5. Cari Kejelasan

23 2 0
                                    


Pagi ini kembali aku bertatap muka dengan Brian yang nampak biasa saja. Setelah kejadian kemarin sore, aku sungguh tak menyangka temanku ini seperti tak merasa punya dosa. Melihat dia masih bisa bersikap baik dengan gadis kemarin yang baru saja ditolak perasaan olehnya. Aku bahkan berpikir kalau dia rasanya terlihat seperti tukang PHP alias pemberi harapan palsu atau mungkin juga dewasa, karena walaupun situasi hubungan dengan seseorang tidak bisa berlanjut lebih. Segidaknya ya silahturahmi tetap harus berjalan bukan?

Tetapi yah, sepertinya aku harus meluruskan situasi ini. Setidaknya aku berharap hubunganku dengan Brian tidak membuat aku harus terjebak pada situasi dimusuhi tak tejas begini ya kan....

"Eh, Brai! Ngomong-ngomong cewek yang tadi nggak sengaja kamu tabrak cantik ya...." kataku menggodanya

"Ah, itu nggak kok. Masih cantikkan kamu..." jawabnya balik

"Nggak maksudku serius, kayaknya cocok deh sama kamu. Klo aja masih singgel. Ya kan..." kataku lagi menghoda

"Aku cocoknya sama kamu doang." jawabnya enteng

"Heh, aku serius masa kamu balesnya becanda sih...." kataku lagi....

"Ya, kamu kok aneh sih tiba-tiba jadi gini. Apa sih yang buat kamu jadi aneh begini?" tanyanya

"Ya, gimana ya Brai. Aku jujur agak prihatin sama kau. Kok dari geng kita kamu blom ada gandengannya." kataku asal

"Heh, ga ngaca. Emang yang ngomong gini udah ada gandengannya?" jawabnya enteng, dan skakmat... Aku gelagapan menjawabnya...

"Ya, kan mengutamakan kebahagiaan orang lain lebih utama daripada mengutamakan kebahagiaan diri sendiri." jawabku ngeles sekenanya.

"Lah, so sweet amat sih... Aku jadi mikir kayaknya emang jodohnya kamu ajah... Dari pada dipikir dalem, lagian kan bener kata orang jodo ga bakal kemana... Hahaha..." jawabnya enteng

Tapi entah kenapa kok mendadak aku jadi deg..deg..gan gini sih. Ah, kayaknya aku salah minum obat jadinya salah ngomong. Malah terkesan kayak ngode duh, aksi penyelamatan...

"Ya, Brai ga usah kegeeran deh. Lagian ya, aku juga udah suka sama orang lain. Cuma prihatin sama kamu kok malah jadi gini." jawabku enteng berusaha menyembunyikan perasaanku yang kayak balon meletus... Kacau....

"Hah, gini deh. Sejujurnya ya, ada sih cewek yang aku suka. Tapi dia ga ngrespon aku dengan baik. Aku suka sama dia sejak MOS, dan aku ngrasa dia orangnya beda. Dia bukan orang yang brusaha terlihat manis untuk dicintai, dia selalu brusaha jujur untuk nggak menyakiti orang lain lebih dalam lagi. Walaupun itu kadang buat dia kliatan ngeselin terkadang, biar gitu dia tetep kliaran istimewa dimataku." jawabnya lirih...

"Kok gak pernah crita sih siapa orangnya. Kan siapa tau aku bisa bantu nyomblangin kamu." jawabku antusias.

"Lah, kamu sendiri juga ada yang disuka ga terbuka sama aku. Kok aku suruh terbuka sama kamu." katanya sembari melenggang pergi diiringi bell masuk berbunyi

Ya, sepertinya aku emang gagal lagi nih. Hadeh, gimana coba nyari kejelasan tentang situasi diriku yang selalu dimusuhi anak-anak gegara Brian kayaknya, nggak kayaknya sih. Tapi emang menemui kebuntuan. So, apa aku harus coba plan B ya? Cari pacar? Tapikan aku masih sekolah? Masa iya sih?

Hai, gimana ceritanya. Sudah lama sekali saya tidak update. Semoga tidak bosan, dan, tolong jangan lupa vote dan komennya ya....

Kejutan !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang