21. Obvious

276 57 22
                                    


"Dan aku berharap aku bisa menjadi orang terdekatmu."

Seungwan tertegun mendengar gumaman lirih Min Yoongi. Perlahan ia menoleh, menghadap lelaki yang ternyata sedang menatapnya dalam-dalam.

"Apa maksudmu, Yoongi-ssi?" tanyanya berusaha bersikap tenang walaupun tatapan lelaki itu membuatnya gugup setengah mati.

"Maksudku aku ingin kita lebih dari sekadar rekan kerja atau teman." Yoongi berkata terus terang tanpa membiarkan matanya lepas dari wajah Seungwan.

"Maksudmu...kau..." Seungwan tergagap kerena kelugasan Yoongi. Wajahnya langsung bersemu merah.

"Ya, aku ingin lebih mengenalmu sebagai seorang wanita, Seungwan-ssi." Yoongi kembali menegaskan.

"Tapi...aku...kau...kita baru sebentar saling mengenal."

"Itu bukan ukuran. Aku tertarik padamu, Seungwan-ssi, sejak pertama kita bertemu."

Seungwan tak tahu harus bereaksi seperti apa mendengar pengakuan terang-terangan itu. Mulutnya melongo lalu mengatup dan wajahnya terasa panas.

"Kau kaget ya? Sebenarnya aku juga. Merasakan hal ini dan mengatakannya langsung baru pertama kali bagiku."

"Aku...tak tahu harus berkata apa. Ini terlalu mendadak. Kau tahu aku tidak terpikir untuk memulai suatu hubungan setelah apa yang terjadi."

"Aku tahu. Aku tidak berkata kau harus menerimaku sekarang. Aku hanya ingin mengutarakan perasaan dan maksudku dengan jelas padamu."

Sesaat keheningan kembali menyelimuti. Seungwan larut dalam pikirannya yang berkecamuk, memilah fakta yang baru saja diketahuinya.

"Kau membenciku, Seungwan-ssi?" tanya Yoongi tiba-tiba.

"Hmm... Tidak. Tentu saja tidak. Tak ada alasan bagiku untuk membencimu." Seungwan yang masih blank tersadar.

"Untuk sekarang itu sudah cukup. Ayo, kita turun. Pertunjukannya hampir mulai."

Yoongi tersenyum kecil lalu membuka pintu mobil. Seungwan tak punya pilihan lain selain melakukan hal yang sama dan mereka berdua berjalan beriringan memasuki gedung.

***

"Jungkook! Selamat ya. Kamu hebat!"

"Noona! Kau datang. Bagaimana? Aku keren kan?" Jungkook tersenyum sumringah melihat Seungwan. Dengan santainya pemuda bergigi kelinci itu memeluk Seungwan.

"Ya, kau keren. Daebak!!" Seungwan menepuk-nepuk pundak Jungkook.

Pemandangan itu tak luput dari  penglihatan seorang lelaki berkulit putih pucat yang berdiri beberapa langkah di belakang Seungwan. Lelaki itu memasang wajah masam melihat kedekatan keduanya.

"Hyung! Kau juga datang."

"Aku dari tadi di sini. Dengan Seungwan-ssi." Yoongi berkata dengan penekanan yang membuat Jungkook terkekeh geli. Bosnya itu tak senang ia memonopoli Seungwan.

"Bagaimana menurutmu pertunjukkannya?"

"Setidaknya aku tak tertidur." Yoongi menjawab singkat tapi Jungkook cukup paham kalau itu sudah termasuk pujian dari lelaki itu.

"Sehabis ini kami ada acara minum-minum. Kalian ikut ya."

"Kau saja. Kami pulang."

"Yaah...kau tidak seru, hyung. Noona saja deh."

"Seungwan-ssi ikut denganku."

"Nanti aku akan mengantar pulang noona. Ya? Ya?"

Jungkook pura-pura merajuk, mengabaikan tatapan mematikan Yoongi. Sungguh, ia merasa terhibur dengan reaksi lelaki yang lebih tua darinya itu.

Love to HealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang