~Sebuah Takdir Bertemu Denganmu~

2 0 0
                                    

Ch 1

Di depan gerbang sekolah, seorang gadis bernama Azka berjalan memasuki gerbang sekolah sambil menari-nari seperti orang gila. Membuat semua murid memberikan perhatian ke Azka. Dari rumah, Azka berangkat dengan gembira. Sampai sekolahnya, malah jadi orang gila. Dari kejauhan, terlihat seorang gadis sedang berlari sambil mamanggil nama Azka, tapi Azka tidak mendengarnya. Gadis itu pun berhasil menghampiri Azka, lalu merangkul bahunya.

"Lo kenapa sih hari ini?" tanya gadis bernama Niefla.
"Lagi happy! Lo tau gak, ada anak baru di kelas kita!" seru Azka sambil menggoyangkan badan sahabatnya.
"Santai aja dong! Gue juga tau," kesal Niefla.
"Kayaknya cogan deh." Niefla pun melirik ke arah Azka yang penuh dengan harapan.
"Kepo banget," kata Niefla.

Azka menarik tangan Niefla menuju kelas mereka, kelas XI B. Kelas mereka berada di lantai yang paling atas, karena itu harus menaiki 3 tangga.

Di kelas XI B...

Azka mengobrol bersama teman-temannya di kelas, sedangkan Niefla sibuk membahas tugas dengan temannya yang lain. Azka itu anak yang populer dan mudah bergaul dengan siapa saja. Jadi wajar saja dia bermain sama kakak kelas dan adik kelas. Dia juga punya fans di sekolah, karena dia baik, cantik dan pintar (meskipun heboh dan keras kepala).

Tiba-tiba bel berbunyi menandakan saatnya masuk kelas...

Beberapa menit kemudian, datang bu guru diikuti murid cowok yang berjalan dengan santai. Semua cewek langsung heboh dengan kedatangan murid baru tersebut. Azka pun ikut heboh, bahkan dia berteriak sambil melambaikan tangannya. Cowok itu tidak sengaja melihat ke arah Azka yang sedang melambaikan tangan kepadanya, namun dia memalingkan pandangan darinya.

"Nama gue Rezan, salam kenal." katanya. Kelas semakin ramai karena semua anak cewek membuat keributan. Bu guru tidak kuat lagi, sampai akhirnya berteriak.

Setelah kelas kembali tenang..

"Heboh banget sih, santai kale." kesel Dion.
"Rezan cakep tau!" balas Mina.
"Bodo amat!" kata Dion.
"SUDAH! DIAM!" teriak bu guru. Bu guru pun mempersilahkan Rezan untuk duduk di sebelah kursi Azka. Azka kaget dan wajahnya langsung memerah. Akhirnya Azka bisa duduk di sebelah cogan seperti Reza, tapi sayangnya Reza anaknya pendiam. Selalu mengabaikan panggilan Azka, melihat wajahnya saja pun tidak pernah.

Jam istirahat...

Datang anak cowok ke meja mereka berdua, lalu memanggil nama Rezan. Rezan kaget dan menoleh ke arahnya.

"Kent?!" kagetnya.
"Hoi! Lama tak berjumpa," sapa cowok bernama Kent.
"Y-ya," balas Rezan dengan gugup.
"Gue kaget loh pas tau lo masuk ke kelas ini, akhirnya lo pindah ke sini juga... Haha," kata Kent.
". . ." Rezan tidak mengatakan apa pun, lalu mengambil buku novel favorite nya dan membacanya. Sementara Azka menarik tangan Kent, menjauh dari Rezan.

"Rezan kenapa dah?" tanyanya. Azka memang orangnya kepo-an.
"Ah! Rezan memang anaknya begitu, pendiam tapi pinter. Dia cakep juga kok kayak gue.." jawab Kent dengan santai lalu memasang wajah imutnya.
"Gak usah sok imut deh!" ejek Azka.
"Gue emang imut kok," puji Kent.

*Nih anak pengen gue tonjok!* (Azka)

Azka pun langsung kembali duduk di sebelah Rezan..

"Rezan, nama gue Azka." sapanya.
"Gue tau kok," singkat Rezan.
"Gue jangan dikacangin terus dong!" kesal Azka.
"Ngapa?" tanyanya balik.
"Lah kok malah tanya? Sapa gue kek atau ngobrol bareng," Lagi lagi Rezan mengabaikan perkataan Azka. Di sisi lain, Niefla memanggil Azka untuk mengajaknya jajan ke kantin. Azka pun menganggukkan kepalanya dan menarik tangan Rezan.

"Ngapa ngajak ngajak gue?!" kesalnya.
"Ayo jajan ke kantin!" ajak Azka.
"Kagak ah! Males," kesalnya lagi.
"Ayolah!" Azka terus memohon ke Rezan untuk ikut ke kantin. Karena terus diajak, akhirnya Reza mengikuti perkataan Azka.

Di kantin...

Mereka berempat sedang makan di meja makan dengan begitu tenang. Semua murid di kantin melihat ke arah mereka. Niefla dan Kent merasa tidak enak dilihatin mereka seperti itu, Azka malah senyum-senyum gak jelas, dan Rezan menikmati makannya.

"Ka, makan di kelas aja yuk!" bisik Kent.
"Hah? Kenapa? Udah PW nih!" tolaknya.
"Reza, lo mau makan disini atau di kelas?" tanya Kent. Rezan hanya menjawab dengan singkat, jelas dan padat, "terserah". Karena Rezan menjawab terserah, mereka jadi memakannya dengan tergesa-gesa. Waktu pun berlalu begitu cepat dan saatnya untuk pulang sekolah.

Rezan memasukkan buku dan alat tulisny ke dalam tas. Di luar kelas, Niefla, Azka dan Kent sedang menunggunya.

"Rezan, ayo!" ajak Azka.
"Ngapain? Gue pulang sendiri," kata Rezan.
"Udah ayo!" kata Azka. Rezan pun akhirnya memutuskan untuk ikut pulang bersama mereka, karena tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk menolak ajakan mereka.

Selama perjalanan...

Rezan begitu memikirkan tentang apa yang harus dia lakukan untuk menyembunyikan rahasianya dari teman-temannya. Takut membuat teman-temannya khawatir. Tiba-tiba saja Rezan terkejut saat mendengar namanya dipanggil. Ternyata Azka memanggil namanya dari kejauhan.

"Zan, lo lambat banget sih!"kesal Azka.
"Ya maaf," kata Rezan.

Sesampainya di perempatan jalan...

"Zan, runah lo ke arah sana, kan?" kepo Azka.
"Iya, lo kan tau!" jawabnya dengan nada tinggi. Rezan melabaikan tangan kananya sambil berjalan mninggalkan mereka berdua. Rezan yang tadinya ada disamping mereka, sekarang hampir tidak terlihat batang hidungnya.                   

                     
                    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOOSE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang