Keira menatap lurus, seperti mengamati angin yang tidak dapat menghalau kepergian Kenzo. Sebenarnya, gadis itu sudah sadar sejak setengah jam dipindahkan ke ruang inap, namun ketika membuka mata, ia melihat Kenzo tengah mengamati gelang yang dipakai Keira, hingga tidak menyadari bahwa seseorang yang tengah terbaring pingsan itu telah sadar.
Lalu tiba-tiba ide gila muncul di benaknya, ia ingin tahu apakah Kenzo akan berbicara atau melakukan sesuatu yang tidak terduga seperti di film-film romance yang sering ia tonton di bioskop. Entah cowok itu akan mengatakan 'Kamu cantik, Keira. Tapi aku belum mencintaimu' atau 'Andai aku mengenalmu terlebih dahulu daripada Rian' dan apapun kalimat gila yang bersarang di otak gadis itu.
Tetapi, umpatan dan nama seseorang yang diucapkan cowok tadi seolah menyadarkannya bahwa ia tidak berhak berpikiran seperti itu. Entah setan apa yang tengah merasukinya, sehingga ia berpikir bahwa Kenzo memiliki rasa padanya.
Keira menghela nafas, sekarang ia merasa seperti tokoh-tokoh nelangsa di film, terlihat seperti seorang selir yang baru saja ditinggal pergi oleh raja untuk menemui sang permaisuri.
Ingat, Kei! Cowok lo itu Rian!.
Otaknya seolah berteriak lantang untuk mengingatkannya. Ia menghela nafas yang kedua kali. Lalu saat matanya menangkap sebuah tas ransel laki-laki berwarna navy - yang ia yakini milik Kenzo- berada di atas kursi samping tempat tidur yang ia tempati, perlahan ia terduduk, meski terasa sangat pusing namun ia masih mencoba untuk duduk, hingga akhirnya gadis itu berhasil mengambil tas tersebut.
Sekarang, di kanan dan kirinya seperti ada sang malaikat dan sang iblis yang saling membisiki Keira antara mengembalikan tas itu ketempat semula atau membuka tas milik Kenzo itu. Dan karena rasa penasaran yang membuncah, logikanya dikalahkan oleh rasa ingin tahu, lalu ia membuka zipper utama tas tersebut.
Tidak menemukan sesuatu yang menarik, gadis itu kemudian membuka zipper yang kedua di bagian depan. Matanya memicing kala mendapati sebuah buku dengan warna yang menurut Keira bukan Kenzo sekali -warna peach-. Lalu ia mengeluarkan buku dengan sampul girly itu. Di halaman pertama, ada sebuah nama yang tertulis dengan tinta berwarna gold 'Karina Arginaya'.
Tiba-tiba terdengar suara grasak-grusuk dari luar, refleks gadis itu melempar tas milik Kenzo ke kursi tadi, dan menyembunyikan buku berwarna peach tadi dibawah bantal tidurnya. Untuk sementara, buku itu akan aman di sana.
Nova dan Rian muncul bersamaan dengan teman-temannya. Lalu Audy yang terlihat mencolok karena hanya dirinya yang ber gender perempuan diantara mereka menyeruak hingga mengakibatkan Gibran terdorong menabrak pintu.
"Anjir, selo dong!. Untung gak kena muka ganteng gue" ucapan Gibran itu hanya mendapat pelototan mata dari Audy.
"Kei, lo kenapa sih bisa sampe masuk rumah sakit gini?" tanya Audy sembari duduk asal-asalan di kursi samping ranjang Keira, "Eeh, ini tas siapa?" Audy terpekik kaget saat merasakan ada sesuatu aneh di kursi yang baru saja duduki, kemudian menenteng tas milik Kenzo.
"Tas nya Kenzo bukan sih?" ucap Gibran spontan, yang langsung di angguki oleh Rian dan Irham.
"Lah orangnya kemana? Kok tas nya bisa disini?" tanya Irham, sedangkan Keira memilih menggeleng pelan. Lebih baik pura-pura tidak tahu bahwa Kenzo tadi pergi daripada semua semakin banyak bertanya.
"Tadi Kenzo disini kan, dek?. Soalnya dia yang ngabarin abang kalau kamu masuk rumah sakit" pertanyaan Nova semakin membuat Keira jengah.
Harus ya nanyain Kenzo kemana?. Lagi ngapel kali.
Alih-alih menjawab demikian, gadis itu justru berkata "Aku bangun, dia udah nggak ada" lalu memilih berbaring kembali. Rasanya tiba-tiba moodnya hancur ketika ditanyai keberadaan Kenzo. Entah kenapa, harusnya ia biasa saja kan? Punya hak apa dia kesal pada laki-laki itu?.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of Love
Novela JuvenilTerjebak dalam sebuah 'Batas Pertemanan' atau bahasa kerennya 'Friendzone'. Tapi kalau sukanya sama Teman Pacar sendiri, bisa dibilang 'Friendzone' nggak?. Rasanya kalau bisa, Keira lebih memilih nggak usah Kenal dan Pacaran sama Rian. Gara-gara Kei...