Cerita Awal Di Bali

169 12 3
                                    

"Kenapa kita gak naik mobil lo aja? Jadi kan lo gak capek gendong gue kayak gini?" Letty mengeratkan tangannya lebih erat di leher Eric, takut kalau ia jatuh.

"Biar susah senang bersama."

"Gue naik taksi aja ya." Letty melihat keringat Eric sudah membasahi leher.

"Ssssttt.. jangan berisik, mau penghuni malam datang?"

"Ihh..!! maksud lo apa?" Letty bergedik ngeri.

"Yauda nanti gue kasih intinya sih nih, jalanan sini angker, dan suka ada penammm..mm..hmm," ucapan Eric tersendat.

"Udah jangan di lanjutin, lo buruan gak! Gue merinding nih!" Eric terkekeh, mulutnya masih di bekap Letty.

"Duh gue bisa mati udah bawa karung beras, mulut di bekap, sengsara banget hidup gue." Eric pura-pura lelah, padahal ia jadi terkekeh karena Letty mengeratkan tubuhnya.

Letty memukul pundak Eric. "Apa lo bilang karung beras? Gue itu body goals tau!"

"Iya aja dulu biar lo seneng."

Selanjutnya mereka terdiam, Letty mengantuk, Eric terus fokus melangkah, menjadikan malam ini sebagai waktu terindah dan berharga baginya.

"Nah kita udah sampe."

"Kok cepet?" Tanya Letty mengangkat kepalanya yang sejak tadi bersandar di pundak Eric, nyaman. Harum parfum Eric membuatnya tenang, tidak menyengat namun membuat ia terbuai dan tergoda untuk tidur.

"Makanya, nona manis tukang tidur jangan suka nempel dikit tidur."

"Biarin!" Letty memberi kode ia ingin turun, dan Eric pun mengikutinya.

Baru saja Eric mengemudikan mobilnya beberapa menit, lagu klasik menemani mereka sehingga tidak sesunyi sebelumnya dan Eric menahan senyumnya ketika Letty mencoba menahan tidur tapi sayangnya ia kembali tertidur. Eric segera memberikan blazer miliknya pada Letty. "Good night little child."

**********

Pagi hari di kamar Letty. "Kita udah nyampe ya?" Letty seperti mengigau.

"Nyampe di mana sayang? nyampe di kasur ya?" goda mama yang membuat Letty tersipu.

"Mama?! Kok ada di sini? Temen aku kemana?" Letty jadi panic sendiri sampai mama terkekeh geli, sambil membuka gorden kamar membiarkan bias cahaya masuk.

"Dia udah pulang semalam, gak tega katanya bangunin kamu. Jadi ya sekalian deh kamu digendong sampai kamar." Mama mendekati Letty dengan wajah menggoda anak gadis satu-satunya itu.

"Tumben dia baik." Letty mencoba menepis rasa senangnya, tapi percuma saja mama sudah melihat senyum mengembang Letty. Semburat pipi yang merah juga menambah kesan jatuh cinta yang Letty rasakan.

"Hush.. memang baik dan sopan anaknya."

"Mama belum tau aja kalau dia suka bikin Letty darah tinggi."

"Jangan suka begitu, nanti kamu kangen loh."

"Gak mau!"

"Terserah deh, mama kan cuma kasih nasihat. Sekarang kamu mandi habis itu sarapan di bawah soalnya Papa udah nunggu."

"Iya ma." Mama keluar dari kamar Letty sambil tersenyum senang kalau anaknya sekarang dekat dengan laki-laki yang dinilai baik olehnya. Setelah Mama keluar pintu kembali terbuka.

"Sayang, mandi loh jangan ngebayangin di gendong Eric." Mama terkekeh.

"Lapor Papa dulu ah, anaknya udah punya pacar."

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang