Sore itu..
Di sebuah ruangan, duduk seorang gadis yang tengah menengadah ke arah langit-langit.
Ia mencoba menahan butir air mata yang memaksa jatuh berurai dari sudut matanya.Rose..
Ia sedang menunggu teman-temannya untuk berbagi kisah yang saat ini sedang memenuhi pikirannya.
Tak lama, datang seorang gadis yg berjalan dengan membawa beberapa berkas ditangannya.
Bersamanya datang pula seorang pria tampan yang sibuk membawa sebuah plastik berisi minuman dan camilan."Baechu-ya, Roje eodisso?" ujar si pria
Pria itu bernama Wonwoo, sedangkan gadis yg diajaknya berbicara bernama Irene.
Baechu adalah panggilan nama untuk Irene.
Sedangkan Roje adalah pelafalan nama Rose dalam aksen Korea."Dia bilang dia ada di ruang kesehatan" jawab Irene
"Wonu-ya, kau tidak lupa membeli air mineral bukan?" lanjut Irene
Wonwoo menyodorkan kantung plastik yg dibawanya itu ke hadapan Irene dan membiarkan Irene mencari sendiri benda yg ia tanyakan tadi.
"Yeokshi, uri Wonu" puji Irene
Sesampainya di ruang kesehatan, mata Irene langsung tertuju pada Rose yg berada disana sendirian.
Wonwoo berjalan dibelakang Irene dan menutup pintu ruangan tersebut setelah mereka berdua masuk ke dalam."Mian, tadi ada kelas debat tambahan.. no wae yogi isseo? Eodi appa?" tanya Irene pada Rose
Rose perlahan menegakkan duduknya.
Seketika air mata meluncur halus dipipinya.
Wonwoo yg melihat kejadian itu secara reflek mempercepat langkahnya menuju Rose.
Ia dengan sigap memberikan Rose tissue yg ikut dibelinya tadi saat memilih minuman.
Irene menaruh berkas yg dibawanya ke atas meja dan bergegas menghampiri mereka."Wae geurae?" tanya Wonwoo
Rose diam, belum sempat ia memberi jawaban Irene sudah bertanya
"Pasti Daniel bukan?"
Rose masih diam.
Wonwoo menunggu jawaban dari Rose, tetapi gadis yg dimaksud tak kunjung memberikan jawaban.
Air mata Rose justru kembali mengalir."Na ije ottokhae?" Rose mulai bersuara
Wonwoo dan Irene menunggu kelanjutan kalimat Rose dengan seksama.
"Mingyu tadi menghampiriku, dia memberikanku ini" ucap Rose sambil menunjuk sebuah cushion yg diletakkannya didekat kursi yg ia duduki
Sebuah cushion putih bulat yg cukup besar berbentuk wajah yg sedang tersenyum dengan sebuah berlian sebagai mahkota diatas rambutnya yg berwarna pink.
"Dia menyatakan perasaannya padaku" tambah Rose
Wonwoo diam.
Irene mengambil cushion tersebut dan ikut duduk disamping Rose.
Ada yg aneh pada cushion itu.
Keadaannya sudah terkoyak dan sedikit robek dibeberapa bagian.
Belum sempat Irene bertanya, Rose melanjutkan kalimatnya."Mingyu sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri, aku pikir dia juga sama.. aku tidak tahu kalau dia menginginkanku lebih dari itu" Rose bercerita sambil terisak
"Daniel tahu?" tanya Irene sambil mengelus bahu Rose untuk menenangkannya
Rose mengangguk
"Mereka tadi berkelahi dikelas" tangis Rose semakin pecah
Tanpa bertanya, Irene langsung tahu penyebab mengapa cushion yg ia pegang menjadi seperti itu.
Daniel memang begitu.
Ia kakak kelas yg arogan dan paling disegani di sekolah ini.
Rose adalah pacarnya.
Mereka resmi menjadi sepasang kekasih beberapa bulan yg lalu.
Sedangkan Mingyu adalah teman dekat Rose sejak mereka bersekolah di Australia.
Sampai akhirnya mereka pindah ke sekolah ini.
YOU ARE READING
Without You
FanfictionApa semudah itu aku bagimu? Apa aku tidak ada nilainya bagimu? Lalu kenapa kau menghampiriku? Membuatku jatuh cinta padamu dan kau meninggalkanku semaumu.. Apa memang ini caramu? ************************************* I'm in love with Mingyu, and Sev...