Awalnya hidupku di sekolah dasar baik baik saja, seperti anak yang normal lainnya memiliki teman yang selalu ada bersama, bermain bersama, bercanda bersama, berbagi hal hal menarik layaknya teman. Tapi pada suatu hari...
.
.
"Cepat kembali ke tempat duduk kalian" Ucap guruku saat memasuki ruang kelas.Aku menatap bosan kepada guruku yang berdiri di depan kelasku.
"Hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan masuk" Ujar guruku memberitahu, lalu murid baru itu memasuki kelas.
"Hei Seungcheol, bagaimana menurutmu tentang murid baru itu?" Tanya teman sebangkuku, yang bernama Jeon Wonwoo itu.Aku hanya diam, tak menjawab pertanyaan temanku itu, lalu aku menatap kedepan kelas lebih tepatnya ke arah murid baru itu.
"Silahkan perkenalkan dirimu, nak" Kata guruku mempersilahkannya.
Namun dia hanya diam saja. Hingga akhirnya guruku menepuk pundaknya, dia tiba-tiba membuka tasnya, mengeluarkan sebuah buku, lalu membuka untuk di perlihatkan ke semua murid di kelas.
'Hai namaku Lee Jihoon' Itu adalah kata pertama yang ada di bukunya. Lalu dia membuka halaman berikutnya.
'Aku senang bertemu dengan kalian semua' Lalu dia membuka halaman berikutnya lagi.
'Semoga kita semua menjadi teman yang baik' Aku tidak mengerti kenapa dia menggunakan buku untuk memperkenalkan dirinya. Lalu dia membuka halaman berikutnya.
'Maaf, aku tidak bisa mendengar' Itu dia jawabannya.
"Gawat!" Eh?! Aku menutup mulutku, aku keceplosan berteriak seperti itu, semua teman sekelasku menatap ke arahku.
.
.
.
.
.
Kami sedang berkumpul di ruang musik, untuk latihan seperti biasanya. Ada guru pembimbing kami, yang memimpin paduan suara kami dan temanku yang bernama Wen Junhui sedang mengiring lagu yang kami nyanyikan dengan permainan pianonya. Namun...
.
.
"Aa oe ah uh la ee ou" Murid baru itu mengacaukannya.
"A.. Jihoon, kita belom waktunya masuk untuk bernyanyi" Ucap temanku yang berdiri di sebelahnya memberitahunya, yang bernama Yoon Jeonghan. Dia hanya menatap Jeonghan bingung.
"Aku akan memberitahumu kalau sudah saatnya ya" Ujar Jeonghan tersenyum padanya.
"Paduan suara kelas kita akan berantakan kalau seperti ini" Kata Wonwoo yang berdiri di sebelahku dengan tidak suka.
.
.
.
.
.
Hari demi hari pun terlewati, hingga kini dia masih terlihat sendiri namun selalu berusaha untuk mendekati teman teman sekelas. Saat pelajaran sedang berlangsung, guru lain memasuki kelas kami.
.
.
"Jadi disini saya akan memberitahu kalian semua anak anak, bahwa kita akan mempelajari bahasa isyarat setelah pulang sekolah untuk dapat berbicara banyak dengan teman kita, Lee Jihoon" Ucap guru lain itu.
"Bukankah itu sangat merepotkan, kita bisa menggunakan buku" Ujar Wonwoo tidak setuju.
"Iya benar, kita bisa menggunakan buku, saem" Sahut teman sekelas menyetujui pendapat Wonwoo.
"Tapi akan memudahkan Jihoon, jika kita menggunakan bahasa isyarat" Kata Guru itu menjelaskan.
"Aku mau belajar bahasa isyarat" Salah satu teman sekelasku akhirnya menyuarakan pendapat lain, dia bernama Boo Seungkwan.
.
.
Aku melihat setiap pulang sekolah dia mengajari Seungkwan tentang menggunakan bahasa isyarat. Tapi kenyataannya teman-teman sekelas yang lain tidak menyukai itu.
.
.
"Lihat dapat poin muka di hadapan guru" Ucap Wonwoo menyindir Seungkwan.Hal itu terus terjadi setiap harinya, Wonwoo terus terusan menyindir Seungkwan.
"Bajunya terlihat jelek sekali" Ujar Wonwoo lagi lagi menyindir Seungkwan.
.
.
Ntah apa yang terjadi, yang jelas Seungkwan sudah pindah sekolah karena itu. Aku melihat dia sendiri lagi tanpa seorang teman.
.
.
.
.
.
"Disini tinggal bersama" Ucap Wonwoo membaca buku yang disuruh guruku dengan datar.
"Apa apaan nada suaramu itu, Jeon Wonwoo" Ujar guruku menghentikan Wonwoo.
"Lee Jihoon silahkan lanjutkan" Kata guruku menyuruhnya membaca.
"Aa ua oo ei" Dia membacanya, walau aku yakin pasti semuanya sulit mengerti apa yang di katakannya.
"Baiklah sekarang Choi Seungcheol lanjutkan" Ucap guruku menyuruhku melanjutkannya.
"Oa ie oi ua ea" Aku memperagakan caranya membaca, dan teman sekelas semua tertawa karna itu.
"Yak! Apa apaan kamu ini Choi Seungcheol, jangan bercanda" Guruku menegurku.
.
.
.
.
.
Aku melihatnya di sebuah taman dengan teman teman yang lain, tapi dia hanya diam saja memandang teman teman, tanpa ikut bergabung. Setelah teman teman yang lain pergi meninggalkannya, aku menghampirinya.
.
.
"Hei" Panggilku padanya, dia akhirnya menatapku.
"Kau seharusnya bisa lebih berani, agar kau tidak di rendahkan" Ucapku yang ntah kenapa aku mengatakan hal itu, dia masih menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shape of Voice [JICHEOL]
FanfictionCast : All Member Seventeen and Other Cast. Warning : Yaoi(boyXboy), typos bertebaran, Alur kecepetan, Cerita gaje. Rate : T Genre : School Life, Family, Friendship. Desclaimer : Semua cast hanya milik tuhan, ff ini hanya milik saya. Summary : Bentu...