Bullying

160 9 3
                                    

Banyak anak yang masih berharap suara mereka dapat didengar oleh orang lain. Setiap anak memiliki banyak cerita yang tenggelam karena ketidakpedulian orang-orang di luar sana. Cerita tentang hidup dalam rasa takut yang terus mengancam. Ini adalah salah satu cerita dari mereka yang tak di dengar.

***

Perkenalkan, namaku Aurestella Clarissa Adhitama biasa dipanggil Rissa. Aku berumur 15 tahun dan sangat suka sekolah. Karena saat di sekolah aku bisa mempunyai
banyak teman berbincang dan bermain bersama. Sungguh hal yang menyenangkan tapi, sekarang rasanya aku tidak ingin pergi ke sekolah lagi. Tempat itu sangat menyeramkan aku jadi takut. Dulu aku suka kesana karena banyak yang mengajakku bermain dan belajar bersama.

Tapi, sekarang sudah tidak ada semua teman-teman di sekolah
mengejekku dan menjahiliku, tidak ada lagi yang mengajakku untuk bermain bersama apalagi belajar bersama. Mereka juga mulai kasar kepadaku. Aku sering dilempar kertas ataupun penghapus ketika sedang tidak ada yang melihat. Bahkan tidak jarang aku di dorong hingga terjatuh.

Pernah suatu ketika saat pulang sekolah, dari atas kepalaku tiba-tiba mengalir sebuah cairan berwarna kuning dengan bau yang tidak sedap, rupanya mereka meletakkan sebuah telur busuk di atas kepalaku. Aku sudah berteriak dan minta tolong, tapi yang lain hanya melihat sambil menertawakan. Kau mungkin berpikir kenapa aku tidak menceritakan ke guru? Sudah dan aku malah disuruh melawan

"Kamu jadi orang itu harus kuat jangan cengeng" katanya

***

Suara ketukan pintu terdengar menampilkan sosok wanita paruh baya

"Sayang hari ini kamu sekolah kan kenapa belum mandi ?"

Aku hanya bisa terdiam apa yang harus aku katakan kepada Ibuku. Jika aku menceritakan masalah itu, apa reaksi Ibu? Apakah Ibu akan mendengarkanku atau
mengabaikanku?

"Iya Ibu ini Rissa mau mandi" jawabku sambil tersenyum

"Yasudah kalau begitu Ibu tunggu di ruang makan kamu mandinya jangan terlalu lama ya nanti bisa telat berangkat sekolah"

Aku pun hanya bisa tersenyum

"Baiklah aku mandi dulu"

Sehabis mandi, aku langsung menuju ke ruang makan

"Halo Ayah halo Ibu, pagi," sapaku kepada kedua orang tuaku

"Wah putri Ayah cantik sekali hari ini."

"Terima kasih Ayah."

"Sayang, mari duduk kita makan sama-sama"

"Baik Bu"

Setelah kuhabiskan makananku aku pun pamit kepada kedua orang tuaku untuk berangkat
sekolah. Seperti biasa, aku terlambat lagi pagi ini

"Rissa, kamu selalu saja terlambat. Sebagai hukuman kamu harus mengambil semua sampah di seluruh halaman sekolah sampai bersih dan tidak boleh ada kotoran
sedikitpun" kata Bu Dewi dengan lantangnya

"Ngg... tapi bu"

"Jika kamu tidak ingin mengikuti peraturan sekolah ini jangan sekolah disini mengerti"

BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang