Matahari mulai menghilang di balik awan hitam yang sekarang menyelimuti langit Jakarta. Hawa dingin dan gemuruh petir membuat Azalea memasukkan tangan nya ke dalam saku hoodie yang ia kenakan. Sedangkan Alanska, ahh, pria itu sepertinya merasakan hawa hangat menyelimuti dirinya. Sebab dua mangkuk bubur ditambah satu mangkuk bubur Azalea kini telah bersemayam di perutnya.
"Lo ngapain ngikutin gua!" gerutu Azalea sebab merasa risi dengan pria yang berada di sampingnya sekarang. Sekarang ritme jantungnya tidak pernah tenang bila di samping Alanska.
"Suka-suka gua."
Azalea mendengus kesal mendengar jawaban Alanska yang menurutnya itu adalah jawaban yang menyebalkan. Langkahnya bertambah cepat disaat rintikan hujan mulai terasa membasahi wajahnya.
Alanska yang tertinggal sedikit jauh akhirnya berteriak, "Lea, lo ngapain si cepet-cepet. Gua kekenyangan ini!"
Azalea memutar bola matanya malas, "keburu deres!"
Alanska sedikit berlari, berusaha menyamakan langkahnya dengan Azalea. "Mampir rumah gua dulu aja. Rumah lo masi dua belokan lagi."
Azalea yang kemudian menatap langit semakin gelap, akhirnya mengiyakan tawaran Alanska.
"Dari tadi kek gua kepikiran kalo rumah gua udah deket, kan gua ga perlu lari-lari ngejar lo," omel Alanska sembari mendaratkan tubuhnya pada sofa dan jarinya sibuk memainkan game pada ponselnya.
Sedangkan Azalea, perempuan itu hanya memperhatikan Alanska yang dengan lincah menekan beberapa tombol yang entah Azalea pun tidak mengerti.
"Loh ada tamu?"
Azalea langsung berdiri mendengar suara itu tiba-tiba datang dari arah dapur. "Ehh, tante."
"Astaga ini Azalea? udah gede ya sekarang tambah cantik lagi."
Azalea tersenyum, tanganya meraih tangan bunda Alanska. "Lea mampir bentar ya Tante, nunggu hujan reda. Boleh kan?"
"Boleh banget, lama juga tante ga masalah."
"Engg ..."
"Lea juga maunya lama kok, bun. Biar bisa lama-lama sama Alan." Saut Alanska dengan tetap fokus pada ponselnya.
"Apaan si Lan!"
"Udah-udah, Lea kalo mau minum atau mau makan langsung ambil aja ke dapur ya. Bunda ke kamar dulu nyelesein kerjaan."
"Iya tante."
Disaat Azalea kembali duduk, suatu hal terpikirkan begitu saja. Sebelum menjalankan aksinya, dirinya sedikit menjauh dari Alanska dan jarinya sibuk mengotak-atik kontak pada ponselnya. Hingga akhirnya, sebuah panggilan masuk ke ponsel Alanska.
"Lea, awas lo ya!"
🌺
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang tetapi langit belum juga bersahabat dengan matahari. Azalea merasa bosan sekarang, ditambah Alanska yang masih setia bermain game di ponselnya.
"Lan!"
Tidak ada sautan dari sang pemilik nama, sepertinya Alanska sudah mempunyai dunia nya sendiri sekarang.
"Lan! gua telpon lagi ni!" ancaman Azalea kali ini berhasil, tetapi.
"Iya, 5 menit lagi."
"Dari tadi juga lu bilang 5 menit lagi, 5 menit lagi!"
Hening,
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERIST
Novela Juvenil🐾Revisi setelah Tamat🐾 Tentang sebuah cerita klasik dari masa putih abu-abu. Cerita tentang seorang gadis tegas yang tercipta dari sebuah keluarga yang dapat dibilang jauh dari kata bahagia. Dan cerita tentang seorang laki-laki berperawakan tinggi...