HT ||01

521 30 7
                                    

HT || 01

"Bukan aku yang menginginkan pertemuan ini. Tapi, Tuhanlah yang mengaturnya. Dan kaki ku yang mengantarkan aku kepadamu"

-Langit Angkasa

Pukul 05.30

"LANGITTTT!!!!!!!!" Teriak seorang wanita paruh baya didepan pintu bercat hitam yang bertuliskan "LANGIT TAMPAN" .

"LANGITTTTT!!!! BANGUNNN!!! Astaga ni anak" ucap wanita paruh baya itu sambil menggedor-gedor pintu kamar Langit.

Seorang lelaki yang memiliki paras tampan pun bangun dari tempat tidurnya, ia berjalan dengan gontai menuju pintu. Pas langit membuka kunci kamar nya.

Ceklek...

"LANGITTTT!!! YA AMPUN!!! INI JAM BERAPA LANGITTTT!!!" teriak wanita paruh baya itu.

Mendengar teriakan dari sang Bunda, Langit pun terlonjak kaget. " Aduh Bun, masih pagi juga" gumamnya.

"APA KAMU BILANG?!! INI PAGI?!! LIHAT JAM BERAPA SEKARANG??!!" bentak Nada, Bunda Langit.

"Baru juga set 6 kan Bun? Ini masih pagi banget, Bun" ucap Langit sambil mengucek matanya.

"Kamu itu ya!!" ucap Bunda Nada sambil menjewer telinga Langit.
"Sekarang kamu mandi, dalam waktu 20 menit kamu harus sudah ada di bawah" sambung Bunda.

"Awww.. Bun sakit Bun." ringis Langit sambil memegang telinganya, " Ih, Bunda. Gimana kalau nanti telinga Langit yang tampan alias handsome ini copot, Bun? Nanti cewe - cewe jadi gak suka lagi sama Langit" lanjutnya dengan nada yang di sedih-sedihkan.

"Hallahhh.. Kamu ini bawel banget, cepetan kamu mandi atau......."

"Iya aku mandi sekarang juga, Bunda ku sayang" ucap Langit sambil mengecup pipi Nada lalu lari kekamar mandi.

Nada yang melihat tingkah Langit pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu ternyata sudah besar nak. Rasanya, baru kemarin Bunda gendong kamu dan suapin kamu" ucap Nada sambil tersenyum lalu meninggalkan kamar Langit.

***

"Selamat Pagi, Mom, Dad" ucap Rain sambil mengecup pipi kedua orang tuanya bergantian.

"Pagi juga princess, Daddy" balas Fathur, Daddy .

Renata, Momi Rain membalas dengan senyuman. " Sayang, kamu udah siap buat sekolah baru kamu?" Tanya Renata.

Rain pun mengangguk kecil. Begitulah Rain, dia itu orangnya sedikit pendiam dan tidak terlalu suka membagi cerita keorang lain termasuk keluarganya. Ia akan menyimpan masalahnya sendiri dan hanya dia dan Tuhan yang tau apa yang dia rasakan dan dia alami.

"Rain, berangkat dulu" ucap Rain sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Yaudah, kamu hati-hati yah di jalannya." ucap Renata.

"Sebaik nya kamu bareng aja sama Daddy ya sayang?" tanya Fathur.

"Engga usah,Dad. Aku mau belajar mandiri." jawab Rain sambil tersenyum.

"Yaudah kalau gitu, kamu hati-hati yah dijalannya" ucap Fathur sambil mengelus puncak kepala Rain.

"Iya, Dad. Assalamuallaikum" Ucap Rain sambil berjalan keluar.

"Waalaikumsallam" jawab Mom dan Daddy bersamaan.

***

06:45

"Sialll!!!" ucap Langit dengan kesalnya. "Kenapa harus abis bensin segala sih" lanjut Langit sambil menendang ban motornya.

"Arrgghhh" geramnya sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Langit pun coba menelpon teman-temannya namun sialnya, teman-temannya tidak mengangkat telpon darinya.

Hujan TerakhirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang