BAB 20 : Pengganggu

475 30 0
                                    

Hari-hariku berlalu dengan rasa takut yang kian memburu, perasaan kalut dan was-was terus menerus menerpa malam-malamku. Hampir setiap hari mimpi itu selalu datang, perempuan menyeramkan itu seolah menguasai alam bawah sadarku. Perempuan itu meneror ketenangan hidupku, dengan terus mengganggu dan memberi rasa sakit yang ia rasakan kepadaku. Kini perasaan hatiku tak lagi beraturan, sedih dan amarah terasa bergema di relung jiwaku. Sepertinya sosok perempuan itu ingin berbagi cerita kepadaku, hanya saja dia tak tau harus dengan cara apa ia memulainya.

Malam-malamku bermandikan peluh, keringat dingin membanjiri sekujur tubuhku ketika mimpi itu datang dan hinggap di alam bawah sadarku. Mimpi yang sama dan datang berulang kali membuatku mulai resah dan semakin penasaran di buatnya. Aku yakin, bukan tanpa sebab ia menghantuiku. Pasti ada maksud terselubung yang ia ingin sampaikan.

Jika boleh berkata jujur, aku semakin bosan dengan tingkah lakunya yang misterius. Sosok itu sering menggangguku, terbang melayang-layang di atas kepalaku ketika aku tidur, mengitari rumah ku, dan yang lebih memalukan sosok itu membuat tidurku tak nyenyak, tatkala mulutku di buat terbuka menganga lebar olehnya. Entah apa maksud dari itu semua, yang jelas dia benar-benar mengacaukan keseharianku.

🍃🍃🍃

Setelah hari libur, seperti biasa rutinitas kegiatanku sangat padat dengan tugas-tugas sekolah yang semakin hari semakin menumpuk. Berkat kesibukanku ini yang membuat persahabatanku dengan Garry kian menjauh, sebuah jarak membentang menghalangi persahabatanku dengannya. Kini Garry tidak pernah menampakan batang hidungnya, mungkin karena dia tau bahwa aku benar-benar sibuk untuk fokus mengerjakan tugas sekolah.

Hari ini mataku tidak bisa di ajak kompromi, rasa ngantuk yang teramat berat menerpa mataku. Ini akibat ulah sosok perempuan sialan itu, yang terus menerus menggangguku. Pagi ini aku bersiap-siap untuk ke sekolah, waktu sudah menunjukan bahwa aku akan datang terlambat. Namun itu tak membuatku mengurungkan niat untuk pergi ke sekolah, aku bukanlah tipekal murid yang pemalas.

Setelah berjuang melawan kantuk yang melelahkan, akhirnya Tuhan mengizinkanku untuk tiba di sekolah. Seperti biasa, kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan lancar. Walau aku mengantuk, tetapi aku tetap mengikuti jam pelajaran dengan baik, walaupun terkadang aku sedikit menguap.

Jam istirahat tiba, ini adalah waktu yang tepat untuk melampiaskan rasa kantukku. Walau agak sedikit berisik, namun aku bisa terlelap di kelasku. Tidur dengan posisi duduk di kursi dan kepala merunduk di atas meja, mungkin itu bukanlah posisi yang nyaman, tetapi hanya posisi seperti itulah aku bisa mencoba untuk tertidur. Suara bising dari teman-teman sekelasku sesekali membangunkan tidurku, walaupun mereka sudah SMA, tetapi tetap saja tingkah lakunya seperti anak TK.

Dengan penuh rasa bosan bercampur kesal, lagi-lagi aku merasakan hal-hal yang tidak ingin aku rasakan. Punggungku mulai meruam, tengkuk leherku merinding geli. Kepalaku terasa seperti ada sesuatu yang mengelus-elus rambutku. Tidak bisakah aku tertidur sebentar saja, aku benar-benar mengantuk berat. Sosok perempuan jelek itu, mulai menggangguku. Ku coba menghiraukan perasaan menyebalkan itu, ku abaikan segala sesuatu yang menyentuh tubuhku. Tetapi tetap saja tak bisa, aku benar-benar kesal.

"Diam!!!" Aku bertiak sekencang mungkin.

Teman-teman sekelasku merespon teriakanku dengan kebingungan, seluruh pasang mata mengintimidasi keadaanku yang berteriak sendirian. Beruntungnya teman-teman kelasku telah mengenali kepribadianku yang aneh ini. Mereka telah terbiasa dengan tingkah laku aneh yang ku buat, jangankan melihatku berteriak, melihatku berbicara sendirianpun mereka sudah terbiasa. Bahkan terkadang aku meminjamkan tubuhku untuk di rasuki para sahabat tak terlihatku hanya untuk sekedar berkenalan dengannya. Ini mungkin sulit di percaya, tetapi keadaan merubah segalanya. Tidak seperti masa-masa SD yang penuh bully-an, tetapi masa-masa SMA ku lebih menyenangkan.

Perempuan itu masih berada di sampingku, aku sangat geram dibuatnya. Ada apa dengannya, dan untuk apa dia terus menerus menggangguku.

"Tolonglah... Beri aku kesempatan untuk tertidur sebentar saja..." Pintaku.

Perempuan itu hanya diam membisu, apakah dia sosok hantu yang bisu. Entahlah... Namun ada yang lain dengan sosoknya, kini sosoknya lebih terlihat cantik di bandingkan dengan waktu pertama kali aku memimpikannya. Dengan rambut yang tergerai, dan wajah yang membulat cantik.

"Untuk apa kau selalu menggangguku?!" Aku bertanya lagi pada sosok itu.

Lagi-lagi dia hanya diam tak ada sedikit katapun yang ia ucapkan, dia masih terus mengelus-elus rambutku. Dan hanya itu.

🍃🍃🍃

Jam sekolah mulai berakhir, para siswa dan siswi berhamburan keluar dari tiap-tiap kelas. Rasa lelah tergambarkan dengan jelas di masing-masing wajah para pelajar, tak terkecuali denganku. Hari ini aku benar-benar merasa lelah, ku baringkan tubuhku di atas kasur. Dan ku mencoba untuk mengistirahatkan tubuhku.

Sosok perempuan itu masih mengikutiku, aku mulai terbiasa dengan kehadirannya. Sepertinya dia sosok yang baik, hanya saja dia terlalu genit. Dan aku baru menyadari bahwa ada yang lain dari sosoknya, ia cantik dan paras nya seperti raut wajah bule. Ya dia bukanlah sosok pribumi, dia bukanlah hantu lokal. Tetapi dia adalah sosok Noni Belanda yang terperangkap dalam wujud seperti kuntilanak.

Kini aku telah membuka hatiku untuk menelusuri kisahnya, ku mencoba mengorek-orek masa lalunya. Dan dengan penuh harap ia memberikan kisahnya padaku, melalui mimpi-mimpi dan kemampuan ku sendiri.

Sosok perempuan itu bernama Anneline van McDerjiect. Kisahnya sangat memilukan, di balik wujud aslinya terdapat sebuah lebam di keningnya.

Akan ku ceritakan bagaimana kisah hidupnya, kisah yang membuatku tersentuh dalam setiap kejadian-keajadian yang ia tuturkan kepadaku.

'Lebam' adalah sebuah luka memar yang terdapat di keningnya. tapi percayalah, dalam wujud aslinya dia sangat menyeramkan. Sekujur tubuhnya berlumuran darah, dan kepalanya hancur tak berbentuk.

Apa yang terjadi pada Anneline van McDerjiect.?

Saat ini, aku akan mencoba untuk menelusuri kisah hidupnya.

KENDATI : Melihat Dunia Tidak Hanya Dengan MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang