"Istirahat dulu kuy!" Ujar Zee.
Kara, Anisa dan Zee duduk di bangku yang berada di taman dekat kompleknya setelah jogging keliling komplek itu.
"Beli minum gih!" Suruh Zee pada Anisa.
"Aduh nenek gayung nyuruh nyuruh aja bisanya! Beli sendiri bisa kan?" Ucap Anisa tak mau kalah.
"He mulut rombeng, lo aja kenapa sih? Sekali kali baik sama temen!"
"Emang kapan gue pernah jahatin lo lo pada?"
"Gatau" ucap Zee nyengir.
"Udah debatnya?" Kini giliran Kara yang membuka mulut, setelah sekian lama terdiam mendengarkan perdebatan kedua sahabatnya itu.
"Kalian tuh ya, ibarat pepatah tiada hari tanpa berantem!" Kara acuh.
Anisa dan Zee hanya menunduk dengan wajah yang memerah dan seperti orang yang telah melakukan kesalahan besar.
"Diem disini dan gue bakal balik bawa minum buat lo lo pada!"
"Tapi Ra..." belum sempat Anisa membalas ucapan Kara. Kara pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Elo si!"
"Elo aja yang mulai duluan!"
"Coba aja kalo lo gak nanggepin"
"Lo itu bisanya cuma buat Kara unmood! You know?"
"Bodo' amat yang penting hari ini salah lo!"
Zee pergi meninggalkan Anisa dan menyusul Kara yang masih terlihat belum begitu jauh.
○■○■○■○
"Berapa mas?" Tanya Kara pada penjual air mineral yang ada di pinggir jalan.
"Oh, 10 ribu aja mbak!"
Kara mengangguk dan mengeluarkan lembaran uang seratusan dan memberikannya pada mas mas itu.
"Aduh mbak. Ini masih pagi mbak, gaada kembalian nya kalo uangnya gede gitu. Yang pas aja ya mbak!" Ujar mas mas ramah.
"Kayanya gaada deh mas"
"Gapapa besok kesini lagi aja mbak!"
"Ini mas!" Seorang cowo cool dengan t-shirt dan celana training nya datang dan memberikan uang 10 ribuan pada mas mas penjual itu.
"Kamu?"
Cowo itu hanya tersenyum tipis namun mampu memikat hati para wanita wanita yang kekurangan belaian itu.
"Aduh bang! Ngapain nggodain sahabat gue. Gue jitak lo baru tau rasa!" Zee datang dan mulai memisahkan mereka.
"Ganggu aja si lo!" Bisik Kara pada Zee. Zee yang semula ngomel ngoceh ngoceh gak jelas diam dan langsung menatap Kara.
"What? Demi apa lo belain abang gue?"
"Hust diem dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complexity Love (Possesif)
Teen Fiction(Oct. 7) "Jangan sentuh gue!" Kara memberontak saat Gio and the geng mencekal pergelangan tangannya. "Jual mahal nih! Mau berapa sih emangnya?" tanya salah satu cowok. "Jangan sembarangan!" Kara menangis saat dirinya dibawa pergi ketiga cowok itu...