Pada pagi yang cerah ini, ada seorang gadis yang sedang bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia memakai seragam putih abu-abu dengan sepatu kets bewarna hitam-putih dengan rambut yang terurai. Di mulutnya terdapat roti yang baru setengah dimakan. Dia berlari keluar rumah tanpa lupa memberi tau orang tuanya kalau dia berangkat terlebih dahulu.
Gadis itu berlari ke arah motornya dan menyalakannya dengan tergesah gesah. Dia sudah terlambat sekolah dan dia hanya mempunyai waktu 20 menit lagi untuk sampai ke sekolah. Sedangkan waktu yang di butuhkan dari rumah ke sekolahnya itu 25 menit. Dia tidak peduli lagi dengan baju yang acak acakan, seperti tidak terawat. Dia melajukan motornya keluar dari halaman rumahnya menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, dia terlebih dahulu memarkirkan motornya di parkiran luar karena dia belum mempunyai SIM. Yang boleh memarkirkan motor di dalam hanya guru, pengurus sekolah, murid yang sudah mempunyai SIM, dan anak pemilik sekolah.
Dia berlari ke arah gerbang. Terlambat! Gerbang sudah tertutup rapat dan di sana ada Bu Betty, guru matematikanya yang terkenal akan ke-killerannya. Killer dalam artian, 'sekali lirik, pingsan di tempat'. Karena matanya sangat tajam setajam silet.
Akhirnya gadis itu memutuskan ke belakang sekolahnya. Karena di belakang sekolahnya, tempat orang orang terlambat masuk sekolah. Biasanya, orang yang terlambat akan melewati dinding sekolahnya yang tinggi itu.
Sesampainya di sana, gadis itu melihat ke arah dinding sekolahnya yang lumayan tinggi. Dia melirik apa ada sesuatu yang bisa di jadikan tumpuannya nanti. Setelah dia melihat sekitar, dia malah terfokuskan ke seorang lelaki yang ia yakini juga terlambat. Gadis itu mempunyai ide. Ia memanggil lelaki itu.
"Hey kau! Ya, kau! Bisa ga tolongin gue manjat!"ucap gadis itu pada pria itu.
Pria itu menoleh dan menatap gadis itu dengan tatapan 'apa kau menyuruhku?'. Gadis itu mendengus kesal karena lelaki ini hanya diam saja. Gadis itu menarik lelaki itu dan mengarahkan dirinya ke depan tembok. Lelaki itu bingung, dan dia diam saja di perlakukan seperti itu.
"Kamu bisa ga sih ga diem! Bantu gue kek manjat! Lu juga telat kan? Ayo sebelum nenek sihir itu ke sini!" ucap gadis itu frustasi karena lelaki itu masi diam di tempat.
Akhirnya, lelaki itu bersuara. Tetapi itu membuat gadis itu terkejut,
"Tapi, ada syaratnya. Lu harus jadi pacar gue. Ngerti?"
Gadis itu diam dengan mulut yang setengah terbuka. Tanpa pikir panjang, gadis itu menjawab,
"Yaudah, serah lu. Yang penting gue selamat dari nenek sihir. Buruan ish!"ucap gadis itu sambil memasang kuda kuda untuk melompat.
Lelaki itu membantu gadis itu dengan membiarkan tanganya di injak oleh gadis itu. Gadis itu melompat dan, 'berhasil', batin gadis itu. gadis itu sudah berada di sebrang tembok. Lelaki itu memanjat dan ketika dia ingin turun dari dinding sekolah,
"Kalian yang manjat dinding! Kesini kalian! Jangan mencoba untuk kabur!" teriakan salah satu guru killer yang di juluki nenek sihir itu. gadis itu panik dan langsung kabur tanpa memikirkan lelaki yang menolongnya tadi.
Lelaki itu tersenyum misterius dan langsung meloncat ke bawah. Ia bergegas pergi ke arah gedung sekolah yang berlawanan dari gadis itukarena dia tidak mau berurusan dengan guru killer yang tadi meneriaki dia dan gadis itu.
------
{DI LARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIAT CERITA SAYA}
maaf jika ada typo.
{17/11/2018}
KAMU SEDANG MEMBACA
Cragzy!
Teen FictionLelaki yang dia temui di belakang sekolah, lelaki tampan yang gila yang tiba tiba menyuruhnya berpacaran, lelaki yang kadang sedingin freezer, lelaki yang terkadang membuaatku tersenyum sendiri jika memikirkannya. Ah, dia gila! Jangan berfikir dia n...