9. Kesempurnaan Saat Bersamamu

2.7K 227 18
                                    

Satu bulan kemudian....

Cinta sedang berjalan ke arah ruangan Bian, sudah sebulan ini hubungan mereka sangat baik, setelah kembali dari Bali bulan lalu Bian menunjukkan perhatiannya kepada Cinta. Bahkan Bian menampakan ketidak sempurnaannya kepada semua karyawannya saat mencari keberadaan Cinta di pantry kantor. Dan semenjak itu seluruh manusia di kantornya heboh akan kondisinya juga heboh dengan hubungannya dengan Cinta. Bian tidak lagi memperdulikan itu. Dia hanya ingin melihat senyuman Cinta dan menggenggam tangan wanita itu. Seperti saat ini.

Cinta menyuapi Bian yang terlihat manja dan sesekali tawa mereka pecah secara bersamaan. Cinta begitu bahagia bisa bersama Bian, bukan karena harta atau ketampanan Bian. Tapi Bian mampu mengetahui segala sesuatu yang Cinta rasakan ataupun inginkan. Berbeda dengan Kevin yang juga mendekatinya tapi seperti terlalu memaksakan kedekatan mereka, dan dia tidak merasakan getaran aneh dihatinya saat bersama Kevin.

"Kamu masak apa besok?" tanya Bian sambil memakan nasinya dari suapan Cinta.

"Entahla, saya juga bingung. memang bapak mau makan apa?"

"Cinta bisa stop panggil saya Bapak kalau kita lagi berdua. Saya merasa seperti orang tua kamu."
Wajah Cinta pucat saat Bian mengatakan kata ' orang tua kamu'.
Bian yang mengerti langsung menggenggam tangan Cinta khawatir.

"Love". Panggil Bian lembut, dia sudah tahu kalau Cinta adalah yatim piatu. Dan bodohnya dia mengungkit itu.

"Tidak apa-apa pak. Kalau begitu mau dipanggil apa?"
Cinta langsung cepat merubah ekspresi wajahnya. Dia mencoba menyembunyikan luka yang masih membuka dihati dan ingatannya.

"Are you oke?". Bian menangkup kedua wajah Cinta.

"Iya pak. Udah jadi mau dipanggil apa nih?"
Cinta mencoba tersenyum.

"Panggil saya honey,"
Cinta memegangi perutnya dan tertawa, hingga wajahnya berusaha merah.

"Saya bukan siapa-siapa bapak. Jadi jangan ngawur pak. Lagi pula saya nyaman memanggil dengan sebutan bapak."
Bian memegang lagi wajah Cinta dan menatap Cinta dengan tatapan lembutnya.

"Kamu special buat saya."
Cinta terdiam, dia juga menatap Bian disebelahnya. Bian tersenyum, tapi Cinta masih tidak bisa berhenti terkejut. Pikirannya kemana-mana karena kata ' special ' dari Bian barusan. Mungkinkah perasaan Bian dan dirinya sama. Dan jika memang sama, apakah itu artinya mereka saling jatuh cinta. Meski mereka berdua tidak memiliki kesempurnaan.

"Cinta kamu dengar saya?"
Cinta mengangguk, Bian lalu tertawa.

"Wajah kamu lucu banget." Cinta yang kesal memukul-mukul bahu Bian dan akhirnya tersenyum juga.

"Kamu tadi naik sepeda?"

"Iya"

"Aku anter pulang aja ya. Sekalian saya mau ajak kamu kesuatu tempat."

"Kemana?"

"Rahasia." Bian menaik turunkan kedua alisnya.

"Bilang dong. Pertama bapak bawa saya pergi, itu tempatnya di Indonesia bagian Tengah."
Bian mengacak rambut Cinta dan tertawa.

"Pokoknya kita pergi love, saya paksa walau kamu gak mau."
Cinta menjewer kuping Bian gemas.

"Kumat deh sikap bossy nya. Gemes aku."
Saat mereka asik dengan kegiatan mereka Bella dan Brian sudah berdiri dibelakang mereka sambil tersenyum. Akhirnya Bian bisa membuka hatinya lagi, dan yang pasti belakangan ini Bian terlihat semangat untuk sembuh.

...

Seperti kata Bian, sepulang kerja mereka pergi bersama. Sepeda Cinta diantarkan ke rumahnya oleh orang suruhan Bian, sedangkan mereka naik mobil Bian. Cinta melihat pagar besi tinggi terbuka saat mobil Bian masuk dan Cinta bingung serta panik dengan ini semua.

"Bapak ajak saya kerumah bapak ya?"
Cinta terlihat sangat panik.

"Bukan, ini bukan rumah saya. Tapi rumah oma dan opa saya."
Bukannya tenang tapi Cinta semakin panik. Dia masih memakai pakaian kantornya, dan oh ya ampun dia sangat kucel. kenapa juga Bian membawanya kesini.

"Kenapa bapak membawa saya kesini ?" tanya Cinta yang sangat kesal. " bapak mau mempermalukan saya agar saya tahu diri dekat dengan bapak ? kalau untuk itu saya minta maaf pak. saya janji gak akan mau lagi datang kalau bapak panggil keruangan bapak."

"Cinta kamu ngomong apa sih, keluarga saya mau ketemu kamu. Jadi ya saya bawa kamu malam ini."
Cinta menarik-narik jas yang dipakai Bian. Mau nangis, mau teriak, mau jambak rambut Bian. Cinta ingin melakukan semua itu sekarang.

"Kok bapak tega sih. Kan bapak bisa bilang dulu tadi sama saya kalau mau kesini."

"Dan seratus persen kamu kabur dari saya tadi." kata Bian mencubit pipi Cinta.

"Kamu tenang aja, keluarga saya cuma mau kenal kamu. Lagi disana ada Bella juga, kamu gak perlu canggung."

"Tapi saya kucel gini pak."
Bian memperhatikan penampilan Cinta, tidak ada yang salah. Rambutnya juga masih rapi dengan sanggul siput ala seorang Cinta. Cinta juga masih harum bayi seperti biasanya, tidak ada yang salah.

"Kamu cantik, harum, apanya yang kucel?"
Cinta memutarkan bola matanya lalu memukul bahu Bian kesal. Dia memilih diam tidak ingin memprotes lagi. Pasrah la dia jika nanti di cap gembel yang ditemukan Bian dipinggir jalan. Bian dibantu turun dari mobilnya oleh dua orang security yang mendekati mobil mereka. Sedangkan Cinta dibukakan pintu oleh supir Bian. Rumah ini begitu terlihat mewah dan juga manis.

Cinta berjalan kesebelah Bian yang sudah memunggunya. " jangan takut, ayo senyum. Semua sudah menunggu kamu."
Cinta mencoba menuruti kemauan Bian. Bian yang duduk dikursi rodanya bergerak dengan Cinta yang berjalan disebelahnya.
Perlahan Cinta menangkap suara-suara terkejut dari semua orang didalam rumah itu.

Dia memberanikan diri melihat pemandangan didepannya. Benar saja disana sungguh ramai, Bella melambaikan tangannya kepada Cinta yang dibalas Cinta dengan senyuman pucat  di wajahnya.

"Ah... Bian kamu bawa calon kamu ya?"
Teriak Oma Bian dari ruang keluarga itu. Bian tersenyum sambil terus menjalankan kursi rodanya mendekat kesemua keluarganya. Cinta tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia rasanya ingin berlari keluar dari rumah ini.

"Kami hanya teman Oma." jawab Bian dan Cinta menyalami Oma serta seluruh tetua dirumah itu.

"Teman apa yang pegang-pegang tangan mas" Brian menggoda Bian dan Cinta.

"Baik-baik, dia teman special bagiku."

Bersambung....

Aku tunggu Vote dan komentnya ya..

'LOVE' {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang