The Clown Statue

794 112 39
                                    

Ramuda tidak menyangka, ini semua akan terjadi.

Awalnya, ia hanya menerima permintaan tolong teman divisinya.

Yamada Ichiro, anggota termuda The Dirty Dawg  ada 'pekerjaan' malam ini, dan tidak bisa menjaga kedua adiknya.

Sebagai teman dan senior yang baik, tentu saja Ramuda menawarkan diri.

"Icccchiroo~~~! Biar aku saja yang menjaga adik - adik mu, ne? Kau bekerja saja yang giat~!" Ramuda berseru ceria sembari melompat ke bahu Ichiro saat anak itu menceritakan kondisinya.

"Ah tapi--" Ichiro hendak membantah tetapi diselak oleh Samatoki.

"Sudahlah bocah, biarkan saja. Daripada Ramuda malam - malam keluyuran tidak jelas." Samatoki berkata cuek sembari mengepulkan asap rokok ke muka Ramuda yang langsung cemberut dan merengut.

Kepala Samatoki ditabok Jakurai karena aksinya barusan.

Samatoki naik pitam, nyaris ada baku hantam. Beruntunglah dering ponsel pintar Ichiro mengalihkan semua.

"Ah, dari Jiro, tunggu sebentar ya." Ichiro keluar dari ruangan mereka dulu. Membiarkan telinga Samatoki panas akan ceramah Jakurai mengenai bahaya merokok.

"Ya, Jiro? Ah..... Coba kau tolong tenangkan dia, ya?  Niichan akan pulang sebentar lagi. Hm? Oh tidak, nanti malam kalian ditemani Ramuda - nii, oke? Iya, iya. Sampai jumpa."

Sambungan diputus, Ichiro kembali masuk ke ruangan yang masih dipenuhi perdebatan panas dan tawa kekanakan Ramuda yang membahana.

"Ah.... Apa benar tidak apa - apa meninggalkan mereka dengan Ramuda - san?  Yah, bukan berarti aku ada pilihan lain, sih." Ichiro menghela nafas pelan sebelum melerai sang dokter dan preman.

.

Jarum jam dinding menunjukan pukul 7 malam saat bel rumah keluarga Yamada berdering.

Cklek

"Yahooo~ yahoooo~~!"

Sosok Ramuda terlihat mengayunkan permennya di hadapan Ichiro yang membukakan pintu.

"Aaahh-- Ramuda - san, silahkan masuk." Ichiro tersenyum lega saat melihat sosok itu. Segera saja ia melebarkan pintu, menampilkan isi rumah yang walaupun tidak besar, tetapi rapi dengan suasana hangat.

Ramuda melepaskan sepatunya dan menyimpan di rak, lalu mengucapkan 'permisi' saat masuk.

Gini - gini Ramuda masih tahu sopan santun, yaaaa.

"Di mana adik - adik mu, Ichiro?" Ramuda dengan kekurangajaran bocah mulai melangkah menyusuri setiap sudut ruang tamu. Terkadang tangannya sibuk menyentuh barang - barang yang ada.

"Mereka di dapur, sedang makan malam. Kau mau makan dulu, Ramuda - san?" Ichiro bertanya ramah sembari melepas paksa mantel yang dikenakan seniornya itu.

"Hm~ Tidak usah, tadi sore aku sudah makan bareng Neesan~" Ramuda nyengir lebar. "Nee~ Nee~ Aku masuk, yaaa" lalu pemuda berambut mencolok itu pun melompat riang ke arah dapur.

Lalu terdengar rusuh - rusuh dari sana.

Ichiro mendadak sakit kepala.

Selesai menggantung mantel Ramuda, Ichiro segera saja menyusul ke dapur. Lalu ia melihat Saburo yang duduk dipangkuan Ramuda, dan Jiro yang sedang cerita dengan serunya sampai tangan bergerak bebas kesana - kemari. Mereka bertiga tampak bahagia dan terlarut dalam percakapan.

Ichiro tersenyum. 'Ah, mungkin meninggalkan mereka bersama Ramuda bukan hal buruk...'
Baru saja pikiran itu lewat di otak Ichiro, ia mendengar sebaris kalimat yang membuatnya menarik kembali kata - kata itu.

URBAN LEGEND : HypMic's version Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang