A Warm Butterflies

1.3K 158 6
                                    


.

.

.

.

.

Hari sudah hampir pagi. Mungkin dini hari, dan hujan telah benar-benar reda. Langit yang tadinya tertutup awan gelap, kini begitu cerah. Bintang-bintang mulai terlihat menghiasi langit malam. Begitu indah.

Yamanaka Ino berjalan tertatih-tatih sambil memegangi paha kirinya yang terluka.

Bola mata aquamarinenya melebar tatkala melihat sebuah jurang menganga lebar tepat di depannya. Terdengar suara aliran air sungai yang cukup deras jauh di bawah sana.

Sialnya lagi, jembatan gantung yang menghubungkan ke seberang sudah terputus talinya. Jaraknya terlalu lebar, mungkin hampir lima ratus meter. Dalam kondisi terluka seperti ini sangat mustahil Ino dapat melompatinya.




Brukk!





Menjatuhkan lututnya ke tanah, Ino terlihat sudah sangat putus asa. Gadis itu telah pasrah kepada takdir yang mungkin sudah digariskan oleh Kami-sami untuknya. Jika memang hari ini ajalnya sudah dekat, maka biarlah itu terjadi. Ino sudah tidak kuat lagi berlari.



Tap. Tap. Tap. Tap.


Dari arah belakangnya, terdengar suara langkah kaki. Berjalan begitu tenang mendekatinya.

"Akhirnya, aku berhasil menyusulmu."

Ino menoleh dengan cepat. Berusaha keras untuk berdiri, walau ia harus menahan rasa sakit yang luar biasa, karena sepertinya luka di pahanya kembali terbuka.

"Sai." desis Ino.

.

.

.

.

🍁🍁🍁

.

.

.

.

"Sudah cukup, Karin!" seru Sasuke ketika Karin mengelap bajunya yang sedikit basah terkena air hujan.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini, Sasuke?" tanya Obito memecah keheningan.

"Tentunya, kau tidak mungkin melanjutkan perjalanan ke Sunpu dalam keadaan mata yang hampir buta seperti ini."

Wajah tampan Sasuke mengeras, "Tujuan kita adalah mengetahui maksud Shogun yang sebenarnya, yaitu alasan kenapa gencatan senjata diantara Uchiha dan Senju dibatalkan sepihak. Kita tidak bisa kembali sampai mendapatkan jawaban itu, Obito-jisan."

"Serangan dari Senju sangat tidak terduga. Kita tidak akan pernah mencapai Sunpu jika kita menghindar." lanjut Sasuke.

Obito mengangguk menatap keponakannya dengan seksama, "Ah, maafkan aku yang telah mengkhawatirkan hal yang tidak perlu."

"Kita akan bergerak lagi setelah Sai kembali. Segeralah bersiap!"

Sasuke bangkit berdiri. Karin ikut bangkit, berusaha menuntun Sasuke. Tapi dengan cepat Sasuke menepis tangan Karin. Pemuda itu membuka pintu shoji dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

Uchiha Ninja ScrollsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang