Bab 24

13K 1.1K 66
                                    

Najma  mengelus perutnya penuh cinta, merasakan gerakan si jabang bayi di sana. Najma tak sabar untuk segera bertemu dengan bayinya, senyum diwajahnyanya merekah menyambut kehadiran pria yang dicintainya. Pram baru saja pulang kerja, wajah pria itu nampak kuyu.

“Mas Pram, kesini deh bayinya nendang perut aku nih....” melihat wajah Najma yang nampak bahagia membuat Pram tersenyum lebar, ia duduk di dekat wanita itu dan menyentuh perutnya.

Jujur saja setiap kali teringat benih siapa yang dikandung Najma, Pram merasakan hatinya sakit. Tapi demi bisa melihat wajah bahagia wanita yang dicintainya, Pram menekan rasa sakitnya itu.

“Dia aktif sekali,” ujar Pram, andai saja calon bayi ini miliknya. Pram pasti akan merasa lebih bahagia dari pada Najma. Gerakan kecil di perut Najma membuat selalu Pram takjub.

“Mas, malam ini aku mau jalan-jalan.” Najma menatap Pram penuh harap, semoga pria itu tidak menolaknya dengan alasan ia cape bekerja seharian dan harus istirahat untuk besok dapat bekerja lagi.

“Kenapa? Kamu mau bilang tidak bisa karena besok kamu harus bangun pagi dan ada meeting di kantor,” ucap Najma ketus, melihat Pram cukup lama terdiam.

Pram menggeleng, ia mengecup mesra pipi wanita itu. “Mau jalan-jalan ke mana?” alis Najma berkerut, ia memikirkan tempat apa yang akan mereka datangi malam ini.

“Hm ... Bagaimana kalau ke tempat kita pertama kali kencan.” Ekspresi Pram menunjukkan kalau ia tidak setuju dengan tempat yang dikatakan Najma.

“Kamu sekarang sedang hamil, tidak bagus untuk kesehatanmu juga terkena angin laut, apa lagi saat malam.” Najma mengerucutkan bibirnya, memasang ekspresi merajuk andalannya.

“Aku akan mengenakan pakaian yang tebal. Ayolah Mas, kamu tidak ingin mengenang masa saat kita masih pacaran dulu.?” Pram memijit pangkal hidungnya, memang susah baginya untuk menolak permintaan Najma. Terlebih saat membayangkan sepanjang malam ini Najma akan bersedih karena tidak dituruti kemauannya.

“Baiklah, tapi kita hanya sebentar saja di sana,” ujar Pram. Najma mengangguk setuju, ia beranjak untuk memilih pakaian yang cocok untuk kencannya dengan Pram malam ini.

Dress ibu hamil bermotif bunga-bunga, serta cardigan dipilih Najma. Flatshoes cantik menghiasi kakinya. Dengan tampilan sederhana seperti ini saja, Najma sudah terlihat sangat menawan. Sementara Pram memakai pakaian casual membuatnya terlihat lebih segar dari pada memakai pakaian formal seperti biasanya. Pasangan itu terlihat benar-benar serasi, Pram yang tampan dan Najma yang cantik.

“Ayo berangkat!” Najma menarik tangan Pram dengan semangat. Najma itu gairah dalam hidup Pram, melihat Najma bahagia seperti ini Pram pun merasakan hal yang sama.

Sebuah Cafe yang terletak di tepi pantai, merupakan tempat kencan pertama Najma dan Pram, meski dulu ada sedikit ancaman dari Pram. Ya, awalnya dulu hubungan Pram dan Najma terjalin karena keterpaksaan.

Pram yang sudah jatuh cinta dengan Najma semenjak pertama kali bertemu, begitu berambisi untuk menjadikan wanita itu miliknya, segala cara ia lakukan untuk menjadikan wanita itu miliknya. Takut dengan ancaman Pram, Najma pun menerima pria itu menjadi kekasihnya. Meski awalnya karena terpaksa, perlahan tapi pasti Najma mulai jatuh cinta pada Pram dan terbiasa dengan perlakuan pria itu. Pram telah berhasil merenggut seluruh cintanya.

Istri Titipan (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang