"Selama ini aku terus menunggu dan berharap jika dirimu akan kembali. Tapi, di saat itu pun aku tahu jika semua itu hanya khayalan untukku."
(Izinkan Aku Memilikimu 2)Sudah beberapa minggu lalu sejak kecelakaan yang menimpa mobil Zain telah berlalu. Saat itu, Ridwan yang ada di tempat kejadian langsung membawa Asfa dan Zain ke Rumah sakit Madinah Cardiac Center yang berada di jalan Khalid bin Walid, arah Utara dari Universitas Islam Madinah.
Sejak saat itu Asfa mengalami koma selama 4 hari dan Zain sampai sekarang belum bangun dari komanya. Kecelakaan yang menimpa mereka cukup menarik perhatian media, masalahnya itu menjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan beberapa orang luka-luka. Untung saja tidak ada yang meninggal di tempat dan Asfa sangat bersyukur akan itu.
Hal yang membuat ia terpikirkan ialah saat Asfa koma, selama 4 hari itu ia terus menerus memimpikan sosok Nazmal yang sedang membacakan Qur'an surat An-Nisa. Asfa mendengarnya terus menerus selama empat hari dan Nazmal terus membaca itu tanpa melanjutkan ke surat selanjutnya.
Asfa tidak tahu maksud dari semua ini, di mimpi itu seakan-akan Nazmal mengajak Asfa untuk kembali padanya. Nazmal mengucapkan kata rindunya lewat lantunan ayatnya. Namun, Asfa sadar jika Nazmal memang sudah pergi. Ia tak bisa memaksakan sosok Zain agar menjadi sosok suaminya.
Beberapa hari sebelum ia kecelakaan pun Faris datang, Faris berbicara pada Guntur dan Anel jika Zain bukan Nazmal. Nazmal tidak memiliki kembaran sama sekali, Faris juga sadar jika semua sifat kakaknya itu tidak ada pada Zain. Sampai sekarang lelaki itu masih di Madinah, entah ada di mana Asfa tidak mau tau menahu, ia sepenuhnya sudah melupakan lelaki itu.
Asfa membersihkan tumpukan buku yang ia beli di Madinah. Semua jenis buku yang laris ia beli. Hobby barunya saat ini adalah membaca. Saat dulu ia sangat tidak tertarik untuk membaca, tapi sejak semua perubahan itu Asfa berubah total. Hidupnya saat ini hanya dipenuhi buku, buku, dan buku.
Ia mengambil semua buku yang ada di lemari kemudian ia simpan di tas backpacknya. Sudah beberapa barang ia bereskan, bahkan baju-bajunya saat ini semuanya sudah ada dalam koper. Asfa sudah berniat meninggalkan Madinah, ia akan pergi dari kota ini dan beradaptasi di bangsa orang.
Kehamilannya saat ini sudah tak bisa lagi ditutupi. Ia kira sewaktu ia kecelakaan ia akan keguguran, namun memang sudah kuasa Allah jika anak itu memiliki hak untuk hidup. Asfa mengerti, ia tidak bisa egois dan memikirkan dirinya sendiri. Janin ini adalah anaknya dan Asfa sangat berhak untuk keselamatan anaknya.
Asfa mengusap rambut Nafisya dengan lembut. Sejak tadi putrinya itu memainkan boneka untanya. Asfa tersenyum, " Nafisya? Mau makan?" ucapnya dengan lembut sembari menatap lekat matanya.
Nafisya tertawa kecil dengan lucu, "mamam..." serunya.
Asfa ikut tertawa kecil, lalu ia pun mencium kening Nafisya. "Bentar ya, ibu ke dapur dulu."
Asfa bangun dari duduknya. Ia berjalan keluar dari pintu kamar, kemudian saat ia membukanya tiba-tiba Rania berdiri di depan pintu kamarnya. "Eh..." ucap Asfa spontan.
Rania tersenyum "Mbak, aku mau ke dalem boleh?"
"Boleh kok, Ran. Mbak enggak larang lagian," sahut Asfa terkekeh.
Rania tersenyum tipis.
"Mbak ke dapur dulu ya bentar." Asfa berjalan meninggalkan Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilikimu 2
Espiritual"Madinah bukan hanya kota dengan tanah yang suci, tapi ia telah menjadi saksi akan bayangan dirimu yang muncul di dunia baruku." ===================================== Setelah kejadian Gerakan Tanpa Tuhan atau lebih yang dikenal dengan GTT, yang memp...