Jan bingung ya. Alur ceritanya maju mundur cantik gitu.
Woke!
Happy Reading..
Boby berjalan dengan lamban menyusuri rak buku tentang ilmu psikologi di sebuah toko buku ternama.
Boby memperhatikan dengan seksama tulisan judul demi judul buku tersebut.
"Dapat!" Soraknya pelan.
Tangan sedikit berisinya itu mencoba mengambil buku yang berada di barisan atas. Disaat bersamaan ada sebuah tangan putih mulus yang juga ingin mengambil buku yang sama.
Dan terjadilah tabrakan antara kedua tangan.
"Maaf" Boby langsung meminta maaf.
"Jika kamu lebih perlu, silah..." Ucapannya terpotong kala melihat dengan siapa dia bersenggolan.
"Shania?!"
"Boby?!"
Kaget keduanya.
"Hahhaah" setelahnya mereka tertawa bersama. Entah apa yang lucu dari pertemuan tidak sengaja itu. Tapi dari keduanya sama-sama tertawa dan menganggap itu merupakan hal yang lucu.
"Kamu mau ambil itu?" Tanya Boby.
Shania menggeleng. "Kayaknya kamu lebih perlu" tolak halus Shania.
"Gapapa kalo kamu mau ambil itu, aku bisa cari yang lain" tolak Boby.
"Tangan kamu duluan yang ambil tadi"
Boby menggeleng. "Beneran deh gapapa. Aku rela ngalah demi kamu hahaha"
Shania juga ikut tertawa mendengar rayuan receh dari Boby.
"Lebih baik ngga sama sekali aja" ucap Shania kemudian.
Shania menatap Boby yang juga menatap dirinya.
"Hahahaha" entah apa yang lucu, keduanya kembali tertawa.
"Sama siapa?" Basa-basi Boby.
"Sendiri. Kamu?"
"Aku juga sama" Shania menganggukkan kepalanya. "Mau kemana lagi?" Tanya Boby
"Bayar ini" tunjuk Shania pada beberapa novel di tangannya "terus pulang"
"Barengan aja"
Shania mengangguk tanda setuju"Pulangnya naik apa? Biar gue antar mau?"
"Ngga usah. Ntar ngerepotin lagi".
Boby tersenyum.
"Tak masalah. Anggap aja gue cari pahala"
Pahala apa modus nih bang boy. Kalo menurut author nih, bang boy cari uang di bawah kolong eh, maksudnya cari kesempatan dalam sebuah kejadian gitu.
"Yaudah deh kalo gitu. Ngehemat ongkos juga" karena mobil Shania berada di bengkel jadinya dia pergi ke toko buku menggunakan sebuah taksi.
"Hahahaha. Sama-sama untung dah. Ayo!" Dan keduanya berjalan beriringan menuju kasir.
____
Dinginnya udara malam kini tak dirasa, angin berhembus meleok-leok melayangkan asa.
Diatas rooftop sebuah apartement terkenal di ibukota, terlihat seorang model papan atas sedang menatap lurus keatas, menatap langit malam indah berbintang.