Jan bingung sama alurnya ya.
Selamat membaca cerita author kece.
.
.'brakkk' pintu mobil sebelah kemudi milik Yupi di tutup keras oleh Shani.
"Slow Shan!" Yupi kaget mendengarnya
"Maaf"
"Kemana kita?" Tanya Yupi.
"Anterin gue ke apartemen sebentar terus kerumah"
"Berasa jadi supir gue"
"Yang nawarin pulang bareng siapa? Salah sendiri kan"
"Iya iya" Yupi hanya mengangguk. "tumben pulang kerumah? Padahal gue mau ajak lo nonton drakor malam ini"
"Halah! Nanti gue juga yang bosan liatin lo ngabisin tisu!" Yupi hanya menunjukkan cengirannya.
"Calon kakak ipar gue datang kerumah. Kata nyokap mah mau makan malem bareng gitu. Tau deh" Shani menurunkan letak tempat duduknya.
"Kak Ve beneran mau nikah?" Tanya Yupi tak percaya. Shania hanya menganggukkan kepalanya.
"Berarti yang di beritakan itu emang bener. Gue kira cuma gimik aja. Eh betewe, ganteng ngga calon kakak ipar lo?"
"Mana gue tau! Liat aja ngga pernah!" Jawab Shani seadanya. Dia mengalihkan pandangan pada jalanan ibu kota di kala sore hari.
"Yang bener?!" Tanya Yupi tak percaya.
"Iya"
"Lo sih jarang pulang kerumah! Jadi ketinggalan berita deh" Shani hanya memandang cuek pada jalanan
"Kakak sendiri mau nikah! adeknya malah ngga tau calonya! Aneh!"
______
"Jan lama-lama. Kalo lama gue tinggal!" Pesan Yupi pada Shani. Mereka sedang berada di basemen apartemen milik Shani.
"Iya Yupi soyong!"
"Jangan iya iya aja ya Shan. Gue udah pengalaman soal nungguin lo"
Shani terkikik melihat ekspresi Yupi yang kesal.
Shani berjalan menuju lift. Tombol 21 dia tekan di sana.
Tak menunggu terlalu lama lift pun terbuka.
'ting'
Shani menaikkan sebelah alis ketika melihat seseorang di depan pintu apartemen miliknya. Seseorang dengan pakaian casual dengan kepala di tutupi oleh sebuah topi.
Di lihat dari postur tubuhnya yang tegap dan tinggi, Shani bisa tahu jika itu adalah seorang laki-laki.
Shania berjalan pelan mendekat.
'apakah dia yang selama ini memberi ku bingkisan?' pertanyaan itu muncul dari benak Shani tatkala langkhnya kian mendekat.
"Siapa kamu?" Shani bisa melihat bahu itu sedikit terkejut.
Laki-laki itu masih terdiam di tempat.
"Siapa kamu?" Shani mengulangi lagi pertanyaannya.
Shani mendekat. Dia penasaran dengan sosok yang selama ini selalu menghiburnya melalui sebuah bingkisan ataupun hadiah.
Semakin dekat semakin membuat Shani penasaran. Laki-laki itu menurunkan letak topinya.
Tinggal beberapa meter lagi jarak diantara keduanya.
'drrrttttt drrrttttttt' ponsel shani yang berada di dalam tas bergetar. Dengan cepat Shani mengambilnya.
Tak mau melewatkan kesempatan itu. Laki-laki itu berbalik dengan cepat dan berlari dengan gesit nya.