"Aku pergi dulu ya sayang."
ucap Chan"Mau kemana?"
tanya Sika yang heran dengan kekasihnya, baru sekitar 2 jam ia menemani, sekarang malah akan pergi entah kemana.
"Ada urusan penting My Sika."
Setelah berkata demikian Chan mencium lembut kening Sika kemudian berlalu.
"Segitu pentingkah urusanmu daripada aku?"
Kata Sika dalam hati, dengan keadaan mata yang terpejam menahan rasa kecewa.
"Pulang yuk!"
Ajak Tania kepada Coco.
Ia mengiyakan ajakan itu, lalu mereka berlalu."Berhenti, Co!"
dalam perjalan, seketika Tania meminta menghentikan mobil yang dikendarai Coco.
"Ada apa?"
Coco pun menatap Tania dengan penuh tanda tanya."Lihat deh, bukannya itu Chan!"
Tania mengarahkan jari tangannya ke arah orang yang dimaksud.
"Kamu bener."
"Siapa cewek itu, kok mesra-mesraan gitu?"
"Wah, ada yang nggak beres ini."
"Daripada kita kepo mending kita mendekat lalu ngintip pembicaraan mereka."
"Ide bagus."
Segera mereka mendekati Chan, pembicaraan Chan dengan cewek dihadapannya mampu ditangkap oleh indra pendengaran Tania dan Ricoco.
"Gilakk..."
Kata Tania sedikit lebih keras saat melihat adegan Chan mencium rakus bibir cewek yang sedang bersamanya.
Sontak Coco segera menutup mulut Tania dengan tangan."Kamu mau kita ketahuan bego?"
bisik Coco. Tania pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Mulutnya dikondisikan."
Tania menganggukan kepalanya kali ini.Setelah puas dengan informasi yang Tania dan Coco dapatkan, mereka kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
"Asli, aku nggak nyangka."
ucap Tania saat sampai di dalam mobil."Aku lebih nggak nyangka."
"Cowok yang Sika perjuangin dan selalu ia cinta malah menghianatinya."
"Kita harus kasih tau Sika siapa Chan sebenernya!"
"Kita nggak punya bukti apapun."
"Oh iya, kenapa kita tadi nggak rekam adegan itu coba?"
"Kita keasikan nonton sih"
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya, setelah mengetahui orang yang sangat ia cintai, telah mengotori cinta sucinya.
-RicocoPutra-Temenin aku ya Leiy, aku takut sendirian.
SikaAlexsiyaPesan singkat itu telah diterima Leiy bahkan sudah dibaca, namun ia tak ada niatan untuk membalas.
Leiy mengambil jaket yang berada di lemari lalu dipakai nya. Kemudian, ia pergi ke tempat dimana Sika berada.
Maaf ya, kalau aku lancang nyuruh kamu ke seni cuma buat nemenin aku.
SikaAlexsiyaBaru saja Sika mengirim pesan itu sudah terdengar suara diambang pintu, seseorang yang hendak memasuki ruangan Sika.
Begitu terkejutnya Sika melihat laki-laki yang begitu menawan, gagah dan cool."Leiy, kamu...."
"Kenapa sendirian?"
"Bundaku sakit, kayaknya kelelahan deh, terus Chan katanya ada urusan penting, kalau Tania nggak tau kemana, dia ngilang. Tadi sih kesini tiba-tiba ngilang nggak ada kabar."
"Tidur!"
"Hah?"
Leiy hanya diam seribu bahasa.
"Iya deh."
ucap Sika saat pertanyaannya tak kunjung ada jawaban.Mula-mula Sika memejamkan mata sipitnya. Hanya terpejam namun ia sama sekali tak bisa tidur. Karna dirasa benar-benar mata tak bisa diajak terlelap, Sika memutuskan untuk membuka matanya. Saat mata sudah terbuka, pandangannya tertuju pada lelaki yang berada di sofa, laki-laki itu tidur dengan sangat nyaman.
"Kamu nggak perlu repot-repot nunggu aku lagi disini Leiy, besok aku sudah pulang. Terimakasih kamu selalu ada disaat yang lain hilang."
ucap Sika lirih.***
Mentari pagi menampakkan cahayanya yang cerah. Sayup - sayup angin masuk melalui celah jendela yang terbuka. Bunda sudah siap menjemput Sika untuk pulang walaupun kondisi kesehatannya yang masih belum membaik.
Alat-alat yang terpasang ditubuh Sika seperti infus, oksigen dan yang lainnya sudah terlepas dari tubuhnya.
"Leiy, bangun Leiy!"
Membuka menutup mata dengan tempo cepat, itu yang dilakukan Leiy saat Sika membangunkannya.
"Nggak mau bangun ni. Kalau aku siram air kira-kira mau bangun nggak?"
tanya Sika."Jangan!"
Sika tertawa tanpa jeda saat melihat Leiy yang ia kenal dengan sifat dingin, sekarang terlihat gimana gitu menurut Sika. Karena kaget yang membuatnya aneh. Setelah sadar bahwa Leiy sedang ditertawai, dia merapikan segera bajunya yang acak - acakan.
Tanpa sengaja Sika melihat rambut Leiy yang super berantakan. Nggak pakai basa basi, Sika berjinjit hendak merapikan rambut Leiy. Karena postur tubuh Leiy yang tinggi membuat Sika kesulitan untuk merapikannya.
Leiy yang tak kuat dengan aksi Sika lalu mengangkat tubuh mungil Sika ke sofa yang berada disampingnya.
"Sekarang nggak perlu repot-repot jinjit"
ejek Leiy sembari mendekatkan rambutnya ke depan wajah Sika.
Dirapikannya dengan pelan, setelah selesai Sika memberikan senyuman kepada Leiy, Leiy pun membalas senyuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMFORTABLE!
Romance" Hanya setitik pena yang mengerti, hanya goresan luka yang menghadiri. Mencoba menghempaskan namun tak cukup kuat. Hidup memang tentang sebuah keadilan, dimana semua derita menjadi bahagia. Tak perlu selalu menuntut lebih, jika pada akhirnya yang s...