbang entah kemana.
"Sudahlah, ayo kita latihan. Makin cepat kita bisa, makin cepat kita tahu dan membantu pekerjaan Fayla" kata Moly. Dan dijawab anggukan olehku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)
FantasyFayla seorang gadis tomboy yang merupakan Angel Element api. dia yang selalu tahu sesuatu dan paling banyak memiliki rahasia. Siapakah dia sebenarnya? Zyko adalah lelaki yang merupakan mate Fayla yang juga Angel Element api. satu pertanyaan besar da...