Buat kalian yang nemuin typo nama di prolog. Ini sbnrnya tadinya ff gs utk felix stray kids. Tapi akhirnya beralih ke bts.
..
.
Dari sekian banyak hari, kenapa sih nenek itu harus meninggal hari ini?
Pertanyaan yang sangat pintar! Seolah-olah kematian bisa dicancel dulu seperti jadwal penerbangan Malaysia-Hongkong.
Jimin bahkan nggak kenal siapa itu Nenek Kim Saehyun yang katanya adik almarhumah neneknya-- ibu dari ibunya Jimin (mereka dua bersaudara, neneknya Jimin sudah meninggal juga). Singkat kata, Nenek Kim Saehyun tantenya Seokjin. Yang dari dulu tidak begitu dekat dengan cucu-cucu keponakan... apa sih istilahnya? Keponakan cucu-cucu? Anyway, whatever! Intinya Jimin malas ikut!
Appa dan Eommanya sudah siap, tinggal pakai sepatu berangkat. Jimin masih selonjoran di sofa, memutar video-video random di Youtube.
"Siap?" Seokjin melirik kaki Jimin yang telanjang. "Di mana sepatumu, sayang?"
Jimin merosot di sofa. "Kenapa aku dilibatkan?"
"Kau ini!" decak Seokjin. "Anak-anak zaman sekarang tidak ada yang peduli sama keluarga!"
"Maaa... aku malaasss keluar rumah!" keluh Jimin setengah merengek sambil menendang-nendangkan kedua kakinya di tumpukan bantal sofa. "Aku nggak mood. Hatiku terluka!"
"Jimin!" ucap Seokjin melotot. "Dia itu nenekmu. Umurnya tujuh puluh lima, kau tahu? Jangan kayak gitu!"
Just info, eommanya mengulangi kalimat tadi sebanyak 75 kali. Membuat Jimin yakin cuma itu satu-satunya fakta yang dia ketahui.
"Terus? Aku nggak kenal. Nggak ada satupun dari kita yang kenal dia."
"Paman Jun dan yang lainnya hadir," tukas Namjoon. "Kalau mereka yang rumahnya jauh saja bisa datang, kenapa kita tidak?
"Ini adalah acara keluarga!" desak Seokjin. "Keluarga penting diatas segala-galanya!"
Jimin memonyongkan bibir bawah. Kadang-kadang dia iri sama bunga dandelion. Terbawa angin, melayang-layang bebas sendirian, tanpa perlu merasa terikat dan sakit hati.
.
.
.
.
Jimin memandangi foto besar berpigura dengan wajah seorang nenek yang mengenakan kardigan dan gaun terusan lama duduk di kursi kayu. Nenek itu tidak mirip dengan Mamanya maupun Bibi Kyung yang berdiri di barisan sana. Semua orang menundukkan kepala mengirim doa dan menyanyikan kidung. Jimin masih terfokus menatap mata hitam sendu di wajah keriput itu. Sibuk menebak-nebak seperti apa mudanya. Jimin pasti begitu, auto ngebayangin bagaimana si kakek atau nenek ini dulu semasa mereka muda.
Jimin mengedarkan pandangannya ke sekeliling, orang-orang ini menunduk, bersedih, terlihat putus asa. Tapi memangnya apa yang sudah dilakukan wanita yang ada di foto itu? Apa orang-orang ini betul-betul sedih? Baginya bullshit.
Hoseok, Namjoon, dan Seokjin setidaknya menundukkan kepala mengirimi doa, Jimin malah mengeluarkan ponsel dan berpura-pura memeriksa pesan masuk di whatsapp.
Kemudian, sebelum dia sempat menahan diri, jari-jarinya bergulir ke bawah, membuka aplikasi galeri.
Jangan lihat! Jimin memerintahkan dirinya sendiri dengan tegas. Jangan lihat!
Tapi jari-jarinya tidak patuh dan malah memperbesar foto favoritnya. Satu-satunya foto dimana ada mereka berdua di dalamnya. Foto Yoongi dan Jimin. Latar belakang tembok putih. Yoongi merangkul Jimin....
KAMU SEDANG MEMBACA
Isn't He Handsome? [KookMin]
FanficPasti nyebelin banget rasanya. Dari yang tadinya gak bisa lihat hantu jadi bisa lihat hantu. Dan hantu pertama yang dilihat Jimin adalah hantu mendiang neneknya waktu muda, Kim Saehyun. Permintaannya: 1. Temukan kalungku 2. Temukan pembunuhku 3. Tem...