PROLOG
"Aku harus gimana, ken? "
"Ya kamu maunya gimana? Dia datang ke ayahmu dan memberikan solusi yang kamu cari. Kamu bisa ambil penawarannya dan mengejar impianmu, atau menolaknya dan stay terus di sini, jadi cungpret kelas sudra. "
"Tapi kenapa harus nikah? "
"Ya karena itu yang paling masuk akal. Orang tuamu ingin jika kamu harus jauh dari mereka, kamu memiliki penjaga atau wali yang bertanggung jawab atasmu. Sedang kamu nggak ada keluarga di sana. Dan penawaran yang datang padamu memenuhi kriteria itu. Dia akan menjagamu, dan tentu saja bertanggung jawab penuh. Secara sah diamata hukum dan agama. Sebagai seorang suami. "
"ugh, tapi percuma kalau nikah. Aku nggak akan sebebas sekarang. "
Niken hanya melirik gadis yang sedang meremas pelan rambut dengan kedua tangan di depannya itu seraya menjilati es krim rasa almond di tangan kanannya.
"ck, kamu butuh berpikir dengan tenang. Sekarang ini kamu hanya sedang kaget karena kejadian semalam. "
Gadis dihadapan Niken itu memandang Niken dengan raut frustasi dan lingkar mata hitam, pertanda dia kurang tidur.
"Kayaknya begitu. Tapi gimana bisa mikir tenang jika sumber kekacauan baru saja lewat. " gadis itu mendengus sinis ketika melihat seorang laki-laki baru saja melewati meja yang mereka tempati di dalam foodcourt.
Niken mengikuti arah pandang sahabatnya itu dan menemukan punggung tegap berbalut kemeja putih dengan lengan yang sudah tergulung sampai siku baru saja duduk beberapa meja di belakangnya.
"aku ke toilet dulu. "
"ikuutt. "
YOU ARE READING
HONEST
General Fiction"Aku harus gimana, ken? " "Ya kamu maunya gimana? Dia datang ke ayahmu dan memberikan solusi yang kamu cari. Kamu bisa ambil penawarannya dan mengejar impianmu, atau menolaknya dan stay terus di sini, jadi cungpret kelas sudra. " "Tapi kenapa harus...