19

72 7 4
                                    

“Uhuk!” Jungkook tersedak, buru-buru ia ambil air putih yang ada di sisi kanan tangannya –langsung meneguk air itu sampai habis.

“Uh, kau kenapa sih?” Hani membantu menepuk-nepuk punggung Jungkook. Bertingkah inosen padahal tahu benar bahwa penyebab Jungkook tersedak adalah karena dirinya sendiri.

“Ulang tahun? Apa kau sudah gila? Kau mencantumkan namaku juga? Kenapa  tidak kau saja.”

“Tidak masalah ‘kan? Kita berdua lahir di hari yang sama.”

“Ck! Kau ini! Lagipula kenapa kau tiba-tiba mau merayakan ulang tahun? Kita ‘kan sama. Sama-sama tidak suka pesta.”

“Iya. Tapi kali ini beda. Aku ingin ulang tahun kita di rayakan. Ada tamu spesial.”

“Tamu spesial? Siapa?”

“Seorang yang ku suka. Dia akan bernyanyi nanti.”

“Kau menyukai penyanyi? Artis penyanyi maksudmu?”

Hani menggeleng, “Calon.”

“Dimana kau bertemu dengannya?”

“Café. Dia part-time disana, bernyanyi. Aku sepertinya terpesona sejak saat itu. Baru ku sadari sekarang.”

“Kau gila ya? Kalau orang tuamu tahu bagaimana?”

“Entahlah.” Hani mengedikkan bahunya. “Tapi aku yakin Appa dan Eomma sayang padaku, dan ancamanku masih ampuh untuk mereka. Aku tidak peduli. Lagipula dia ‘kan sebentar lagi masuk agency, debut dan terkenal. Apa salahnya? Dia bukan penyanyi café lagi.”

“Kau memang gila.”

“Sepertinya. Haha…”

“Cepat habiskan sarapanmu. Nanti terlambat.”

“Siap, kapten!”

----****-----

“Jim, nanti pulang sekolah aku akan menjemputmu. Jangan pulang sendiri, mengerti?”

“Memangnya mau apa?”

“Belanja.”

“Apa?”

“Sudah jangan bertanya. Aku turun dulu. Terima kasih sudah mengantarku Pak Park.”

“Iya, nona. Selamat belajar.”

Chae Rin turun dari mobilnya, berjalan menuju kelasnya. Sedikit kehilangan semangat sebenarnya karena Seokjin mengirimkan pesan padanya sebelum pergi ke sekolah bahwa dia tidak bisa pergi ke sekolah hari ini karena ada sedikit urusan di kantor Appanya.

“Chae Rin!” panggil Hani, menghentikan langkah gadis berambut panjang lurus itu.

“Hei.” Chae Rin menggandeng tangan Hani, sementara Jungkook berjalan di depan mereka. “Bagaimana persiapan pesta besok? Ada yang perlu ku bantu?”

“Sudah diatur event organizernya. Jangan khawatir.”

“Aku jadi iri. Aku jadi ingin merayakan pesta ulang tahun bersama Jimin. Kami juga lahir di hari yang sama.”

“Iri apanya. Aku malah merasa jadi korban penulisan nama di undangan,” gumam Jungkook, masih bisa terdengar oleh dua gadis di depannya.

“Jangan bahas lagi, Jungkook. nikmati saja perayaan pertama ulang tahunmu!” omel Hani sambil menumbuk pelan punggung Jungkook.

“Jungkook … tentang orang tua kita …”

Jungkook menghentikan langkahnya, berbalik badan menatap Chae Rin. “Kenapa lagi?”

Heirs in the trap || Kim Seokjin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang