Taehyung POV
Hutan yang rimbun sangat menyeramkan, terutama pada malam hari. Dingin. Sunyi. Dan mencekam. Ditambah lagi dengan suara hewan yang menambah ketegangan di dalam hutan. Banyak berita yang tersebar akan keberadaan sosok penghuni hutan. Rumor ini semakin di perkuat dengan sering terlihatnya bayangan yang kerap berlari dengan sangat cepat di sekitar hutan. Sungguh menegangkan.
Banyak orang yang merasa ketakutan sehingga sebelum matahari terbenam dengan sempurna, seluruh orang sudah masuk dan mengunci rapat-rapat pintu mereka. Lain halnya dengan Aku yang memperhatikan kota dalam diam dari balroom kamarku. Aku tertawa dengan kedua mata hitam pekatku yang menyipit. Aku, sosok yang dibicarakan oleh orang-orang.
Suara burung hantu yang menjadi lantunan favoritku saat menatap rumah-rumah yang sudah sepi, mereka takut akan keberadaanku yang kerap membuat mereka takut.
Telingaku bekerja, menangkap suara gemericik daun yang terinjak dari arah barat. Kedua mataku memicingkan tajam, memandang awas ke arah barat. Dan sontak decihan remeh melantun dari bibirku. Seorang pemuda yang berjalan ragu memasuki wilayah ku semakin dalam dengan kepala yang menoleh bingung.
Niatku yang semula ingin menjahilinya langsung sirna tergantikan rasa bingung dan khawatir yang entah sejak kapan merasuk kedalam hati dan pikiranku.
Untuk apa dia masuk kedalam hutan ini sendirian? Apa dia tidak takut dengan rumor yang beredar?
Kedua mataku memandang awas setiap gerak geriknya. Mataku membola panik dan sontak aku segera berlari keluar rumah dan menghampirinya saat melihat dia yang hampir terjatuh kedalam jurang yang terjal.
Sedikit lagi, kumohon bertahanlah! Seruku dalam hati sambil menambah laju lariku. Oh tidak! Pegangannya terlepas! Dia sebentar lagi akan terjatuh jika tidak dengan cepat tanganku yang segera meraih pergelangan tangannya. Menariknya naik ketempat semula, dan menjauhkannya dari tepi jurang itu.
Tuhan terimakasih, terimakasih sudah memberinya kesempatan hidup lebih lama.
Cantik. Manis. Dan mengagumkan. Kurasa dia tidak memiliki tampang seperti wanita napal diluar sana. Sungguh polos yang mengagumkan.
Bola hitam jernih yang menghiasi paras manisnya itu terlihat gemetar ketakutan. Dia jatuh terduduk dengan napas yang tersengal-sengal. Dengan cepat aku membawanya di punggungku untuk dibawa ke dalam massionku.
Sungguh, aku merasa seperti tak membawa apapun di punggungku, malah untuk ukuran remaja ini sungguh ringan.
Tunggu, aku merasa tak ada tanda-tanda kehidupan dari gadis cantik ini. Ada apa ini? Dan sontak aku segera berlari memasuki massionku dengan tergesa-gesa, bahkan panggilan dari kakakku pun tak kuhiraukan. Entah kenapa aku melakakuan ini, sungguh, pikiranku saat ini hanya tertuju kepada gadis yang berada di punggungku saat ini.
Tuhan, tolong selamatkan dia, kumohon...
Ku baringkan dia diatas kasurku dengan perlahan, sungguh, aku merasa takut untuk kehilangan dia. Ini sungguh aneh, apa yang kurasakan sekarang sungguh asing.
Decitan pintu yang terbuka tak bisa mengalihkan perhatianku darinya.
"Bau darah yang sungguh manis dari kamarmu ini Tae. Dan siapa nama manis itu?"
Suara itu berhasil membuatku menoleh seketika dan kulihat Jin, kakakku memasuki kamarku dengan mata yang memerah. Oh tidak! Dia mencium darah manis dari mate-ku. Tak bisa ku biarkan!
"Jangan coba-coba menyentuhnya! Dia mate ku! Dia milikku!" Sumpah demi apapun aku tak tahu kenapa kalimat itu bisa meluncur begitu saja dari bibirku.
"Cih! Apa-apaan kau mau mengangkat manusia lemah itu sebagai mate mu?! Mereka bisa apa?! Mereka lemah! Mate kita hanya lah berasal dari kaum Vampire, kaum yang sama dengan kita! Mereka, manusia lemah hanya menjadi santapan kita saja! Bukan sebagai mate!"
Dia benar! Manusia memang lemah dan mereka sudah ditakdirkan menjadi pemuas dahaga kami para Vampire. Tapi entah kenapa aku tak suka dengan dia yang merendahkan gadia yang tadi kutolong. Aku tak terima dia merendahkan mate ku, aku tak terima!
Disaat kami sedang berdebat tiba-tiba Nam Joon hyeong datang dan melerai kami, mungkin dia tak mau melihatku yang membunuh luna nya?
"Taehyung! Seok Jin! Apa-apaan kalian ini! Kalian bukanlah anak kecil lagi, kenapa kalian masih berdebat seperti ini sih?!"
"Nam Joon-ah. Taehyung membawa manusia lemah ke dalam massion kita, dan parahnya, dia menganggap yeoja itu sebagai mate nya!" Cih dasar pengadu!
Mata Nam Joon hyeong beralih ke arahku, tak kuperdulikan tatapan itu dan beralih menduduki tepian kasurku dan kembali menggenggam tangannya.
"TAEHYUNG. KAU SEHAR..."
"Nam Joon hyeong, tolong aku. Tolong panggilkan doker keluarga kita untuk menyelamatkan calon lunaku!" Mataku berubah merah dan menatap hyeong ku tajam.Kutak perduli lagi dengan mereka, yang terpenting dia selamat.
Decitan pintu kembali terdengar dan sontak aku menoleh kearah pintu dan menemukan Hoseok, dokter pribadi keluargaku sudah berada di sisi tempat tidurku, menghadap gadia manis milikku."Taehyung, ada apa dengan dia? Mengapa dia bisa mengalami seperti ini?"
Aku diam bergeming, masih asik memperhatikan wajahnya yang terpejam damai.
Terdengar Hoseok menghela nafasnya dengan sabar -mungkin- dan mulai memeriksanya. Tak sedikitpun aku beranjak dari posisiku meskipun sudah diusir untuk sedikit menjauh.
"Dia tekena shock ringan dan tejadi sedikit trauma. Aku berharap keadaannya tidak semakin memburuk, jaga dia, rawat dia, dan buat dia merasa tenang san terlindungi. Jangan biarkan dia banyak berpikir. Hanya itu, untuk obatnya sudah kutuliskan dan akan kutatuh di nakasmu ini" ujarnya sambil mengangkat secarik kertas, dan ketika kertas itu akan mengenai nakas, dengan cepat aku merebutnya dan menyimpannya dengan baik. Kutatap lagi wajah Hoseok untuk meminta penjelasan lebih, namun pemuda yang wajahnya mirip kuda itu hanya tersenyum seperti biasa, seolah mengatakan tidak akan terjadi hal yang serius nantinya.
Heol! Yang benar saja!
Dia berpikir gadisku ini akan baik-baik saja? Kalau dia baik-baik saja sekarang dia pasti sudah membuka matanya. Tapi apa?! Dia masih tertidur damai saat ini!
Kapan kau akan bangun gadis cantik? Aku ingin melihat wajahmu yang pastinya semakin cantik saat terbangun dan tersenyum nanti. Gila! Aku sudah gila! Sejak kapan aku mulai berharap dengan orang yang baru kutemui bejerapa jam lalu? Ada apa denganku? Dan mengapa aku dengan secepat itu menganggap dia sebagai luna-ku? Jelas-jelas dia seorang manusia rendah yang tak pantas hidup lama! Sial! Memikirkan dia tak pantas hidup lama sudah membuat emosiku naik. Persetan! Mulai detik ini kau tak akan pernah kulepaskan walaupun hanya sesaat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Night's Secret
VampireBertemu dengannya adalah sebuah anugrah yang sangat ku syukuri. Melalui dia, aku mengerti akan garis hidupku yang berbeda. Melalui dia aku berani menampakkan diri di dunia luar yang selama ini selalu aku hindarkan. Dan melalui dia, aku mempunyai ban...