Bab 1

27 1 0
                                    


Maladewa, 20 Mei 2012

Sebuah  mobil  melaju  dari  arah  berlawanan.  Kecepatan  maksimal membuat dirinya terlepas kendali.

BRUKK...

Mobil itu menghantam pembatas jalan dan terguling-guling kedasar jurang. Kemudian muncul percikan api, dan akhirnya...

BRUSH...

Api mulai membesar, masyarakat yang berada disekitar lokasi kebingungan dan panik. Kekacauanpun terjadi.

"Bravo! Misi kita selesai!" ujar salah seorang disebrang pulau.

***

Sebuah gendung mewah sedang mengadakan sebuah pesta. Pesta malam yang bernuasa casual membuat para tamu terasa nyaman. Juga cahaya lampu yang dengan iringan musik disc melengkapi suasana malam hari.

Selang beberapa menit, berita kematian senator yang merupakan pemilik saham terbesar di USA tersebar luas. Kematian yang mengejutkan membuat para tamu merasa khawati dan ketakutan. Para badan pengawasan keamanan digedung itu juga dibuatnya heran. Karena sistem keamanan yang sangat ketat serta penjagaan yang tidak lepas dari pengawasan membuat pembunuh berhasil lolos.

Tiap sudut ruang, terdapat beberapa orang yang memakai earphone dilengkapi pakaian serba hitam juga kacamata yang terpasang didepan mata elangnya. Mereka merupakan pengawasan umum yang sedang sibuk memerhatikan pengunjung masuk dan keluar. Juga kesibukan lainnya terlihat jelas di computer room, ia lah sebuah ruangan yang merupakan pusat pengawasan dan penjagaan menggunakan teknologi(komputer). Para ahli sedang mengadakan research mengenai pembunuh itu.

BRAKK...

Seorang pria membuka pintu dengan kasar. Pria itu memiliki badan tinggi menjulang serta memiliki tubuh yang kekar.

"Si*l," umpatnya, "Dia telah datang!" kesal pria itu dengan nada marah. Tatapannya yang penuh amarah terlihat begitu jelas di mata elangnya, ia memerhatikan setiap manusia yang berada diruangan tersebut.

"Siapa yang kau maksud John?" tanya seorang pria paruh baya yang merupakan komandan sistem keamanan.

"Siapa lagi kalau bukan pembunuh itu!" geramnya, ingin sekali ia memakan seseorang untuk menjadi bahan pelampiasan emosinya. Kemuadian ia menceritakan tentang kematian senator.

Semua ahli, teknisi, dan beberapa staff terkejut mendengar perkataan John.

"Tidak mungkin. Kami selalu mengawasi sudut gedung ini. Bagaimana cara pembunuh itu bisa lolos?" tanya pria yang datang dari arah belakang komandan.

"Ada yang bekerja sama dengan pembunuh itu disini. Dia mengambil peluang saat kalian sibuk dengan pekerjaan masing-masing." Jelas John.

"Akan aku cari siapa dia?" ucap komandan sambil memerhatikan anak buahnya dengan tatapan sinis.

***
Satu jam sebelum kabar kematian senator...

Terlihat sosok bayangan yang mengarah dari gedung serba putih yang mempesona. Hembusan angin yang bertiup kencang tidak dapat mengahalangi gerakan lincahnya. Semakin mendekan, sosok tersebut semakin jelas. Tak bisa dipungkiri, sosok tersebut menyerupai seorang gadis berpakaian serba hitam.

Sang gadis memulaikan aksinya. Dengan larian yang kencang, serta lompatan yang tinggi membuat ia berhasil masuk kegedung itu. Dilihatnya CCTV tidak menyala, sang gadis dengan sergap menyekap para pengawal di area parkiran. Kemudian, ia mengganti pakaian milik pengawal tersebut.

Tanpa hambatan, gadis ini bergerak dengan lincah dan cepat. Sangat cepat waktu yang ia perlukan untuk berada diruang senator. Dan, tidak ada yang menyadari kedatangannya.

"Panggilkan tuan senator sekarang!" perintah sang gadis, "Aku ingin berbicara dengan nya," ucap gadis itu.

"Apakah sudah membuat janji terlebih dahulu?" tanya sekretaris tuan senator.

Mendengar pertanyaan itu, gadis yang menyamar jadi pengawal seketika membuat sekretaris pingsan, disembunyikannya sekretaris itu. Dengan adanya kesempatan ini, sang gadis segera masuk keruang senator disertai kacamata hitam yang terlihat jelas dimata indahnya.

KREKK...

Pintu ruangan terbuka, terlihat senator sedang menandatangani sebuah berkas.

"Siapa kamu?" tanya senator, "Berani-beraninya masuk keruangan saya tanpa izin," tegasnya melihat seseorang yang masuk dengan tatapan tajam dan kerutan kening yang terlihat.

"Oh, pengawal rupanya," sambungnya melihat gadis itu memakai seragam pengawal.

"Maaf saya msuk tanpa izin tuan. Tapi saya membawa sebuah kabar buruk untuk tuan," jawab sang gadis dengan pikiran licik dibenak nya.

"Kabar buruk apa?" tanya senator, ia bernama Delta. Ia merupakan salah satu pemegang saham terbesar di USA. Kekayaanya mengalahkan pendapatan rata-rata dinegara capital itu membuatnya begitu familiar. Delta sedang menaruh berkas dilacinya.

Belum sempat Delta menaruh berkas, sebuah tangan dengan sergap mencekam leher Delta.

"Welcome to the hell Mr. Delta," ucapnya.

Kaget dengan perlakuan tersebut, Delta berusaha melepaskan ikatan dilehernya.

"Ada apa dengan mu? Kurangkah gaji yang selalu ku berikan kepadamu. Saya bisa kasih apa yang kau inginkan!" sombong Delta, suaranya begitu angkuh, sementara dirinya benar-benar terancam.

"Cih, sombong," desah gadis itu.

"Aku ingin nyawamu, sekarang!!!!" teriaknya dengan tatapan penuh amarah. Terlihat dari mata yang menatap kebencian yang mendalam, "Sanggup?" ucapnya sekali lagi.

"Kenapa kau ingin nyawa saya? Saya tidak pernah mencari masalah denganmu," jawab Delta. Raut wajah begitu pucat terlihat jelas diwajahnya.

Gadis itu segera membuka topi dan masker yang ia kenakan, "Masih ingat?"

"Kamu?" ucap Delta dengan gugup.

Belum selesai Delta berkata sepatah kata pun, nyawanya telah lenyap. Gadis ini tersenyum licik dan segera menghapus jejaknya dengan meninggalkan tempat menjijikan itu.

***


Sebuah sekolah telah ramai di datangi para siswa. Sekolah yang terletak ditengah kota. Struktur bangunan yang modern ala 'Internasional School' menjadikan sekolah ini salah satu sekolah elite di daerah Jakarta Pusat.

Blue IceWhere stories live. Discover now