(12) Imagination-2

817 180 13
                                    

"Kak, inspirasi kakak buat nulis itu siapa?" tanya salah seorang penggemar.

"Mm, Suam— ngga. Biasanya dari banyak buku yang aku baca." jawab Yerin.

Jam menunjukkan pukul 16.00, Yerin bergegas ke kantor penerbit untuk beberapa urusan. Sebelumnya Yerin telah diberitahu bahwa senior penulisnya berhasil memenangkan salah satu penghargaan di Singapura dengan kategori buku fiksi terlaris, maka dari itu Yerin hendak membeli karangan bunga terlebih dahulu.

"Ini, ini. Mmmm, ini juga," kata Yerin sambil menunjuk bunga yang ia pilih.

"Sekalian kartu ucapannya, kak?"

"Boleh, ucapan selamat."

Wajah Yerin berubah, matanya menyelidik ke arah sepasang manusia yang baru saja memasuki toko. Dengan sangat jelas Yerin melihat Hanbin bersama dengan perempuan seusianya, cantik namun terkesan berlebihan.

"Sudah selesai, kak. Totalnya 125.000," ucap kasir membuyarkan pandangan Yerin.

"Oh, ini."

Sambil menutupi wajahnya, Yerin keluar dari toko lalu mengirim Hanbin pesan.

Yerin: Mas?
Yerin: Dimana?

Hanbin tak kunjung menjawab, dari dalam mobil Yerin melihat Hanbin memeriksa ponselnya lalu mengabaikan.

—Imagination—

"Darimana, mas?" tanya Yerin menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kantor."

"O-oh, mas gak bales pesanku?"

"Maaf, mas sibuk jadi nggak ada waktu."

"Mas bukan ngga punya waktu..mas gak punya ruang buat aku dihatinya mas," Yerin tersenyum kecil, "Oh bukan, emang sejak awal mas gak mau kasih aku ruang di hati mas. Selama ini cuma aku yang berimajinasi."

"Yerin, kamu ngomong apa?"

"Anggap aja aku gak ngomong apa-apa tadi dan sebagai gantinya aku bakal pura-pura gak liat Mas bareng perempuan di toko bunga tadi sore," Yerin menaikkan pandangan.

Hanbin menundukkan kepalanya.

"Mas, udahan aja, ya?" Yerin memandang Hanbin dalam, "Kita cerai?"

Wanita berkulit putih susu itu berbalik dan menaiki tangga untuk sampai di kamarnya. Dari balik selimut Yerin menangis dengan kencang, tentu setelah mengunci pintu kamar rapat-rapat.

Semuanya imajinasi, tidak ada yang nyata. Tentang Mas Hanbin yang menyukaiku itu adalah imajinasi, tentang Mas Hanbin yang memuji cantik itu adalah imajinasi, tentang kebersamaan dengan Mas Hanbin itu pun hanya imajinasi.

Tidak ada yang bisa disalahkan selain aku sendiri, terlalu berimajinasi dengan segalanya—mentang-mentang penulis.



Bukan Yerin yang menghilang tapi Hanbin 😂
Ini belum selesai, mungkin ada beberapa part lagi.

Kira kira Hanbin ngapain:(

Imagination - Hanbin Yerin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang