PART 7
[ "Eomma tidak boleh terluka lagi" ]
"Yunho?"
Mata musang Yunho mengerjap. Menemukan Jaejoong yang menatapnya bingung. Iris cokelat Yunho bergerak memerhatikan luka di sudut kanan dahi Jaejoong lalu beralih menatap kain kasa yang sudah berwarna cokelat di tangannya.
"Kau menaruh obatnya di sana, tapi lalu malah terdiam beberapa saat" Ujar Jaejoong memberitahu suaminya.
Kemudian dalam sekejap kesadaran Yunho yang terhisap entah kemana tiba-tiba menyerbu kepalanya begitu saja. Mereka yang menghabiskan makan siang bersama di restoran seafood bersama kedua tamu yang tidak diundang—Changmin dan Kyuhyun—lalu meninggalkan Jaeho dan Junhon bersama dua orang itu karena si kembar yang meminta. Dan tiba-tiba saja Yunho kalap saat Jaejoong mendapatkan panggilan video dari Changmin—yang sebenarnya itu adalah Jaeho dan Junhon yang ingin memamerkan keberadaan mereka bersama dua orang dewasa itu.
Jaejoong terkejut ketika Yunho tiba-tiba saja merampas ponselnya lalu memutuskan panggilan tersebut sebelum sempat melihat wajah si kembar dari sana, membuat layar ponsel Jaejoong berhenti pada wajah penuh Changmin yang sedang tersenyum begitu lebar. Jaejoong yang terkejut karena sikap Yunho refleks beranjak untuk mengambil kembali ponselnya. Namun saat ia hendak membuka pintu kamar mereka kepalanya terbentur pintu tersebut karena Yunho tiba-tiba saja kembali ke dalam kamar untuk mengembalikan ponsel Jaejoong setelah menyadari bahwa perlakuannya barusan sungguh konyol.
Dan sekarang di sinilah mereka. Sama-sama duduk di pinggir ranjang dengan dahi Jaejoong yang masih terluka—serta kain kasa berlapis obat cair di tangan Yunho.
"Bill di restoran tadi memberatkanmu, ya?" Tanya Jaejoong tiba-tiba.
Yunho mengernyitkan dahinya bingung.
"Yah, kau tahu, Changmin makannya banyak, belum lagi dua porsi gurita utuh untuk dihabiskan anak-anak bersama Changmin dan temannya" Sambung Jaejoong membuat Yunho mendengus keras.
"Yang benar saja, Jaejoong" Ujar namja tampan itu seraya mengulurkan kembali tangannya mengobati luka di dahi namja cantik itu.
"Soalnya kau terlihat tidak fokus. Apalagi memangnya kalau bukan bill seharga 3 juta tadi?"
"Aku hanya teringat Jaeho"
"Kenapa tiba-tiba?"
"Anak itu benar-benar lengket denganmu"
"Jelas saja, aku ibunya. Ada apa sih denganmu?"
Yunho tidak menjawab. Pria tampan itu sudah selesai menempelkan kain kasa baru di dahi Jaejoong lalu menutup kembali kotak obat di sampingnya.
"Jaejoong" Panggil Yunho setelah beberapa saat mereka sama-sama diam.
Namja cantik itu berdengung. Menatap mata musang Yunho yang sedang balas menatapnya dalam. Sedikit banyak situasi ini membuat tubuh Jaejoong terasa panas.
"Ada apa?" Tanya Jaejoong cepat sebelum pipinya berubah menjadi merah.
"Tentang percakapan kita waktu itu—aku penasaran apakah jawabanmu masih sama" Ujar Yunho seraya mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
"A-apa maksudmu? Yang mana?"
"Apakah kau menyesal?"
Jaejoong refleks menelan salivanya. Merasakan Yunho yang semakin mendesaknya secara terang-terangan seperti ini membuatnya mendadak tidak bisa berpikir rasional. Namja cantik itu terus memundurkan tubuhnya sampai punggungnya membentur kepala ranjang. Sial—tidak ada lagi celah untuk menghindar—gerutunya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasting -YunJae-
FanfictionOrang-orang bilang di dalam pernikahan selalu tidak lepas dari perasaan kasih bernama cinta. Mereka bilang meski mustahil sekalipun, pada akhirnya cinta pasti akan datang karena terbiasa. Terbiasa berdua dan terbiasa bersama. Tapi bagi Jaejoong itu...