"Lang tunggu gue!" Keysha menarik pergelangan tangan Langit. Langit menarik nafas dalam dalam dan memutar tubuhnya.
"Apa?" ketusnya sembari menghempas cekalan Keysha.
Keysha terkejut, "Lo kenapa sih sama gue? Apa salah gue Lang?"
Langit tersenyum mengejek, "Kenapa lo tanya? Hhh gue gak butuh temen kayak lo sha!"
"Apa kesalahan yang udah gue perbuat Lang?" seru Keysha.
"Kenapa lo gak jujur sama gue kalau lo lagi deket sama kak Aviv?! Kenapa Key? Padahal lo tau gue sama dia juga deket!'' sarkas Langit, Ia sudah tak dapat menahan semuanya lagi.
Keysha terbelalak, "Lo tau darimana si Lang?"
"Udahlah gak usah ngelak lo! Gue liat pake mata kepala gue sendiri waktu lo ditembak sama kak Aviv Key. Lo gak tau gimana hancurnya perasaan gue! Gue suka sama kak Aviv, Key gue suka!" Semprot Langit, Ia berlalu dari hadapan Keysha dengan linangan air mata.
Keysha terpaku dengan penuturan Langit, Ia bagai tersambar petir ditengah siang seperti ini.
"Maaf Lang ..."Lirihnya.
Kejadian tadi siang masih saja terpatri jelas dibenak Langit. Bahkan ia masih tak percaya dengan ucapannya pada Keysha tadi.
Ting...ting...
Langit mengambil ponselnya dengan malas lalu melihat notifikasi yang berada diatas layar ponselnya.
Ia terhenyak ketika melihat nama seseorang yang kini tertera dinotifikasi wa.
Kak Aviv
Bisa ketemu sekarang?Langit
Mau ngapain? Gue sibuk.Kak Aviv
Ada yg prlu diomongin.Langit
Ngomong disini aja.Kak Aviv
Kluar cepet. Gue dpn rmh lo nih.Read.
"Ck bego ngapain tau kesini suasana hati lagi ancur kek gini malah dateng!" gerutu Langit.
Setibanya di ambang pintu rumah,
Langit melihat Aviv yang masih duduk manis dijok motornya."Mau ngomong apa? Cepet gue sibuk." ketus Langit dibalik pagar tanpa minat untuk membukanya.
"Sini keluar," pinta Aviv dengan halus.
"Gak usah banyak bacot deh lo! Tinggal ngomong aja apa susahnya si!" bentak Langit sembari melipat tangan didada.
Aviv menggembuskan nafas pelan, "Gue cuma mau bilang sama lo, Jangan pernah buat Keysha sedih dengan kata kata lo lagi!" sarkas Aviv.
"Cuih jadi anak mami itu ngadu sama lo? Hhh gak guna!" timpal Langit.
"Jaga ucapan lo Lang, gue gak akan segan segan buat hidup lo menderita kalau lo sampai berani buat Keysha nangis lagi!" ucap Aviv mengintimidasi.
Langit terhenyak sesaat, sesak didadanya menyeruak hingga membuatnya tak dapat menahan air mata. "Lo gak perlu jauh jauh dateng kesini kalau cuma mau ngancem gue! Lagipula gue gak takut dengan ultimatum bodoh lo itu." Langit berbalik masuk kedalam rumahnya.
Sedangkan Aviv masih bergeming didepan pagar rumah Langit.
"Gue bingung sama perasaan gue sekarang Lang. Disatu sisi, gue sayang sama Keysha dan gak tega liat dia nangis sedenggukan gara-gara lo diemin. Tapi disisi lain, gue sakit hati ngeliat perubahan lo yang drastis gini, sorry Lang. Gue emang jahat."****
"Ah kenapa nyesek banget si," seru Langit sembari menyeka Air mata sialan yang tumpah tanpa permisi.
"Bunda ... Bunda kapan pulang sih? Langit udah gak kuat bun," lirih Langit tak lama matanya pun terpejam.
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum," tak ada jawaban apapun dari dalam.
"Lang? Ini tante, kamu ada didalam 'kan? Loh ini anak kemana sih? Jauh jauh Bundanya nyari uang, ini anak malah keluyuran mulu. " Gumam Indri -tante Langit.
Ceklek...
Indri membuka gagang pintu yang ternyata tak dikunci.
"Ya Allah, Langit ..." Indri terkejut kala melihat Langit yang pingsan dibawah meja makan.
"Langit kenapa nak?" tanya Indri khawatir. Ia pun mengangkat Langit dan meletakkannya disofa lalu menelpon dokter keluarganya.
*****
"Gimana keadaan Langit dok?" tanya Indri setelah dokter Imron memeriksa Langit.
"Entahlah saya belum bisa memastikan penyakit yang diderita Langit. Namun dari yang saya diagnosis Langit memiliki penyakit yang serius...
.... Untuk dapat mengetahuinya lebih baik ibu membawa Langit ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut." penuturan doker Imron itu membuat Indri lemas seketika.
"Saya tak dapat memberikan resep obat sementara dikarenakan penyakit Langit yang belum diketahui ini bu permisi." Lanjut dokter Imron, Indri hanya mengangguk.
"Ya Allah Lang yang sabar ya nak." Lirih indri.
***************"Loh kok tante disini?" tanya Langit saat sedang mengambil gelas didapur.
"Eh udah bangun Lang? Iya nih tante mau buatin sarapan untuk kamu. Kok kamu sudah rapih? Baru jam setengah enam?" Tanya Indri sekedar basa basi.
"Hehehe iya tan, Langit mau berangkat pagi aja biar gak kena macet." sahut Langit sekenanya.
"Yasudah ayo sarapan dulu." mereka berdua pun meninggalkan dapur dan menuju meja makan.
"Tan, Bunda kapan pulang dari singapure si? Kok urusan bisnis tokonya lama banget?" tanya Langit disela sela makannya.
"Iya Lang. Toko disana memang benar benar lagi maju pesat makanya Bunda-mu belum pulang." sahut Indri.
Langit hanya mengangguk sendu, ia ingin sekali bertemu Bunda-nya sebelum Ia pulang.
"Yaudah Tan aku pamit ya. Assalamualaikum." seru Langit.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya sayang." jawab Indri.
Happy Reading guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit (Completed)
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang kisah-kisah pasaran yang sering berlalu-lalang di wattpad. Kisahnya Langit, seorang remaja lugu nan cantik, namun jarang sekali mendapatkan kebahagiaan. Entah apa yang salah terhadap dirinya, ataupun garis kehidupanny...