Letnan yang baru lahir

17 0 0
                                    

Pagi yang cerah di hari itu, para Taruna akademi terlihat sedang mempersiapkan diri untuk upacara pelantikan yang mereka tunggu selama pendidikan di lembah tidar. Tak ketinggalan seorang Taruna yang bernama Septian, dia adalah Taruna tingkat akhir yang hanya menunggu pelantikannya. Dia, adalah seorang Danton di Akademi, dia juga adalah Taruna yang berprestasi dan berbakat dalam olahraga khusunya bola volly.

Hari yang ditunggu pun datang yaitu hari pelantikan. Para Taruna sibuk dengan masing-masing persiapan dirinya, para danton memberikan arahan kepada Taruna yang lainnya. Tak terlepas Septian ia adalah danton 1 batalyon Taruna, dia memberi arahan kepada teman-temannya sesama para Taruna, ia pun memberi selamat dan terima kasih karena selama di Akademi mereka sudah menjadi rekan sekaligus saudara yang terbaik. Di tengah-tengah pembicaraan seorang pelatih datang, para Taruna pun memberi hormat kepada pelatih itu, "septian, kamu akan menjadi perwakilan Taruna, untuk dilantik secara langsung oleh bapa Presiden" Ucap sang pelatih. Septian pun terdiam dan merasa kaget akan ucap pelatih itu "tapi pak,, " Ucap septian sembari kebingungan karena ucap pelatih itu. "Tak ada tapi-tapi, gubernur taruna langsung yang meminta saya untuk memilihmu" Kata pelatih itu sembari Mempertegas perkataan nya itu. Mau tak mau Septian pun harus mengikuti kemauan pelatihnya "siap pak,, bila itu yang terbaik" Sembari menatap teman-teman Taruna yang lain. Sekejap suana pun berubah menjadi gembira dan rame karena, Septian terpilih untuk mewakili Taruna yang lainnya.
Waktu pelantikan pun tiba. Para Taruna mulai memasuki lapangan upacara itu. Para tamu kehormatan sudah Terduduk rapi di bawah tenda yang sudah di sediakan. Dalam barisan tamu itu terlihat beberapa panglima-panglima di jajaran TNI, dan beberapa menteri tak ketinggalan bapa presiden kita. Acara pun sudah di mulai pembawa acara mulai membawakan acara satu demi satu. Acara puncak pun tiba, Septian pun terasa gugup dan grogi karena akan maju menjadi perwakilan Taruna yang lain, karena melihat raut wajah dan sikap Septian yang sudah gugup, seorang pelatih datang padanya sembari tersenyum mengatakan "buktikan pada bangsa dan yang lain, kalau kamu adalah pilihan yang terbaik untuk di posisi ini" Septian pun tersenyum lalu berkata "Siap pak, saya akan menjadi yang terbaik" Pelatih itu lalu pergi meninggalkan Septian.
Acara puncak pun datang Septian bersama 2 temannya dari Akademi Angkatan Udara dan Akademi Angkatan Laut memasuki lapangan upacara, brak,,, brak suara derap langkah mereka. Mereka menghadap Presiden dan melapor bahwa acara pelantikan siap di mulai, di bawah terik matahari di hadapan Al-Quran mereka mengucap janji pelantikan untuk menjadi Prajurit yang seluruh hidupnya hanya untuk negara, satu demi satu janji mereka ucapkan hingga janji terahkir pun terucap di mulut Septian dan temannya. Setelah janji selesai di ucapkan Presiden mendatangi mereka dan menyematkan pangkat letnan dua sebagai bukti bahwa mereka sudah di lantik dan resmi menjadi Prajurit TNI. Tetesan air mata pun mulai tercucur di wajah Septian, ia merasa semua perjuangan selama pendidikan terbayar sudah, rasa cape, lelah, hingga rasa menyerah terbayar sudah di detik itu. Presiden pun mengucapkan selamat kepada mereka sambil berjabat tangan presiden berkata "jadilah perwira yang baik, untuk satuan, negara, dan keluarga" Septian pun hanya bisa mengucapkan kata "siap" Sembari tersenyum terhadap Presiden. Acara pelantikan sudah selesai mereka kembali ketempat semula mereka dan meninggalkan tempat pelantikan. Komandan upacara melapor terhadap Inspektur upacara bahwa Upacara selesai, presiden pun Mengomandokan bahwa upacara bisa di bubarkan. Komandan upacara pun melaksanakan komando itu dan membubarkan barisan.
Acara pelantikan selesai sekarang tiba acara untuk melepaskan rindu terhadap orang-orang yang di sayangi entah kepada keluarga atau kekasih para Taruna yang baru saja di lantik itu. Septian pun bertemu dengan keluarga nya dan saling melepaskan rindu karena lama tak berjumpa. Tetapi ada satu hal yang membuat Septian menjadi terkejut yaitu kedatangan Sheila, dia adalah kekasih Septian, Sheila seorang mahasiswi
Pakultas kedosenan di sebuah kampus di bandung. Mereka sudah berpacaran sejak masa sekolah, mereka bertemu di sebuah acara perkemahan yang ahirnya bisa membuat mereka berhubungan hingga kesuksesan datang terhadap mereka.
Beberapa tahun mereka menjalin hubungan LDR, akhirnya tiba waktu mereka bertemu dan melepas kan rindu yang terpendam. Septian langsung berlari menghampiri Sheila yang berdiri membawakan seikat bunga yang cantik secantik yang memegang nya, Septian langsung memegang tangan Sheila sembari berkata "bertahun aku memimpikan saat seperti ini akhirnya datang juga saatnya" Sheila tersenyum dan pipinya aga kemerahan karena kata-kata Septian lalu berkata " Aku tak akan pergi darimu, karena cinta, aku bertahan sampai saat ini "mereka pun saling melepas rindu dan menghampiri keluarga Septian yang sedang menunggu mereka. Setelah itu Septian mengantarkan Sheila ke stasiun, karena Sheila harus langsung ke Bandung karena esoknya dia harus menghadapi sidang skripsi di kampusnya. Dengan berseragam lengkap Septian melepas kepergian Sheila ke Bandung dengan rasa Rindu yang masih terasa, tetes air mata menghiasi wajah Septian, sembari melihat kereta yang detik demi detik menjauh dari stasiun. Septian pun beranjak pergi dari stasiun untuk pergi ke hotel di mana keluarganya tinggal karena besok mereka harus pulang ke rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua medan perangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang