FOTOGRAFER GANTENG

365 29 1
                                    

"Eh... Za cepetan dong nanti kita telat nih!!!" Teriak Hanin menggemparkan seisi kelas.

"Ya sabar Nin... Gua lagi beresin dulu buku!" Zahra memasukkan buku-bukunya kedalam tasnya.

Setelah selesai mereka berdua beranjak pergi meninggalkan kelas. Saat ditengah koridor mereka bertemu dengan Kimberly dan Raline yang tangannya penuh dengan makanan ringan.

"Lah Lo pada mau kemana?" Tanya Raline.

"Ke tempat pemotretan!" Jawab Hanin.

"Emang harus sekarang banget ya?" Tanya Kimberly.

"Iya, soalnya udah ditunggu nih sama Pak Anto." Ucap Hanin.

"Lo ikut Za?" Zahra mengagguk. "Tunggu bentar lagi kenapa! Nunggu bubar semua!"

"Nggak bisa, lagian kan bebas jadi kita balik duluan aja ya!!! Bye!!!" Hanin menarik tangan Zahra menjauh dari Kimberly dan Raline.

Kimberly dan Raline hanya melihat kepergian mereka berdua. Dari kejauhan tampak Putra berlari mendekat ke arah mereka berdua. Dengan nafas terpogoh-pogoh, Putra berusaha berbicara.

"Huh... Ka-mu... Huh... Be-lum pu-lang... Huh???" Kimberly terkekeh.

Kimberly memberikan botol air mineral yang dipegang Raline pada Putra.

"Woy... Itu punya gua!" Protes Raline.

Putra meminumnya sampai setengah botol. Lalu dia mengatur nafasnya dan mulai berbicara seperti biasanya.

"Kamu belum pulang?" Tanya Putra.

"Keliatan nya?" Bukan Kimberly tapi Raline. Kimberly mencubit tangan Raline.

Raline hanya bisa meringis kesakitan. Raline memang sudah sering menjadi sasaran empuk bagi Kimberly. Jika dihitung sudah berapa banyak cubitan yang dilayangkan Kimberly pada Raline. Sadis memang.

"Belum! Kakak masih belum pulang juga?" Tanya Kimberly.

"Aku nunggu kamu!"

"Yaudah ayo deh pulang aja, lagian Hanin sama Zahra juga udah pulang. Aku juga sendirian." Kimberly menarik tangan Putra menjauh.

"Woy!!! Terus Lo pada nganggep gua apa woy!!!" Teriak Raline.

"Kita duluan ya Ra!" Kimberly melambaikan tangannya.

"Dasar temen laknat Lo Kim!"

"Kamu ngapain Ra?" Suara Rama membuat Raline kaget.

"Nggak!" Raline pergi meninggalkan Rama.

∆∆∆∆∆

Angkot yang ditumpangi Hani dan Zahra berhenti disebuah studio pemotretan. Studio yang sangat besar. Setelah membayar mereka berjalan menuju ke dalam studio.

"Mbak! Saya ada janji sama pak Anto! Ada?" Tanya Hanin pada Salah satu pegawai.

"Silahkan tunggu disebelah sana!" Ucap pegawai itu.

Hanin dan Zahra duduk menunggu diruang tunggu. Beberapa menit kemudian seorang laki-laki berumur sekitar 45 tahun mendekati mereka.

"Sudah menunggu lama?" Hanin dan Zahra berdiri dari duduknya.

"Tidak, baru saja pak!" Ucap Hanin.

"Apanya baru aja, orang udah ampir satu jam!" Hanin menginjak kaki Zahra.

"Mari silahkan ikut saya kedalam." Mereka berdua mengikuti pak Anto menuju ruangannya.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang