Sang pangeran yang rupawan tidak lagi sama semenjak mendapatkan sebuah kutukan.Akankah kutukan terhadap sang pangeran terlepas atau abadi sepanjang hidupnya? berhasilkah dia menemukan seseorang yang berhati tulus yang bersedia menolongnya?
Alkisah dinegeri Gajah Putih terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin seorang Raja yang sangat bijaksana. Sang Raja dan Ratu hidup dengan sangat bahagia, terlebih mereka dianugrahi seorang putra yang sangat tampan. Dia diberi nama God Ithipat
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketampanan sang pangeran termasyur di seluruh negeri hingga para putri dari kerajaan lain dan para gadis dibuat terpesona. Selain rupawan dia juga baik hati dan penyayang terhadap binatang, terutama kucing. Dia memiliki kucing yang bernama Munich.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tapi sayang sungguh sayang kebagiaan tersebut berganti dengan duka. Hal ini bermula ketika sang pangeran genap berusia 21 tahun.
Ketika pangeran God berusia 21 tahun sang Raja dan Ratu merayakan hari kelahiran putra mereka dengan sangat meriah dan megah. Semua kerajaan tetangga diundang, tentu saja tidak ketinggalan para putri kerajaan yang cantik-cantik. Bahkan Yang Mulia Raja mengundang semua peri yang ada diseluruh negeri untuk memberkati putra kesayangannya. Hanya ada satu tamu yang sengaja tidak diundang, yakni sang penyihir Laverna, penyihir yang memiliki ilmu hitam dan sangat jahat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Laverna merasa sangat tersinggung dan sakit hati. Dia keluar dari hutan tempat tinggalnya dan datang ke Istana. Dengan kekuatan jahatnya sangat mudah bagi Laverna mendatangi Kastel tempat diselenggarakan pesta.
" berani- berani kalian wahai manusia, kalian semua membuatku marah" Laverna menatap semua orang dengan tajam.
" sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan mengacau" hardik sang Raja
