Naruto FanBook (SasuFemNaru)

.TETANGGA 3.

Naruto @ Masashi Kishimoto

Tetangga @ Lee Dongki

Warning !

Ooc, Typo, Wild Imagination, Mature, Selingkuh, Explicit Content.

"Aaahhh, ahhh, Sukeeehh, Ahhh,"

"Ahh, kau luar biasah ahh,"

"Lagiiihh, Sasuke ahhh, kau terbaik! Aku suka,"

"Aku lebih menyukai mu haaahh,"

Sasuke pun tersenyum dengan hati yang berdegup kencang.

Tak lama kemudian dia merasakan sesuatu yang menyilaukan matanya.

"Sshhh, sial! Hanya mimpi!" Ujar Sasuke yang sudah bangun dari mimpi basahnya.

"Pagi Sasuke kun," ucap wanita yang sering tidur di sebelahnya.

"Hn,"

Tanpa senyuman. Dan Sasuke pun langsung melesat ke kamar mandi.

"Kenapa akhir-akhir ini Sasuke kun menjadi lebih dingin ya? Wajahnya pun semakin masam saja. Apa dia punya masalah?" Ujar Sakura.

Sementara Sasuke.

Setelah mandi dia pun bercermin di kaca westafel.

"Sialan semakin hari aku menjadi muak pada Sakura dan selalu berkhayal jika yang menemani ku itu adalah si Cantik. Sial! Aku harus mendapatkannya, jika tidak bisa aku akan gila! Aku harus membuatnya jadi milikku! Aku harus mulai rencananya dari sekarang!" Inner Sasuke sambil memikirkan beberapa cara agar tujuannya tercapai.

"Aku tahu apa yang harus ku lakukan!" Ujar Sasuke percaya diri.

Setelah siap Sasuke pun Sarapan dengan Istrinya.

Ketika ia makan ia langsung teringat wajah Naruto.

"Bagaimana rasa masakan Naruto ya? Pasti enak, kue kemarin juga enak apalagi masakan-masakan seperti ini, haaah aku jadi ingin merasakan masakannya. Kalau begitu aku harus berkunjung lagi ke rumahnya," inner Sasuke.

"Sasuke kun? Kenapa kau sering melamun ?" Tanya Sakura pada Sasuke.

"Apa kau punya masalah?" Lanjut Sakura.

"Ya, aku punya masalah," jawab Sasuke.

"Hah? Benarkah? Apa itu?"

"Masalah yang sedikit rumit," jawab Sasuke.

"Rumit? Apa itu masalah Pekerjaan?"

"Hn, aku harus menyingkirkan seseorang yang menghalangi jalanku,"

"Maksud mu? Kau akan menyingkirkan seseorang untuk memperlancar bisnis? Karena orang itu mengganggu?"

"Hn, yah seperti itu, aku harus menyingkirkannya selamanya,"

"Jangan bilang kau akan mencelakainya,"