Yuki adalah gadis periang, ia selalu melewati hari-harinya dengan keceriaan dan canda tawa.Hari-hari yang Yuki jalani tidak lengkap dengan mengganggu lelakinya, lebih tepatnya Al dan Ali. Meski sikap yang Al berikan acuh tah acuh, ia masih saja merecoki kehidupan Al setiap harinya. Kalau kata yuki "hidup tidak lengkap bila belum menggaung Al dan Ali".
"Good morning dunia," semangat Yuki di pagi hari merentangkan kedua tangannya.
Selepas sholat subuh dan belajar sedikit Yuki langsung meluncur kebawah untuk sarapan bersama bibi dan mang Karyo.Kegiatan tersebut merupakan kegiatan Yuki walaupun tidak rutin, karena biasanya mereka ber-2 sudah sarapan terlebih dahulu dibandingkan Yuki.
Bibi dan Mang Karyo sendiri merasa tidak enak dengan majikannya, walaupun sudah mengabdi cukup lama dengan majikannya ini, tapi selalu saja ada batasannya antara majikan dan pembantu, itu yang dikatakan Mang Karyo dan Bibi ketika Yuki selalu memaksa mereka makan bersama, tapi ya sudah lah.
Selepas sarapan Yuki bergegas keluar menuju rumah sang pangerannya.
"Assalamualaikum Al, selamat pagi," sapa Yuki ceria.
"Wa'alaikum salam."
"Al kamu mau ngampus kan, aku nebeng ya Al."
"Engga bisa, aku mau kekantor hari ini, aku sore ngampusnya."
"Yahhh, ayo dong Al, lagian jalan menuju kantor kamu ngelewatin kampus juga," mohon Yuki.
"Aku bilang enggak ya enggak Ki, lagian kamu kan ada supir sih, apa susahnya minta anter Mang Karyo. Udah lah aku engga mau buang tenaga dengan marah-marah enggak jelas sama kamu. Minggir aku mau lewat," usir Al sambil mendorong sediki badan Yuki yang kebetulan berada didepan Al.
"Huh selalu saja begitu," gumam Yuki menatap mobil Al yang perlahan-lahan menghilang dari pandangannya.
"Loh sayang kamu disini?" tanya Bunda Maia yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Bunda, assalamualaikum bun, selamat pagi," sapa Yuki ceria seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Wa'alaikum salam selamat pagi juga sayang, kamu di tinggal Al lagi ya sayang?” tanya Bunda dengan raut wajah sedih.
"Ehh, engga kok Bun, tadi pas aku kesini Al keburu berangkat Bun," jawab Yuki dengan cengiran khasnya.
"Yasudah kalau gitu, gimana kalo kita berangkat bareng? Kebetulan Bunda mau ke resto, mau ngecek resto, jadi sekalian berangkat bareng."
"Enggak usah bun, restoran sama kampus kan engga searah nanti adanya bunda bolak-balik lagi."
"Enggak apa-apa sayang jadi bunda ada temen ngobrol juga kan."
"Engga bun, Yuki sama Mang Karyo aja bun, jadi kalau begitu Yuki pamit ya bun, assalamualaikum," Yuki mencium pipi Bunda Maya dan langsung lari ngacir.
Tin tin
Suara telakson mobil Yuki memecahkan lamunan Bunda Maya sambil menatap kepergian mobil anak perempuannya dengan mimik wajah sedih dan menyayangkan sikap anak laki-lakinya.
"Bersabarlah sayang, Bunda yakin tuhan akan memberikan kebahagian buat kamu suatu hari nanti," Doa Bunda Maya dalam hati.
Sebenarnya bunda sudah tau apa yang Yuki alami tadi bersama putranya. Bunda melihat semuanya, dari mulai kedatangan Yuki yang ceria dan dibalas kedinginan oleh anak laki-lakinya. Bunda melihat semuanya dibalik tirai di dalam rumah.
Di dalam mobil Yuki."Ya Allah sampai kapan aku harus bertahan, ya Allah jangan buat aku menyerah dengan semua penolakan-penolakan ini," Doa Yuki sambil memejamkan matanya dan dengan perlahan-lahan air bening keluar dari pelupuk matanya.
Mang Karyo yang melihat majikan kecilnya sedang sedih ia juga ikut sedih, ia hanya bisa berdoa semoga majikannya diberikan kesabaran yang lebih.
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa jam menunjukkan pukul 12;30 yang artinya waktu untuk beristirahat dan menjalankan kewajibannya menghadap sang pencipta, alyas Sholat Zuhur.
Sebelum sholat, Yuki memutuskan pergi kekantin untuk membeli makan siang, ketika sampai dikantin ia dikejutkan dengan pemandangan yang tidak mengenakkan untuk hatinya.
Ia melihat Al dan Annisa sedang makan siang bersama, terlihat Al sangat menikmati makan siangnya denga dihias canda tawa.
Yuki langsung menuju ke tempat penjual roti, tiba-tiba rencananya berubah yang tadinya mau menikmati makan siangnya dikantin dengan tenang ia ubah dengan makan ditaman ditemani dengan kesendirian. Itu lebih baik dibandingkan melihat pemandangan yang membuat hatinya linu.
"Hai kak Yuki, mau makan siang ya, makan bareng yuk?" tawar Annisa ramah ketika tak sengaja matanya menangkap sosok Yuki.
"Hai Annisa, makasih ya tawarannya, kak Yuki lagi buru-buru jadi mau beli roti aja, makasih ya tawarannya," tolak halus Yuki, ia tidak bisa membayangkan apa kabar hatinya jika bergabung dengan dua sejoli itu untuk menghabiskan makan siangnya bersama.
"Kalau begitu kakak pamit duluan ya Annisa, Al, assalamualaikum," pamit Yuki berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban dari keduanya.
Yuki berjalan menuju taman dengan airmata yang mengalir di pelupuk matanya.
"Ya Allah," gumam Yuki sambil meremas bajunya, mendadak hatinya terasa sakit.
!!!Typo berterbangan!!!
Nov. 19,18.
Rev.
Dec.03,21.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah Aku Disisimu [END].
Teen Fiction[Cerita pertama yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... __________ Menceritakan tentang sebuah perjuangan seorang wanita untuk membuat dirinya bisa dianggap sahabat oleh s...