3.Tersisih✓

1.1K 61 4
                                    

Hari ini, Pria itu datang ke rumah Shella lagi. Siapa lagi jika bukan hmmm, lupa siapa namanya. Oh iya, namanya stik. Kok kayak es krim sih, sudahlah namanya aneh sekali.

Shella mengerucuh harapannya itu Reyhan yang menjemput bukan pria aneh itu, kemudian Shella tetap berjalan menghampiri pria itu.

"Ngapain sih Lo ke sini, harapan gue itu Rey pacar gue." Pria itu menatap Shella tanpa ekspresi lalu memberikan helmetnya," Naik!" Pintanya.

Shella menatap pria itu keheranan," Kenapa gue harus naik?" Pria itu kembali menatapnya dan berkata dengan kalimat yang sama," naik!"

"Nyebelin" meski begitu, Shella tetapi menuruti dan naik ke motor pria itu, pria itu hanya diam sepertinya dia marah.

Selama perjalanan pria itu nampaknya tak bersuara, ia sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk Shella, biasanya pria itu selalu saja menyebalkan.

"Turun!" Shella turun, Stif sepertinya tahu jika gadis itu tidak mau di antar sampai ke parkiran. Setelah itu, dia melaju meninggalkan Shella di depan gerbang. Hendaknya Shella ingin menyusul, namun kaki itu nampak tertahan ketika suara deru mobil berjalan memasuki gerbang dengan kaca mobil terbuka menampilkan pria dan perempuan yang ia yakini adalah Reyhan dan Geisha.

Hati Shella terisi dengan sebilah pisau tajam dan di beri tetesan air jeruk nipis, sangat perih. Itulah yang ia rasakan ketika melihat kedua orang itu nampak kembali bersama.

"Woy, kenapa masih di situ. Mau di jemput yah? Lebay banget sih!" Shella mengedarkan pandangannya mencari keberadaan pria yang bersamaan ke sekolah, rasanya malu sekali, Stif pasti melihat dirinya yang nampak sangat tidak baik saja ketika melihat pacarnya sendiri memiliki berangkat bersama orang lain.

Shella berjalan malas ke arah pria itu, nampaknya wajah pria itu tersenyum masam ketika melihat wajah Shella yang tertekuk.

"Ayo ke kelas, Muka Lo kusam banget. Gak skincare yah?" Shella melirik pria itu dengan kesal, kenapa ia harus bertemu dan mengenal pria seperti Stif ini.

"Gue emang jarang skincare, apa gue gak cantik?" Teriaknya membuat Stif terkekeh sembari menutup telinganya.

"Bisa gak sih, gak usah teriak-teriak," Shella memutar bola matanya malas, Pagi-pagi moodnya sudah hancur dengan dua pria berbeda sekaligus.

"Tuh semakin itu wajah di tekuk semakin jelek dan kusam, meski Lo gak jerawatan tapi komedo Lo kelihatan banget" Shella melirik Stif dengan tatapan kesal, Benar-benar pria tidak punya perasaan.

"tapi Lo nampak natural!" Shella menoleh melihat wajah Stif yang tersenyum membuatnya mual seketika.

"ayo masuk, malah ngegosip di sini!" Stif meraih tangan Shella lalu mengenggamnya, Shella nampak terdiam tidak mengubrik atau menepis tangan kekar itu.

"Udah, jangan peduliin" Mungkin bagi Stif itu hal biasa tapi, bagi Shella itu hal sangat memalukan, bagaimana jika Reyhan tahu soal ini.

"Thanks yah stik, lain kali jangan begitu, jangan jemput gue lagi!" Ujar Shella malas lalu menampilkan senyum paksanya, Nampaknya wajah Stif berubah menjadi kesal. "Nama gue Stif," Shella melotot jadi namanya pake 'F' Kirain 'K' tapi tidak papa juga, namnya sulit sekali, Shella hanya tertawa masam.

"Gue go to class, tuh ada cowok lo" Stif tersenyum lalu beranjak pergi, mendengar ucapannya tadi Shella menoleh ke arahnya, Reyhan. Wajahnya masih saja seperti itu, dingin dan datar.

Dear Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang