Sudah seminggu semenjak kejadian itu. Anin pun sudah kembali ke Jakarta. Tak ada hal spesial yang bisa di ceritakan. Yuri sudah kembali ke bandung. Begitupula Lintang yang kembali ke bandung juga. Andela dan Elaine pun masih berurusan di Singapore.
Setelah kejadian dirinya dan Andela, mereka memang menjaga jarak. Seakan akan hal itu tak pernah terjadi. Anin kembali melanjutkan kuliahnya yang sudah cukup terhambat.
Hari ini aktivitasnya berjalan seperti biasa. Dimulai dari kelas pagi yang membosankan hingga kelas sore yang menyenangkan, Anin menghembuskan napas pelan keluar dari kelasnya yang sudah mulai kosong. "Aninn!!"
"Ka Yup"
"Kemana aja sih? Lama banget gak ketemu!!!"
Anin menggaruk belakang lehernya sambil tersenyum. "Ah itu. Kemaren seminggu lebih ke singapore, jalan jalan"
"Ih ga ajak ajak" Yupi memanyunkan bibirnya bertingkah kesal terhadap Anin. "Ehh jangan ngambek gitu donk ka Yuppp"
"He'emmmm!!!"
"Ih so lucu banget sih Ka Yup" Anin terkekeh membuat Yupi memukul bahunya cukup keras. "Aduhhh iya iya emang lucu kok" Yupi terkekeh kemudian meraih tangan Anin. "Aku tau kamu lagi galau. Kita jalan jalan berdua yuk"
"Ehhh!!!????" Yupi menarik tangan Anin seenaknya membuat Anin terpaksa mengikuti langkah Yupi.
Boby dari kejauhan melihat tingkah keduanya. "Anin sama Yupi? Seriously?"
*****
Anin masih betah mengikuti Yupi. Entah apa yang membuatnya hanya diam ikut larut dalam genggaman tangan Yupi yang kian erat terasa di tangannya. Yupi gadis berusia 1 tahun diatasnya itu....
Sudah menghangatkan hatinya...
"Anin?"
Anin tersadar akan panggilan dari Yupi. "Kamu mikirin sesuatu?" Anin menghela napas. Ia mengangguk. "Boby nikah ya?"
Anin menunduk lesu. "Atau Michelle?" Anin mendongakkan kepalanya menatap tak percaya pada Yupi. Yupi tersenyum. "Aku udah tau kok. Jadi kamu bebas cerita apa aja sama aku"
Anin tersenyum. "Aku cuma butuh pelukan"
"Hug me" Anin mengangguk dan memeluk Yupi cukup lama. Tanpa sadar air matanya turun membasahi baju yang dikenakan oleh Yupi. "Kamu harus selalu percaya akan ada yang lebih baik daripada yang lalu"
Langit mulai terlihat mendung, tetesan air menetes mengenai hidung Yupi. "Eh ujan, neduh yuk" Yupi menarik tangan Anin tapi Anin menahannya. "Anin"
"Temenin aku hujan hujan ya"
Yupi diam menatap mata Anin yang begitu sendu. "Bolehkah?" Tanya Anin yang dapat dengan mudah dimengerti Yupi, Yupi tampak ragu. Anin tersenyum paham. "Maaf aku terlal-" Ucapan Anin seketika terhenti ketika bibirnya bertemu dengan bibir Yupi.
*****
Hujan masih begitu deras di luar. Naomi baru saja menyeduh kopi untuk menemani sorenya yang tengah luang ini. Biasanya hari harinya sangat disibukkan denfan berbagai pekerjaan yang membuatnya semakin terasa menua karena stress yang ia alami. Tapi kini ia hanya perlu memberikan wewenangnya ke wakilnya.
Ia sudah tak ingin terlalu memikirkan pekerjaannya. Maka dari itu ia kini hanya menjadi ibu rumah tangga biasa. Usianya memang masih 36 tahun, yah.. memang tidak terlalu tua.
Suara bel berbunyi membuatnya menghentikan aktivitas sederhananya dan berjalan menuju pintu. "Anin kenapa!?!?!" Ucapnya panik melihat Boby menggendong Aninl yang lemas di punggungnya.
"Kelamaan hujan hujan" Ucap Boby santai. "Yaudah bawa masuk aja Bob" Boby mengangguk dan membawa masuk Anin, Yupi hanya diam berdiri diambang pintu. "Yupi ya?"
"Eh i.. iya tan"
"Panggil aja Bunda, yuk masuk. Pasti kedinginan kan?" Yupi mengangguk kemudian menerima rangkulan Naomi yang hangat. "Kamu suka susu apa teh? Biar bunda bikinin"
"Ga perlu repot repot Bun"
"Gak kok. Yaudah susu aja ya. Tuh kamar mandi disana ya. Kamu ke kamar Anin aja dulu minta pinjeman baju" Yupi mengangguk dan berjalan naik ke lantai 2. Ia sempat melihat Boby membawa Anin keatas.
Sebuah pintu bertuliskan Anin itu jelas menunjukkan bahwa kamar Anin. Ia membuka pintu tersebut dan melihat Boby tengah melucuti pakaian Anin. "B-Boby..."
"Lama banget sih lu! Keburu makin kedinginan ini Anin!" Yupi yang sempat curiga pun akhirnya mengerti dengan apa yang Boby lakukan. "Lu urus Anin ya. Masa gw yang ngurus dia padahal kan gw udah bukan siapa siapanya dia"
Yupi mengangguk dan mendekati Anin yang tengah tersenyum lemah kearahnya. "Oh iya. Ini baju ganti dia. Trus kalo lu mau cari baju buat elu tinggal liat di lemari itu"
Yupi mengangguk mengerti. "Makasih" Boby berjalan keluar terlebih dulu.
Yupi mulai mendudukkan Anin. "Ka Yup mandi aja dulu. Aku bisa kok" Yupi menggeleng dan mulai melepas dan memakaikan Anin pakaian.
Setelah beberapa saat. Naomi datang membuka pintu kamar Anin dan sudah melihat Anin tertidur pulas. Sementara Yupi tengah berada di kamar mandi, membersihkan dirinya.
"Sayang" Naomi mengusap pipi Anin berusaha membangunkannya. "Hei.. minum susu dulu" Anin mengerjapkan matanya, ia mengeluh pusing sambil berusaha membuat dirinya duduk. "Udah. Minum dulu biar gak sakit"
Yupi keluar dari kamar mandi, wajahnya sudah terlihat lebih segar walaupun bibirnya masih terlihat biru akibat kedinginan. "Boleh Bunda ngobrol sebentar?" Yupi menautkan alisnya dan mengikuti Naomi berjalan ke balkon kamar Anin.
"Kamu sama Anin udah deket sejak kapan?"
"Sejak ospek Bun"
"Anin banyak cerita soal kamu, selain soal Boby, Okta, Desy atau Sisca. Dia cerita soal kamu juga. Banyak banget cerita soal kamu yang dia ceritain, mulai dari hal konyol, mukbang yang pernah kalian lakuin atau hal hal serius. Kamu salah satu alasan dia kenapa dia masih tersenyum"
"Seberapa tau kamu soal Anin?"
"Aku gak tau banyak soal dia. Dia sedikit menutup hal hal privasinya Bun. Tapi Desy suka cerita soal Anin"
"Soal masalah cinta"
"Aku tau soal Michelle dan Boby Bun"
Naomi tersenyum. "Bunda dulu takut banyak orang yang menjauh dari Anin ketika tau kalo Anin suka sesama jenis. Tapi nyatanya banyak orang yang sayang dia"
"Temani dia trus ya" Yupi mengangguk paham. "Pasti"
Tbc
Ini ff udah ganti genre kayaknya wkw.
Dari ena ena yang dibumbui drama jadi drama yang dibumbui ena ena
Tapi rasanya udah susah banget nulis ena ena 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Trip 2
Fanfiction[18+] "Kecerobohan yang menyebabkan semua ini terjadi!" -Anin "Maafkan aku, aku tau aku salah" -Boby "Aku butuh tanggung jawabmu Boby, Ini anakmu Boby!" -Michelle