(1)

75 2 1
                                    

sebuah curahan hati yang ingin aku utarakan untukmu. Tapi kuyakin, kamu tak akan bisa menerimanya. Teruntuk kamu, seseorang yang belakangan ini mengisi sebagian pikiranku. Aku tahu rasa ini ada semenjak kapan. Aku pun tak tahu awal mula rasa ini tumbuh.

sedari awal jumpa, aku dan kamu hanya dua makhluk Tuhan yang berbeda. Sering percakapan serta canda tawa yang ada, tumbuhlah kecocokkan di antara kita. beberapa bulan berlalu, banyak cerita yang kubagi denganmu. Entah itu hal yang manis ataupun sedih. Namun dari semuanya, ada satu rahasia yang tak akan pernah kubagi denganmu.

Aku memang sudah menata hatiku. Mengkondisikan hubungan yang terjalin antara aku dan kamu. Menekankan bahwa ini hanyalah sekedar hubungan pertemanan semata. Namun ada kala dimana aku merasa kamu prioritaskan Perhatianmu yang menurutku berlebihan untuk sekedar hubungan teman. Lalu perilakumu terhadapku yang seolah tak hanya bagai teman saja.

Kupikir, ini hanya perasaan dari ilusiku semata Hingga rasa yang tak kuharapkan hadir begitu saja. Aku pikir aku hanya terbawa perasaan. Sebelumnya aku tak pernah merasakan hal ini. Kukira istilah yang sering kudengar tak berlaku bagiku. Tapi entah denganmu seluruhnya berbeda.

Bukan kata halus yang kudengar dari mulutmu. Bukan pujian maupun ungkapan sayang selayaknya teman. Bukan pula kemarahan dan ketidak jelasanmu yang kamu unjukkan. Melainkan kamu yang selama ini mampu memahamiku.

Meluangkan sebagian waktumu untuk mendengar celoteh membosankanku. Dari bulan yang singgah pada malam, hingga terbenam dan terbitlah fajar di ufuk timur. Melupakan jiwamu yang lelah setelah sehari penuh beraktivitas. Mengorbankan waktu lelapmu untuk sekedar begadang ketika aku sulit tertidur.

Aku sudah menekankan diriku, agar tidak larut terhadap perhatianmu. Menganggap seolah kamu pun melakukan hal serupa kepada laki-laki lain. Tapi rasanya aku salah. Semakin aku menampik segalanya, semakin sering pula kamu hinggap dalam otakku.

Sejak itu, tak kubiarkan sekalipun bayangmu terbuang begitu saja. Walaupun aku tahu, kamu pun memiliki laki-laki lain yang kamu kagumi Tentunya ia yang lebih dari segalanya dariku.

Hingga aku mulai terbiasa dengan rasa, yang hanya aku yang merasa. Dari sekian banyak cerita yang aku curahkan padamu, hanya satu yang tak bisa kuucapkan. Tentang aku yang terbawa perasaan akan manisnya sikapmu untukku.

Satu rahasia yang aku simpan rapat-rapat darimu. Karena aku tahu, semua akan berubah ketika kamu mengetahui isi hatiku yang sejujurnya. Sedang aku, tak ingin semua yang terjadi antara aku dan kamu berubah hanya karena soal rasa.


-Aldo Prasetyo Pratama

Hanya Coretan BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang