Seorang pemuda dengan pucuk rambut di bagian poninya sedang berjalan santai. Sambil bergumam-ria dia sesekali menendang batu yamg tak berdosa itu. Tak biasanya, hari ini dia pergi sendirian saja. Biasanya berangkat dengan teman sejawat merangkap saudaranya. Tetapi itu tidak membuat senyuman cerianya menghilang, ia tetap bergumam dan gumamnya hilang saat ia melihat ke depan.
Gak, dia tidak melihat seekor anjing, jika itu terjadi dia pasti sudah lari terbirit-birit seperti orang berlari dari ruangan yang lampu saklarnya dimatikan oleh dirinya sendiri. Dia hanya melihat bahwa gerbang sekolah yang akan dia masuki ini tertutup.
Yah... dia baru ingat kalau dia sedang terlambat, makanya juga dia gak berangkat dengan temannya itu. Maklum dirinya memiliki daya tahan ingat yang rendah, serendah harga rupiah yang semakin turun. Namun itu tidak menghalanginya untuk tetap sekolah, otak boleh pikun tapi tetap selalu encer.
" Yah sudah, tinggal panjat doang. Apa sih yang gak bisa dilakukan oleh seorang Wei WuXian?" sambil cengiran diapun langsung dengan sigap memanjat, bak seorang maling ayam yang sudah berpengalaman di bidang permalingan. Hump! Dan dia mendarat dengan sempurna saudara-saudara permisa! Tidak ada luka lecet di tubuhnya bahkan debu tak sedikit pun menyentuh bajunya.
" Hehehe, sekarang lenggang aja masuk deh seperti air mengalir di sungai dekat rumah. " ucapnya sambil berjalan masuk dan menuju tempat berkumpulnya siswa-siswi baru.
"Toleh kanan, toleh kiri kulihat saja. Banyak manusiaaa~" Seperti itulah yang dipikirkan WuXian di tempat dia berdiri sekarang. Dia mencari sejawatnya dan lucky, sejawatnya ternyata di posisi ke lima dari belakang. Yah gak dekat amat sih taoi itu lebih baik daripada teman sejawatnya di depan terpampang dengan kepala sekolah yang sedang jualan obat, errmm maksudnya berpidato. Ia langsung berjalan masuk ke barisan di depannya.
"Permisi! Permisi! Air panas! Air panas!" ucapnya sambil tetap masuk di himpitan manusia. Dan banyak respon komentar terjadi saat penyusup masuk ke gerombolan mereka
"Ihh apaan sih nih anak"
"Adawwww kakikuuu!!"
"Kyaaaa!!! Itu Wei WuXiannn"
Dan karena mendengar nama yang sangat akrab di telinganya, teman sejawat WuXian menoleh. Raut wajahnya masam karena seperti biasa, WuXian membuat onar lagi dengan menyerobot masuk. Si empu yang tak sadar dengan perbuatannya membuat ricuh sekitarnya cuma cengir dan langsung merangkul sejawatnya.
"Heiii teganya dirimu, meninggalkanku dihari pertama masuk sekolah. Apa yang kamu lakukan itu, jahat A-Cheng~" ucapnya dengan bibir disengaja manyuin minta. Rencana membuat wajah manis dan itu berhasil, orang-orang tang awalnya ingin menampol WuXian beralih ini mencubit wajah itu dengan gemas. Tapi... tidak dengan Jiang Cheng! Dia sudah kebal dengan ilmu puppy eyesnya, wajahnya semakin masam dan mendorong wajah itu dengan tangannya.
"Ishh lebay, najis, jijik. Lagian tidur udah kaya orang mati! Masih untung ditinggalin, coba tadi aku ku kubur dan dijadikan pupuk kompos untuk tanaman emakku, maka Wei WuXian hanyalah tinggal nama dan kenangan !" Bukannya tersinggung, Wuxian tetap nyengir-ria.
"Sorry bro, sorry, itu aku khilaf tidurnya." Kali ini WuXian tidak mendekatkan wajahnya lagi karena dia masih sayang dengan wajahnya yang keceh ganteng ini dari tangan Jiang Cheng yang mungkin belum dicuci setelah menyelesaikan panggilan alam.
"Kenapa gak sekalian khilaf nafas?" Sarkas Jiang Cheng kepada WuXian
"Oh, tidak bisa~" sambil menggoyangkan jari telunjuknya ke kiri dan ke kanan, ucapannya itu mirip dengan ex-salah satu wayang manusia di sebuah acara tv operafanjafa saat masih jaya-jayanya.
"Kenapa emangnya? Wajah lepek gitu emang laku kalau di jual di pasar lowakan?" Sambil menaikan alis Jiang Cheng tersenyum meremehkan ke WuXian.
"Sembarang! Wajah gini diidami banyak cewe woy!" Oke ini mulai ngegas.
"Serius? Emang buktinya apa?"
"Hehhhh lu gak denger suara teriakan cewe tadi saat gw ngehampiri lu?" WuXian mulai ngeluarin baasa gaulnya.
"Tapi lu sampe sekarang JOMBLO dan belum pernah tuh punya pacar atau MANTAN."
JLEB!
"Lah! Sadar Woy! Situ juga jomblo! Sesama jomblo jangan saling ngejek! Nanti kena azab . Beginilah judulnya 'Azab Seorang Jomblo Mengejek Jomblo Lainnya, Mayatnya Kesasar di Pesta Kondangan' "
JLEB!
Urat Jiang Cheng yang tidur kini terbangun kembali dan jika di anime-anime bakal ada perepatan merah di kepalanya. Jika kita perhatikan lagi ada aura hitam di belakang tubuh Jiang Cheng.
"Oy.... Wei WuXi,-"
BRAK!
Semua orang menoleh kedepan, WuXian dan Jiang Cheng pun ikut menolrh. Suara itu berasal dari bagian depan panggung dan bisa dilihat bahwa bukan mereka berdua saja yang menegang urat marah, kepala sekolah pun ikutan menegang urat karena melihat tingkah mereka yang seperti bocah kecil. Padahal mereka sudah masuk SMA.
"Dua orang ke 5 dari belakang, kaliam segera naik ke panggung sekarang!" Ucapnya sambil menatap tajam kearah WuXian dan Jiang Cheng.
Jiang Cheng menelan ludahnya dengan kasar seakan ia menelan biji durian. Sedangkan WuXian? Wajahnya woles santai habis seakan tak pernah melakukan kesalahan apapun.
Mereka pun berjalan ke penghulu agar bisa untuk mengikrar janji suci mereka.
Gak ding, itu mah plot cerita sebelah. Ubah, ubah...
Mereka pun berjalan ke atas panggung dan tatapan tajam itu masih ditujukan pada mereka. Jika di perhatikan Kepapa sekolah itu ternyata memiliki janggut yang mungkin bisa di sandingkan dengan janggut domba garut jika diukur panjang ketebalan dan lebarnya.
"Kalian tahu kesalahan kalian?" Ucapnya dengan dingin, sedingin batu es yang menabrak Titanic.
"Tahu Pak..." ucap Jiang Cheng dengan kepala menunduk, sungguh dia sangat ingin merutuki dirinya sendiri karena tak bisa menjaga sikapnya dengan baik.
"Enggak Pak! Makanya aku bingung kenapa aku di panggil kesini." Berbanding dengan Jiang Cheng, WuXian seakan tidak memiliki rasa bersalah karena telah di panggil.
Nih anak emang gak peka tingkat ikan kakap goreng.
Mungkin itu yang dipikirkan para siswa siswi lainnya saat melihat WuXian berkata seperti itu.
"Kau... Apa kau sadar tindakan mu itu kekanak-kanakan?"
"Sadar sih pak, maklum aku kan masih berumur 15 tahun! Wajarlah kalau aku masih kekanak-kanakan. Sebagai pengganti orang tua, bapak harusnya memberi tahu aku apa kesalahanku biar aku bisa merubah yang menurut bapak gak berkenan." Ucapnya dengan enteng dan itu membuat sebagian siswa siswi tertawa saat mendengar kata-katanya.
"KAU...."Bisa dilihat raut wajah orang tua itu semakin banyak keriputannya karena amrahnya memuncak.
"Ya pak? Oh ya aku punya nama pak, Wei WuXian! Itu namaku," tidak memahami situasi yang ada WuXian masih aja bersikap santai biasa saja.
"PERGI DARI AUDITORIUM SEKARANG!!!!" Teriaknya di depan microphone. Seakan mendengar sangkakala maut, siswa siswi langsung menutup telinga mereka. Mereka masih sayang dengan telinga mereka dari ketulian. WuXian dengan cengirannya langsung melenggangkan tubuhnya keluar dari ruangan itu.
Ketua OSIS yang duduk di dekat panggung itu hanya tertawa kecil saat melihat kelakuan pemuda labil itu dan ia menatap ke arah sang adiknya yang masih berwajah datar dan dingin. Mungkin wajah itu sedatar tripleks, namun ia tahu kalau perhatian adiknya terus menerus tertuju pada pemuda itu.
"Tahun ini mungkin akan lebih berwarna yah..."
~Tubikontinyu~
Wahhh pendek bangettttt wkwkwk. Maklum baru yah awal pembuka, untuk seterusnya mungkin bakal aku perbaharui biar lebih enak kalian bacanya. Untuk kapan updatenya selanjutnya yahhh gak tahu pasti yah, jadi harap bersabar~ kalau begitu, Ciao!
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Sekolah Satu SMA
HumorDi masa lalu kehidupan mereka penuh garam. Oleh karena itu... seperti yang kita tahu Tuhan Maha-adil bagi umat-Nya, akhirnya karakter di GDC ini terlahir lagi di zaman modern. Dan disini mereka tidak bunuh-bunuhan dan tersiksa, tapi malahan hidup me...