Chapter 3

497 46 8
                                    

Bagaimana agar rasa cinta saling bersinkronisasi? Perlukah sebuah pengorbanan? Jika sebuah pengorbanan dikorbankan, maka satu dari mereka tidak akan sempurna sepenuhnya, kan?

Lupakan pengorbanan. Bagaimana dengan kejujuran dan saling percaya? Itu sebuah kekompakan. Kembali lagi. Saling kompak tidak selamanya dipenuhi oleh jujur dan percaya. Bisa saja bohong dan khianat. Jika sepasang kekasih melakukan itu secara bersamaan, itu kekompakan 'kan?

Benar. Itu kekompakan. Tetapi bukan kekompakan dalam cinta.

Disinilah, awal dimula semua titik cinta, permasalahan, dan emosional akan dimulai.








Siapa yang tidak mengenal game yang sedang digemari saat ini, salah satunya adalah PlayerUnknown's Battle Ground. Permainan yang bisa membuat orang candu dan geregetan. Tentunya gadis yang tidak mau ketinggalan jaman yang bernama Tata ini bermain sampai dia sering dimarahi karena teriak-teriak.

Apalagi jika sudah main bareng dengan putra pelatnas. Tapi jangan remehkan seorang Nadita Kamilia. Baginya, MVP atau chicken dinner itu sudah menjadi kewajiban.

"mau mendarat dimana?" tanya Tata kepada teman team-nya melalui voice chat.

"ada cewek, cuk."

"hai kamu, yang namanya Grizzled. Asal mana?"

Tata menggusar atas ketidak seriusan team-nya.

"jawab heh. Gue tinggal nanti,"

"yaudah gapapa tinggal aja neng. Asalkan tinggal dihati kamu,"

"ef yu si kei,"

"neng griz, nanti add back aku ya."

"gak."

"aku report nih,"

"dih kok main report-an sih. Cowok bukan?!"

"eh sorry neng. Add back ya? Please..."

"gas teross,"

"iya udah iya! Sekarang mau ngedarat dimana?!"

"pochinki aja,"

"pochinki? Nyari mati emang. Yaudah lah,"

"Ta! Astaga, ayo siap-siap! Maen mulu lo," teriak Jorji serempak dengan membuka pintu kamar Tata.

Pandangan Tata belum beralih dari layar handphone. "hah? Emang berangkat jam berapa?"

"lima belas menit lagi!" jawab Jorji

"oh oke oke! Kakak tunggu diluar aja gih. Gue mau siap-siap,"





Dengan gerak yang tergesa-gesa, Tata melangkahkan kakinya kelantai bawah. Kepalanya sibuk menoleh kanan-kiri. Tapi tidak didapatnya Greysia, Jorji, dan Apri. Melihat atlet putri lain yang sedang berbincang-bincang, Tata memutuskan bertanya pada mereka. "ada yang ngeliat kak Grey, kak Jorji, sama kak Apri gak?"

"mereka tadi berangkat duluan, Ta. Ketinggalan ya lo?" ujar salah satu dari mereka, Fitriyani.

"hah?! Demi apaan kak?! Kok gue ditinggal sih!"

"mereka juga naik grab kesana. Pak yudis gak bisa nganter mereka karena lagi nganter Kevin pergi,"

"Ya Allah... Jahat banget sih mereka. Tinggal nunggu sepuluh men--" ucapan Tata terputus saat melihat jam tangannya.

"what the hell?! Jadi gue siap-siap tadi setengah jam lebih?!"

"ya udah lo pesen grabcar aja. Tau alamatnya kan?" tanya Fitriyani. Tata kembali mengangguk.

Tata akhirnya memesan grab. Menunggu dan datanglah mobil yang ia tunggu-tunggu. "mbak Nadita?" tanya mas grabnya.

"iya mas itu saya,"








What's next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•SYNC• | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang