Sesuai yang dikatakan Ryuga saat chat, sekarang dia pergi ke mall bersama Fina. Mereka tengah memutari area mall untuk mencari toko penjual alat-alat lukis.
"Kita mau gambar animasi yang gimana, Ga?" Tanya Fina.
"Hhm, yang lo bisa aja dah asalkan cepet selesai." Jawab Ryuga santai.
Fina mendecak, "Ck! Yaa jangan begitu dong, ntar hasilnya jelek."
"Gua nggak mau lo kesulitan pas ngerjainnya, yang ada malah ribet nantinya." Balas Ryuga.
Fina berpikir, "Bener juga sih."
"Gambar anime aja dah. Gimana?" Tawar Ryuga.
"Eh iya. Tapi kita bikin anime yang agak beda dari yang lain, jadi ada sedikit sisi yamg unik. Gimana?" Balas Fina.
Ryuga mengangguk, "Boleh juga. Untuk temanya ntar gua yang pikir, jadi lo tinggal siapin alat gambar sama bakat lo itu."
"Siap siap! Gua paling semangat kalo dikasih tugas nggambar." Balas Fina semangat.
"Eh itu tokonya. Masuk yuk." Ajak Ryuga.
Mereka berdua masuk ke toko perlengkapan alat lukis.
******
Setengah jam kemudian~
"Astaga... Tadi kita masuk sana nggak ada faedahnya dong." Celetuk Fina.
Ryuga mengerutkan dahi, "Kok gitu?"
"Lah ini, kita muterin itu toko selama setengah jam cuma buat beli ini." Balas Fina sambil mengangkat satu buah penghapus kecil, "Lagipula, alat lukis disana hampir semuanya gua punya." Sambungnya.
Ryuga tertawa geli mendengar ocehan Fina, "Yasudah gapapa, sekalian aja sambil cuci mata."
"Lo kira mata gua baju kotor apa pake dicuci segala." Ucap Fina.
"Aisssh, sekarep wae lah." Balas Ryuga terkekeh.
Tiba-tiba mata Ryuga tertuju pada sebuah area permainan, yang lebih dikenal dengan sebutan Timezone.
"Lo gabut nggak?" Tanya Ryuga.
"Eum, dikit. Bosen juga sih cuma jalan-jalan doang. Kenapa?" Balas Fina.
"Kesana yuk." Ajak Ryuga sambil menunjuk kearah Timezone.
"Timezone? Woaah... Ayo ayo, udah lama gua nggak kesana." Balas Fina dengan semangat.
Kemudian mereka masuk ke area Timezone tersebut, Ryuga menyuruh Fina duduk di kursi dekat area pengisian kartu bermain.
"Fin, lo duduk sini dulu ya. Gua mau isi kartu mainnya." Ucap Ryuga.
"Eh, bareng dong. Saldo gua tinggal dikit juga." Balas Fina sambil membuka dompetnya lalu mengeluarkan kartu bermain.
"Udah masukin aja kartu lo, biar gua yang bayarin." Ucap Ryuga.
"Eh kok gitu?" Tanya Fina, "Aissh, gua kan jadi nggak enak sama lo." Sambungnya.
"Kan gua yang ajak lo kesini, gua juga lagi pengen traktir lo." Jawab Ryuga.
"Ish. Elo mah gitu." Lirih Fina.