26. Moody

752 161 36
                                    

Hanya satu tempat yang bisa membuat Hyunsuk tenang, yaitu kafe di mana Jaeyong bekerja. Kali ini Hyunsuk sedang tidak ada mood untuk memakan makanan manis.

Hyunsuk sangat tenang sekali ditempatnya. Hyunsoo dan Seungjun bertanya-tanya ada apa dengan Hyunsuk yang sedikit berbeda dari biasanya.

"Tidak biasanya kamu memesan americano dan tanpa kue.."

Hyunsuk mengalihkan pandangannya yang sedari tadi melihat ke luar. Terlihat Jaeyong yang sudah duduk di hadapan Hyunsuk seraya meletakkan croissant isi cokelat dan cheese raisin.

Bolehlah Hyunsuk bilang sedang tidak mood untuk memakan makanan manis, tapi saat kue tersebut diletakkan dihadapan Hyunsuk. Segera ia lahap sampai tak bersisa dan langsung menyesap americanonya.

Jaeyong tertawa dengan tingkah Hyunsuk yang menggemaskan ini. Selalu saja Hyunsuk bisa membuat perasaan khawatir Jaeyong padanya hilang ketika Hyunsuk bersikap menggemaskan.

"Kafe ini yang terbaik!"

Ditunjukkannya jempol Hyunsuk ke arah Jaeyong. Tentu saja disambut oleh tawa Jaeyong yang khas kebapakan bagi Hyunsuk.

"Kali ini ada apa lagi?"

Hyunsuk menatap Jaeyong dengan bingung karena tidak paham dengan pertanyaannya.

"Maksudnya?"

Terlihat Jaeyong menghela napas jika harus berhubungan dengan Hyunsuk yang sulit untuk peka. Dasar bocah!

"Kali ini apa masalahmu?"

Hyunsuk terdiam cukup lama setelah pertanyaan Jaeyong. Tatapan Hyunsuk yang sedari tadi ke arah Jaeyong beralih ke cangkirnya yang berisi americano dan beralih lagi ke arah luar.

Hyunsuk bingung apakah masalahnya harus ia ceritakan ke Jaeyong.

"Hanya masalah internal dengan salah satu anggota di sana.." seperti biasa Hyunsuk menampilkan senyumannya agar menenangkan Jaeyong. Tapi Jaeyong tahu senyum Hyunsuk itu fake.

Untuk kali ini Jaeyong membiarkan Hyunsuk. Hanya untuk kali ini saja. Karena Jaeyong tahu, Hyunsuk masih belum nyaman dengannya.

"Mau aku bungkuskan latte macchiato." Hyunsuk menggeleng, menolak tawaran Jaeyong. "Aku bayarin." Hyunsuk mengangguk seketika.

Dasar gratisan! Untung Jaeyong sayang.

**

Saat pulang Hyunsuk menaiki taxi dan turun di halte tempat biasanya ia menunggu bus. Ia memutuskan berjalan menuju rumahnya dengan menyesap latte yang dibelikan Jaeyong.

Hari ini Hyunsuk bisa bernapas dengan lega karena tidak ada pertemuan klub sehingga ia tidak bisa bertemu dengan Byounggon.

Hyunsuk berjalan dengan riangnya menuju rumah seraya bersenandung kecil.

"Hyunsuk.."

Panggilan yang berada di sampingnya membuat senandung Hyunsuk berhenti dan latte yang ia minum disemburkannya. Perlahan tapi pasti, Hyunsuk menoleh ke samping dan mendapati Jinyoung yang sedang keluar dari gerbang rumahnya.

Dan ada satu hal yang membuat Hyunsuk syok. Kenapa ia harus bertemu Byounggon lagi sore ini? Sudah cukup pagi tadi mereka saling melihat satu sama lain dan Hyunsuk sedang tidak ingin melihat Byounggon secara dekat.

"Apa yang membuatmu senang?" tanya Jinyoung yang kini sudah ada di depan Hyunsuk dengan Byounggon yang berada di sisinya.

"Latte.." ragu-ragu Hyunsuk menunjuk latte yang ia bawa.

"Kamu dari kafe itu?"

Hyunsuk mengangguk mendengar pertanyaan Jinyoung.

"Kenapa tidak mengajak kami ke sana?"

Memangnya aku sudi mengajak kalian berdua! Big no!

Inginnya Hyunsuk bilang seperti itu, tapi ia tahu aturan. Yang membuatnya sedikit kesal adalah Byounggon bukan Jinyoung, jadi sekesal apapun Hyunsuk pada si dino sialan, ia akan tetap sopan dan berlaku manis ke Jinyoung.

Tapi Hyunsuk juga tetap berlaku manis ke Byounggon walau kesal. Cinta itu memang buta.

"Aku pikir kalian sibuk.." hanya itulah kata-kata yang ada dipikiran Hyunsuk saat ini. "Ah! Kalian mau kemana?" sebenarnya Hyunsuk tidak ingin bertanya ke mereka dan ia ingin lekas pergi dari sini. Tapi sikap sopan yang diajarkan oleh keluargannyalah yang membuat Hyunsuk tidak kunjung pergi.

Susahnya hidup dikeluarga konglomerat.

"Kami akan pergi kencan." Kali ini bukan Jinyoung yang menjawab tapi Byounggon yang sedari tadi diam.

Boleh tidak saat ini Hyunsuk menonjok wajah Byounggon yang sangat menyebalkan bagi Hyunsuk dan segera pergi dari hadapan mereka.

"Kencan kemana?" Hyunsuk kesal. Lagi-lagi otaknya tidak singkron dengan mulutnya. Padahal otaknya memerintah dirinya untuk tidak bertanya lagi dan segera pergi. Sayangnya mulutnya malah mengkhianati otaknya.

"Makan malam dan jalan-jalan." Singkat, padat dan jelas serta dengan nada datar. Sumpah Hyunsuk ingin sekali menonjok wajah tampannya agar tidak tampan lagi.

"Kalau begitu aku ganggu ya?" Hyunsuk juga ingin sekali memukul mulutnya yang tidak berhenti bicara.

"Tidak/ Iya!" Jinyoug dan Byounggong menjawab bersamaan namun beda jawaban.

Segera Jinyoung menyikut perut Byounggon pelan dan melotot dengan kesalnya. Byounggon hanya tersenyum seraya mencubit pipi Jinyoung.

Hyunsuk muak melihat drama kecil di depannya. Ia juga ingin bisa bermanja-manja pada Byounggon dan Byounggon akan menyambutnya dengan senyuman dan perhatiannya.

Sayangnya belum bersikap manja saja Hyunsuk sudah dijudesi dan dicueki. Lebih parahnya dikasari.

Hyunsuk menghela napas gusar seraya menatap latte yang ia pegang. Terbesit dipikirannya kapan Byounggon hyung bisa memperlakukan Hyunsuk dengan istimewa. Mungkin itu tidak akan pernah terjadi.

"Kalau begitu aku pergi dulu." Hyunsuk membungkuk sedikit. "Semoga kalian bersenang-senang.."

Hyunsuk pergi dengan perasaan yang hancur lagi. Hyunsuk lelah, sangat lelah dengan semua ini. Ia ingin berhenti namun tidak bisa.

Sebenarnya apa yang harus ia lakukan agar bisa menghilangkan perasaannya ke Byounggon?

**

Di tempat lain, pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan gagah dan penuh wibawa. Sedikit terusik ketika ia sedang meneliti proposal dari karyawannya dengan ponselnya berdering dan tertera nama Woo Taewoon.

"Halo.."

"....."

"Begitu ya.. jadi selama ini ia bohong?"

"....."

"Kau harus menyelidikinya lebih lanjut, karena akhir-akhir ini ia mulai bersikap aneh."

"....."

"Aku tunggu hasilnya."

Pria dengan jas mahalnya menutup teleponnya. Raut wajahnya yang tadi tenang kini terlihat sangat marah namun ia sembunyikan dibalik wajah tenangnya.

"Kamu melakukan hal yang tidak perlu.." pria tersebut menatap foto keluarganya yang sengaja ia letakkan di meja kerjanya. Ia menatap lurus ke arah bocah yang bergaya swag. "..Ayah akan mendisiplinkanmu."

TBC

20-11-2018

Lihat vlive grup A maaf jiwa fujoku kumat.
Soalnya gemes banget lihat Yedam yang nempel-nempel Hyunsuk terus, Byounggon juga malah nempelin Yedam main peluk lagi
😂
Dan maaf telat updatenya, soalnya sering lupa kalo mau up.
Ditunggu vote dan commentnya ^^

Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang