[1st Project]
Thank you for the memories
you..... that always make me smile, I'll try to live well
I'll become a better person.....
let me give this last present for you...
--- Wannable
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅡ
Genre: Mystery/Thriller
Rate: 16+
Note: Aku cuma pakai nama member Wanna One aja, dan cerita ini terlepas dari kisah nyata, alias fiksi. Oiya, untuk yang belum 16 tahun yang penting kamu bisa membedakan mana yang pantas ditiru dan tidak.
P.s. KOMENNYA YA WKWK
REVENGE by aletahwang
ㅡ
Nikmati hidupmu dan bertahanlah hingga permainan terakhir, aku yang menghentikan atau kau yang mengakhiri.
ㅡ
PROLOG:
2014.
Melakukan bullying adalah hal paling menyenangkan bagi Park Jihoon sejak ia duduk di bangku SMA. Entah apa alasannya, Jihoon merasa dirinya lebih bahagia jika ia mem-bully satu orang secara terus menerus.
Padahal Jihoon hidup di keluarga harmonis, kebutuhannya selalu terpenuhi, tidak ada kata 'menunggu' untuk Jihoon saat ia meminta suatu barang.
Namun, hal tersebut justru menjadi latar belakang pola pikir Jihoon yang mulai membenarkan segala cara untuk bahagia karena ia punya segalanya.
"Hahaha, dasar, udah pendiem, ulangan pake nyontek! Bodoh ya? Hahahaa," ledek Jihoon sambil menarik kertas hasil ulangan salah satu teman sekelasnya.
Laki-laki itu tidak membalas apapun selama satu tahun Jihoon mengganggunya.
Jihoon merobek lembaran kertas sambil berkata, "Udahlaaaah, Anak Mama pulang aja, terus nanti gak usah ikut acara nginep-nginep di acara kelas nanti, gak cocok." Kemudian Jihoon melemparkan lembaran kertas yang ia robek tepat pada wajah laki-laki itu.
Tiga hari ... dua minggu ... satu bulan ... dan hari-hari selanjutnya, Jihoon tetap meremehkan, mengejek, dan menjatuhkan harga diri seseorang adalah kebiasaan Jihoon.
Salah satu teman Jihoonㅡnamanya Woojinㅡ berusaha dengan keras, berkali-kali, dan tidak pernah lelah untuk berkata; Hoon, udah. Lo gak nyadar apa yang lo lakuin itu salah?
Tapi namanya juga Jihoon, tidak ada yang bisa menghentikan dia.
Di kantin, Jihoon kembali bertemu dengan orang yang samaㅡyang selalu ia jadikan bahan bullyㅡdan sengaja menyelengkat laki-laki itu hingga terjatuh dan kepalanya terbentur kaki meja.
Kesalahan yang disengaja oleh Jihoon dibuahi sebuah surat peringatan pertama dari sekolah.
Tapi masih juga belum mempan untuk menghentikan tindakannya.
