sahabat Terbaikku

88 11 3
                                    


Namaku VIONA MAULIDIA,kebanyakan orang yang mengenalku memanggilku dengan sebutan "Vio".ini kisahku saat aku duduk dibangmu Sekolah Dasar tepatnya kelas 6.
Pagi hari,pada saat panasnya matahari beradu dengan embun pagi ,seperti biasanya semua orang melaksanakan aktivitas nya dengan perasaan yang berbeda. Ada yang bahagia,sedih,khawatir,kecewa,ataupun tidak bergairah sama sekali. Sedangkan aku seperti biasanya berangkat sekolah dengan keadaan ceria dan diantar oleh ayahku,oleh sepeda motornya.
Tiba disekolah,aku hanya duduk dibangkuku sambil membaca novelku untuk menghilangkan rasa bosanku karena menunggu karena menunggumu sahabatku yang sudah aku anggap saudaraku sendiri. Dan tak lama kulihat dua sudah berada diambang pintu kelasku,dia yaitu sahabatku NADIA ANGGRAINI yang biasa aku panggil dengan sebutan "Nadia".
Aku menyambutnya dengan ramah "Nadiaaaaa,kenapa kamu lama banget datengnya?aku sampai akan duduk dibangkuku sendirian".
Nadia hanya tertawa kecil "kamu ini ada-ada saja. Aku tadi ke bengkel dulu sebentar,karena ban motor ayahku kempes". Jawabnya,raut mukanya yang ceria,tapi aku melihat kesedihan dan banyak masalah dibalik wajahnya yang ceria,ya tentu saja aku bisa melihat dari matanya,dan aku mengenalnya sejak kamu berumur 4 tahun. Jadi aku sangat tau apa yang dia rasakan saat ini.
Tak terasa Adzan Dzuhur sudah selesai bergeming dan ditambah bel yang menandakan semua murid boleh pulang ke rumah masing-masing" "Kring.....Kring.....Kring...." semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing.
"Nadia kamu mau gak nanti sore temani aku ke Toko Buku untuk membeli buku keluaran baru?aku sangat ingin membacanya". Tanyaku pada nya
"hmmm baiklah kalau itu bisa membuat sahabat ku yang satu ini senang".jawabnya dengan senyum hangatnya yang kubalas dengan rangkulan ku sambil berjalan keluar sekolah menunggu angkot.
Kami berdua pulang sekolah naik angkot,rumah kami tidak terlalu jauh hanya saja beda nama kompleks.
Jam sudah menunjukkan pukul 15:26. Aku sudah siap untuk ke Toko Buku bersama Nadia. Kami ketemuan di depan dermaga dan menunggu angkit jurusan yang kami tuju. Hingga akhirnya sampai di Toko Buku aku memilih dan membeli buku yang bisa dibilang cukup banyak.
"Nadia...bisa tolong bantu aku bawa buku-buku ini ga?ini sangat banyak dan berat." Pintaku sambil menyodorkan sebuah paper bag yang lumayan berat.
"Boleh,tapi kita sekarang ke Warung Makan aja yaa?aku laper nih...hehehe". Jawab Nadia sambil menerima paper bag itu.
Lalu kami pergi ke Warung Makan yang sederhana tidak jauh dari Toko Buku tadi. Setelah selesai makan kami berdua pun langsung pulang ke rumah.
Angkot yang kami naiki sudah berhenti di depan dermaga. Aku dan Nadia pun lekas turun.
"oiya makasih ya...kamu udah mau temani aku ke Toko Buku. Ngomong-ngomong buku-buku aku itu mana yaa?ko ga ada di kamu?"tanyaku bingung
"Hah?buku kamu?oiya,kayanya aku lupa deh,sepertinya buku kamu tertinggal di Warung Makan yang tadi kita tempati". Jawabnya panik.
"Nadia kamu ini gimana sih?Warung Makan itu kan lumayan jauh dari sini,lagi pula aku udah kecapean untuk mengambilnya lagi ,uangku juga sudah tidak tersisa lagi untuk naik kendaraan hari juga sudah hampir malam dan sebentar lagi hujan,aku nyesel sudah menitipkan nya padamu!" kataku kesal dengan nada tinggi dan lekas berlari ke Rumahku.
"Vio......tunggu,aku minta maaf,aku janji akan mengambilnya untukmu." Teriaknya namun aku sudah jauh dari penglihatannya.

****

"Sudah hampir seminggu Nadia tidak masuk sekolah,dia kemana ya?ah biarkan sajalah dia juga tidak perduli padaku,buktinya dia tidak mengambil buku-buku ku dan mengembalikannya padaku."gerutuku yang sedang makan makanan ku dikantin.
Sesampainya di dermaga aku melihat ada bendera kuning yang dipasangkan beberapa di sepanjang jalan. Perasaanku tak enak,dan benar saja di bendera kuning itu tertera nama Nadia,ya dia Nadia yang kini menjauh. Aku langsung cepat ke rumah Nadia yang kini ramai dengan orang-orang yang sedang menangis,membaca tahlil,ada juga yang sibuk mempersiapkan alat untuk pemakaman. "Nadia....ini mimpi kan,Nadia bangun nad,maafin aku nad,aku sayang sama kamu,walau semarah apapun aku ke kamu,kamu tetaplah sahabatku." Isak tangisku pecah.
"Vi,ini ada titipan dari Nadia buat kamu". Ibu Nadia memberikan paper bag dan secarik surat. Tidak salah lagi itu adalah paper bag yang berisi buku-buku milikku.
"Iya,terima kasih bu,ibu yang sabar ya". Jawabku.
"Yaudah kalau begitu ibu pulang duluan ya!" Kata ibu Nadia yang kini telah meninggalkan tempat pemakaman Nadia.
Disini,aku tinggal sendiri. Tepatnya masih di pemakaman Nadia. Aku membuka secarik surat yang dititipkan Nadia kepada ibunya. Surat itu tertulis :

Untuk sahabatku tersayang,Viona❤

Maaf aku berhenti sekolah karena memang aku tidak dapat sekolah lagi,itu karena penyakit ku yang sudah parah. Aku terkena penyakit kanker otak stadium akhir dan sudah tidak ada harapan lagi untukku. Aku sengaja tidak memberi tahumu,agar kamu tidak khawatir kepadaku. Aku hanya ingin melihat kau tersenyum. Dan buku-buku ini,aku mengambilnya setelah kau berlari pulang karena marah kepadaku karena kecerobohanku itu. Aku mengambilnya dengan berjalan kaki karena memang uangku habis dan saat itu hujan sangat deras, aku lelah tapu karena aku melakukan nya untukmu jadi rasa lelah itu hilang. Aku ingin mengembalikannya padamu,tapi kondisi ku sangat tidak memungkinkan. Jadi,aku menulis surat ini agar engkau tau semuanya. Dan satu,aku hanya ingin bilang :"Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik ku,aku sayang kamu SELAMANYA."

Dari sahabatmu,Nadia.❤

Aku hanya bisa terisak menangis dan memeluk batu nisan yang tertuliskan nama: "NADIA ANGGRAINI". Aku juga sayang kamu SELAMANYA. Walaupun kamu sudah tiada,kamu tetap ada dihatiku." Batinku.

Jangan lupa kasih suara, follow dan minta komentarnya ya☺.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat TerbaikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang