SAKITNYA MENCINTAIMU @Nekongpoi

201 15 9
                                    

Nama : NekongPoi

Judul : Sakitnya Mencintaimu

Songfic : Azmi - Pernah

Ada apa kau bertemu dia

Mungkinkah kau ingin bagi cintamu

Jika memang kau bagi cintamu

Masih pantaskah ku jaga hatiku

Ingatkah semua kata yang kau ucap dulu

Kau berjanji untuk setia

Kini ku tanya kemana janji itu kau buat

Satu hal yang Raka sukai di dunia ini, adalah melihat senyuman Hesti. Perempuan yang telah mengisi hatinya selama lima bulan terakhir ini. Raka dan Hesti tak sengaja bertemu di depan toko, saling melindungi diri dari derasnya hujan. Keduanya berkenalan, membicarakan banyak hal sembari menunggu hujan reda. Raka yang tidak rela bila pertemuan mereka hanya sampai di sini, berinisiatif meminta nomor ponselnya. Pendekatan pun berlanjut, Raka dan Hesti selalu menghabiskan waktu berdua di hari libur. Tepat satu bulan keduanya saling mengenal, lelaki dua puluh tahun itu dengan berani menyatakan perasaannya. Raka sempat galau semalaman, dia takut kalau Hesti menolaknya. Namun, hatinya merasa lega saat Hesti menerima cintanya dengan senyuman yang selalu dia sukai dari gadis itu.

Raka melangkahkan kakinya dengan lebar, dia tak sabar ingin segera menemui sang tambatan hati. Dia sengaja pulang lebih awal untuk menjemput Hesti yang bekerja sebagai kasir di mini market dekat tempatnya bekerja. Jika mengingat kembali masa-masa indah pendekatan dirinya dan Hesti, bibirnya tak bisa berbohong untuk tidak tersenyum. Raka menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri sebelum menyeberangi jalan, mini market tempat Hesti bekerja ada di seberang kakinya berpijak. Namun, kaki yang sudah mengambang di udara harus kembali diturunkan, ketika mata dan kepalanya dengan jelas melihat seorang gadis dengan potongan rambut sebahunya  keluar dari mini marke, berjalan menghampiri seorang lelaki yang duduk di atas motor matic-nya. Keduanya tampak berbincang, sesekali Hesti memukul bahu lelaki itu, setahunya Hesti tidak memiliki seorang kakak ataupun saudara lelaki yang tinggal di dekat sini. Semua saudaranya tinggal di Semarang, hanyaHesti seorang yang merantau ke kota Purwakarta.

Raka menelan ludah dengan detak jantung yang berdegub cepat, kedua tangannya terkepal di sisi paha kanan dan kirinya, berusaha mencoba sedikit lebih sabar memperhatikan Hesti dan lelaki itu berinteraksi. Hatinya mencelos saat Hesti mulai menaiki motor, dan kedua tangannya melingkari pinggang lelaki itu. Raka menggeleng pelan, jikalau mereka hanya sebatas teman, apakah harus berpelukan layaknya sepasang kekasih?

Raka merogoh saku celananya mengambil benda persegi, takut kalau Hesti mengirimkan sebuah pesan singkat untuknya. Namun lagi-lagi hatinya berdenyut nyeri seperti ditusuk jarum. Tak ada pesan satu pun yang masuk ke ponselnya. Raka menggeram sambil melambaikan satu tangannya menyetop angkutan umum yang melintas. Lelaki itu menarik napas panjang, lalu mengeluarkannya perlahan. Pulang ke rumah adalah pilihannya saat ini, besok pagi dia akan menemui Hesti. Sesampainya di rumah Raka menghempaskan punggung lelahnya di sofa ruang tengah. Kedua matanya terpejam, sebelah lengannya di simpan di atas kening.

"Kamu kenapa, Ka?" Seorang wanita empat puluhan duduk di samping Raka sambil mengusap lengannya. "Datang-datang kusut gitu mukanya."

Raka menghela napas. "Sakit, Bu," gumam Raka masih setia dengan posisinya.

"Apanya yang sakit? Sini, Ibu pijitin." Mama Raka mengubah posisi duduknya menjadi miring, bersiap memijat lengan Raka.

Raka menujuk dadanya. "Hati Raka sakit, Bu."

Air muka mama Raka berubah khawatir, tangannya terus mengusap lengan anak semata wayangnya. Walaupun mama Raka tidak tahu masalah apa yang terjadi pada anaknya, tapi beliau tidak akan memaksa Raka untuk bercerita.

CERITA SAHABATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang