Lima belas tahun,
Pada usia itu, mari kita saling menyimpan sebuah permohonan.
Lalu, tiga tahun setelahnya,
dari sebuah benda, ayo kita dengar permohonan itu bersama-sama.∞ Wanna One – Deeper ∞
*
Delapan belas tahun yang lalu, seorang Ibu telah melahirkan sepasang bayi laki-laki kembar. Kedua bayi itu terlahir pada tanggal 31 Desember dengan selang waktu hanya dua menit, kelahiran mereka disambut dengan banyak binar kebahagiaan. Namun sayang, garis takdir yang sudah Tuhan tentukan untuk mereka berdua, ternyata tidak berjalan sesuai harapan.
Pada usia ke enam belas tahun, keduanya mengalami kecelakaan hebat sehingga hanya salah satu dari mereka yang dapat bertahan. Dan salah satunya lagi,
Tuhan kembali membawanya pulang.
Sejak kecelakaan itu, sang kakak terus saja di hantui oleh sebuah kilasan kehidupan lewat mimpinya. Tentang seorang pemuda yang mirip dengannya─pemuda itu selalu menangis di setiap malam dalam mimpinya, terlihat sangat menderita.
Dan entah bagaimana─yang pasti, sang kakak mengetahui bahwa pemuda itu adalah sebagian dari dirinya. Pemuda yang selalu datang dalam mimpinya setiap seminggu-dua-kali itu ternyata adalah adik kembarnya.
Setiap kali mimpi itu datang, satu pertanyaan yang sama selalu muncul dalam benak sang kakak─
─apa selama ini adiknya belum mendapatkan ketenangan?
Hingga akhirnya, untuk dapat membantu sang adik kembali pada tempat yang seharusnya. Tepat di hari kelahiran mereka yang ke delapan belas, sang kakak meminta.
Tuhan, aku tau kau baik hati, maka tolong dengarkan sedikit permohonanku. Sebentar saja, untuk hari ini, bisakah aku bertemu dengan-nya? Dengan sebagian diriku yang telah lama menghilang, yang telah menyisakan perasaan rindu mendalam. Aku tau Tuhan, kau pasti sedang mendengarkan. Maka aku mohon. Tolong kabulkan, ya?
31 Desember 2018, pertemuan ini tentu bukan yang pertama, tapi akan menjadi yang terakhir kalinya.
Satu yang terpisah menjadi dua akan bertatap muka, dalam wujud nyata dan fana, juga dalam dunia yang berbeda.
*
─ 31 Desember 2018.
Kedua mataku terbuka secara perlahan, mengedar sebentar hanya untuk memastikan bahwa aku terbangun di atas ranjang kamarku, ternyata masih sama. Tapi ada yang aneh, aku tau ini kamarku, tapi rasanya seperti ... berbeda. Lagipula, aku yakin ini hampir tengah malam.
Lalu, untuk apa aku terbangun?
Aku bangkit, memposisikan diriku untuk duduk di pinggir ranjang, bersama dengan kedua mataku yang kembali menelusuri isi dari kamar ini untuk kedua kalinya. Semuanya sama, hanya saja─tunggu dulu, aku tidak ingat pernah menaruh sebuah foto di atas nakas?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last - Wanna One ✔️
Fiksi Penggemar[1st Project] Thank you for the memories you..... that always make me smile, I'll try to live well I'll become a better person..... let me give this last present for you... --- Wannable