Suara para tamu yang semula bergemuruh memenuhi ruang dansa seketika senyap, semua orang bergeser untuk memberi jalan pada laki-laki berperawakan tinggi yang baru saja hadir ke pesta tersebut, dan diumumkan oleh kepala pelayan sebagai Marcus Campbell. Laird dari Skotlandia yang selama beberapa hari terakhir membuat heboh para wanita yang pergi berjalan-jalan di Hyde Park.
Lady Amelia menatap sosok tersebut dengan tatapan jengkel, ia ingin mengambil segelas limun dari meja prasmanan, tapi setelah Laird dari Skotlandia itu masuk ke ruang dansa Duke Of Asburn, Amelia tidak memiliki pilihan lain selain menunggu seseorang membuat keributan; agar pesta kembali berjalan seperti sebelumnya.
"Oh, sepertinya dia kemari!" Amelia melirik Daisy—sahabatnya—yang saat ini terkesiap tepat di samping telinganya.
"Sebaiknya kita juga menyingkir," Amelia menyarankan. Ia tidak ingin menjadi orang yang terinjak kakinya oleh sang Laird, demi Tuhan laki-laki itu terlihat sangat kokoh jika dibandingkan semua gentleman yang ada di London, laki-laki itu bukanlah saingan yang dapat dikalahkan dengan mudah. Well, kecuali Earl Of Dunbury, Louise adalah laki-laki yang memesona namun tetap menyimpan sisi maskulin, dan itu adalah salah satu alasan yang membuat Amelia menyukai laki-laki itu. Tapi sayangnya Louise tidak bisa hadir malam ini, dan selama satu pekan sang Earl sudah memberitahu Amelia jika dirinya harus pergi ke propertinya yang berada di Yorksire; ada urusan mendesak yang harus segera diselesaikan.
"Sepertinya dia melihatku!" Daisy tidak menghiraukan saran Amelia.
"Daisy," Amelia menegur sahabatnya dengan cara menyikut tulang rusuknya.
"Aduh," Perhatian Daisy berhasil dialihkan. "Kenapa kau menyikutku?" Ia menatap Amelia kesal.
"Aku bilang sebaiknya kita menyingkir," Amelia menjawab pertanyaan Daisy dengan wajah tenang. "Maaf aku harus melakukan hal tersebut—menyikutmu—karena kau tidak mau mendengarkan."
"Kenapa kita harus menyingkir?" Perhatian Daisy sudah kembali tercurah pada Sang Laird yang sepertinya—jika Amelia tidak salah lihat—memang tengah berjalan ke arah mereka.
"Oh, Daisy. Sepertinya aku tidak bisa menyadarkanmu," putus Amelia setelah melihat temannya itu masih menatap sang Laird dengan wajah berbinar. Dan hal tersebut mau tidak mau membuat Amelia terpaksa mengikuti arah tatapan sahabatnya tersebut, untuk beberapa saat Amelia hanya terpaku, lalu kemudian ia terbatuk untuk menyembunyikan tawa yang nyaris menyembur keluar.
"Kau kenapa?" Daisy melirik Amelia khawatir.
"Aku baik-baik saja," Amelia berbohong. Dan bukan Daisy namanya jika gadis itu tidak menatap Amelia dengan tatapan menuduh. "Oh, baiklah. Aku hanya tidak tahan melihatmu bersikap seperti gadis debutan, padahal kita sudah berada di tahun ketiga, seharusnya kau bisa lebih menguasai diri saat melihat pria."
"Tapi gentleman yang ini berbeda," Daisy membela diri.
"Oh percayalah, Daisy. Aku malah melihatnya mirip seperti saudara jauh Ibuku yang potretnya masih digantung di ruang potret keluarga."
"Apa kau serius?" Daisy menatap Amelia dengan takjub. "Kenapa kau tidak bercerita padaku jika saudara ibumu memiliki wajah tampan seperti itu?"
"Kau kan tidak pernah bertanya," jawab Amelia asal. "Lagipula menurutku wajahnya biasa saja. Sudah ya, sebaiknya aku ambil minum daripada harus terinjak-injak oleh wanita bodoh yang terkesima oleh seorang pria."
Amelia sudah melangkah menjauh sambil menggerutu, ia sedikit bisa mengerti kenapa semua wanita—yang seorang debutan sampai seorang Dowager Duchess yang sudah uzur—tetap bungkam saat melihat orang Skotlandia itu, yang membuat Amelia tidak habis pikir adalah; kenapa para pria juga ikut bungkam; bahkan seolah tidak ada yang berani untuk memecah kesunyian tersebut. Tepat sebelum Amelia mendekati meja prasmanan, sebuah suara asing yang terdengar berat dan tegas memanggil namanya.
"Lady Amelia," sapa orang tersebut. Begitu Amelia berbalik, tubuhnya langsung berhadapan dengan Marcus Campbell si pencuri perhatian. Amelia melirik ke segala arah untuk meminta bantuan—kepada siapapun—tapi sepertinya semua orang tidak ada yang berniat untuk ikut terlibat ke dalam percakapan tersebut. Bahkan Duke dan Duchess of Asburn si tuan rumah juga tidak bisa membantunya. Pasangan malang itu berusaha untuk menembus gerombolan tamu, dan posisi mereka berada cukup jauh tempat Amelia dan Marcus saat ini.
Setelah memastikan tidak ada yang bisa membantunya—bahkan Daisy—yang saat ini hanya menatap Marcus dengan wajah berbinar, sementara gadis itu tidak melakukan apa-apa untuk membantu Amelia. Dengan enggan Amelia akhirnya menekuk lutut untuk memberi hormat, sementara keringat dingin mulai membasahi korset yang tersembunyi dengan baik di balik gaun satin warna hijau dan perak yang dipakainya.
"Senang sekali bisa berkenalan denganmu secara langsung," Marcus melanjutkan.
Saat Amelia masih beusaha mendapatkan balasan yang tepat untuk diucapkan, laki-laki yang belum pernah ditemui seumur hidupnya itu memberikan pengumuman—tidak masuk akal—di hadapan 500 tamu undangan yang hadir pasta pesta dansa tersebut, dan laki-laki itu mengucapkannya tanpa merasa bersalah.
"Ijinkan aku memperkenalkan diri," Marcus membungkuk sambil mengulurkan tangan. Sopan santun yang dimiliki laki-laki itu bahkan membuat Amelia ingin menggelengkan kepala karena kesal. "Aku adalah Sabastian Marcus Edward, Laird dari klan Campbell," Ameli terpaksa menerima uluran tangan laki-laki itu. "Dan aku adalah calon suamimu." Lalu laki-laki itu mengakhiri perkenalan—tidak masuk akal—tersebut dengan membawa tangan Amelia yang bersarung tangan ke bibir dan memgecupnya.
Sebelum Amelia menyadari apa yang sedang terjadi, suara gemuruh dari orang-orang yang berbincang—khas pesta dansa—pada season di London kembali bergema. Tapi sejauh yang dapat Amelia dengar, semua orang berbisik—dan jelas-jelas—membicarakan dirinya yang baru saja menciptakan skandal tidak terduga.
Amelia hanya mampu terkesiap, lalu membuka mulut dan mengatupkannya kembali, ini adalah bencana. Ia tidak mengenal siapa Marcus, berani-beraninya laki-laki itu memberikan pengumuman tersebut, sementara Amelia yakin jika Louise sudah memberitahunya secara pribadi; bahwa Earl itu akan melamar Amelia secara resmi minggu depan.
Apa-apaan ini?
🦋🦋🦋
Pagi semuanya, cerita baru lagi ya. Yang ini sepertinya nyicil nulis pelan-pelan, happy reading, semoga suka dan jangan lupa vote sama komen serta follow akun aku—buat yang belum follow—dan masukin cerita ini ke reading list teman-teman semua supaya pas nanti update lagi langsung dapat notif. Thank you 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Stranger And Me [Stranger Series Book 3]
Historical FictionMarcus hanya membutuhkan Amelia untuk menjadi istrinya. Ia hanya membutuhkan wanita itu sebagai alat untuk mencapai semua tujuannya. Tapi Marcus lupa untuk menjaga hatinya. Sehingga ketika dirinya memulai proses pendekatan dengan wanita itu, ia tid...