“San,tungguin gue dikantin,jangan lupa”
Santi memutar bola matanya sambil memasang wajah malas kearah Boby,sahabatnya. Sambil memasang wajah serius Boby menunggu jawaban dari Santi. Harusnya dia pergi bareng dengan Santi kekantin,namun setelah mendapat tugas untuk membantu bu Ranti membawa tumpukan buku tugas miliknya dan teman kelasnya,Boby pun tak bisa menolak.
“Lo udah bilang itu yang ke-10 kalinya,Bob. Udah ah,gue deluan keburu soto nya ludes. Lo jangan lama-lama! Ntar gue habisin soto lo..Hahaha” Santi langsung berlari ketika Boby ingin melemparinya dengan buku. Santi akhirnya sampai kekantin,suasananya tidak terlalu ramai. Dia pun hendak ingin memesan. Namun ia dikejutkan oleh suara amarah seseorang. Santi pun menoleh kearah sumber suara,tiba-tiba suasana kantin mendadak sepi. Semua mata tertuju kepada empat orang siswi.
“HEH! LO PUNYA MATA GAK!”
Santi menghela nafas,sudah sekian kalinya dia melihat kejadian seperti ini. Para pem-bully sekolah beraksi lagi. Siapa lagi kalau buka Fany,Hera,dan Lola. Mereka bertiga memang dikenal sebagai pem-bully paling kejam disekolahnya. Sangking kejamnya,beberapa murid memutuskan pindah sekolah atau orangtua mereka yang datang. Namun anehnya,mereka bertiga tidak pernah mendapatkan skors atau dikeluarkan dari sekolah. Membuat para muridnya merasa ketakutan dan memilih untuk diam
“M..maaf kak. S..saya gak se..nga..ja” sisiwi berkepang dua itupun berdiri dengan rasa bergetar diseluruh tubuhnya. Dia menundukkn kepalanya dengan sangat dalam. Sedangkan Fany hanya menatapnya dengan senyuman yang mengejek
“Enak banget lo bilang gak sengaja. Lo gak lihat? Minuman murahan lo tumpah di baju mahal gue!” Fany semakin menatap siswi itu dengan tajam,Siswi itu sedikit tersentak mendengar bentakan dari Fany,dia kembali menundukkan kepalanya.
“udalah Fan,kasi dia pelajaran aja. Kayak biasanya..” sambil mengaduk minumannya Lola menatap santai kearah siswi berkacamata itu. Fany seketika tertawa kecil lalu menatap sisiwi itu dengan pandangan yang tidak dapat diartikan,kemudian membisiknya.
“Just becarfull when you back to home..”
“San?”
“San?”
“WOI!!”
Santi yang terkejut mendengar suara keras didepannya berdecak kesal,dia menggosok perlahan kedua telinganya.“Bob,volume suara lo kegedean..kecilin kek, kesel gue dengernya..”
“Lo sih,dipanggil gak nyahut..mikirin apa lo?”
“Ah, kepo lo..”
“Ah, sok tahu lo” Boby tertawa pelan lantaran Santi tak membalas ucapannya lagi. Dia kembali melahap makanannya.
“Bob..” Dengan ragu,Santi ingin sekali bercerita kejadian Fany yang beberapa waktu dia saksikan. Namun,dia yakin sekali Boby lagi gak mood buat denger.“gue..tadi..ngelihat…a-“
“apasih? Lo ngomongnya jangan putus-putus gitu.. gak enak didenger..” Boby yang masih asyik mengunyah makanannya memotong ucapan Santi barusan. Santi menghela nafas.
“hhh…gue pengen kasitahu tadi ada adek kelas yang di-bully” Santi mempercepat ucapannya kali ini membuat Boby sedikit menyeritkan dahi lalu memasang ekspresi datar
“Terus?”
“Gue mau bantuin tuh adek kelas” Santi memasang wajah imutnya “Please..”
“GAK BOLEH” ucap Boby santai dibalas dengan raut cemberut Santi
“Ish,kenapa? Santi cemberut,kali ini Boby menatapnya dengan serius
“Lo pengen flashback kejadian 2 bulan lalu? Kalau lo mau.. silahkan” Boby tersenyum miring lalu menggeleng perlahan,Santi yang tahu maksud Boby hanya memasang wajah cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully
Teen Fiction"Lo gak bunuh gue,tapi lo bunuh sahabat gue" Santi yang ingin menghentikan pembulian yang ada disekolahnya kini harus terkena imbas dari sang ketua geng dan kawan-kawan. Kejadian misterus yang menimpa dirinya tak menghentikan langkahnya. Apa yang ak...